Sabtu, 31 Mei 2025

Presiden Indonesia dan Presiden Papua Barat ULMWP, Kapan Buka Ruang DIALOG-Nya Atas Konflik Berkepanjangan Di Atas Tanah Papua?.

Kapan Buka Ruang Dialog Konflik Papua Barat?
Oleh. Yegema
Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua-Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas kaki -Diskusi dan Belajar Sejarah Papua sudah lewat dan sudah pahami orang Papua. Sejarah Indonesia telah Pahami oleh orang Indonesia hari ini. Tinggal Presiden Indonesia dan Presiden Papua ULMWP Harus Buka Ruang Dialog Atas Konflik Di Tanah Papua.

Belajar Mengenai Sejarah Papua Barat, Sudah Menjadi Darah Daging Orang Papua. Belajar sejarah Indonesia sudah pahami oleh Orang Indonesia, ya Tidak Perlu Belajar lagi tentang sejarah Indonesia dan Sejarah papua.

 Harus belajar orang Indonesia dan harus  belajar Orang papua adalah hanya satu "DIALOG". 

Jika tidak belajar  Dialog Perdamaian Diatas Tanah Papua maka pemusnahan telah menjadi warisan bagi Negara ini.

Mengapa Kita telah Mengetahui bahwa sejarah Papua adalah pemilik orang papua..? 
ya jawabanya sepele, " Karena Saya Orang Papua Maka Saya Tahu Sejarah Papua kata Anak SD". Namun Sepele tetapi mempersulitkan dan karena sepele makanya sulit untuk diungkapkan, berarti mari kita belajar dari pelajaran Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan dasar (SD) sebelum melanjutkan semua dari berbagai macam kejahatan di Bumi Papua Barat.
Jawaban-Jawaban dari pertanyaan Sejarah papua kita kulas balik pintu menuju Dialog dengan cara Damain dan bermartabat yang dimediasi oleh Pihak Ketiga.

Bermula dari Pengalam Anak SD.
Anak SD menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dalam bingkai Negara Republik Indonesia saya dapat tameng sebagai KKB, Monyet, Separatis, Makar, Teroris dan Trakhirnya Megawati Soekarno Putri pernah katakan disela-sela Rakernas PDIP bahwa ORANG PAPUA adalah KOPI Susu. Disitulah saya suda belajar sejarah Papua dari Dalam kandungan Ibu saya. (Kata seorang Siswa SD).

Ternyata perkataan Anak SD itu memang benar bahwa, Sejarah papua telah menjadi darah dagingnya anak itu, mulai dari proses kehamilannya dan iya dilahirkan di bumi telah mengetahui Sejarah papua mulai dari 1 Mei 1963 hingga 1 Desember 1969. Apa lagi perilaku militer Indonesia saat ini, Potong memotong, terjadi tembak dan menembak tanpa alasan. ya sudah hafal anak itu dan menjadi fakta-faktanya sebagai memperkuat apa yang iya belajar dari kandungan tersebut diatas. Setidaknya perkataan anak SD itu telah membuktikan dalam kehidupan sehari-hari saat ini.

Salah satu Contoh kecilnya adalah kegiatan Ulang tahun 1 Desember, Anak SD sudah memegang bendera Bintang kejora sambil berteriak Papua Merdeka. Contoh kecil yang Kedua adalah dengar Ujian Nasional Sekolah SD, SMP, dan SMA/ SMK selalu berteriak Papua Merdeka sambil kibarkan Bendera Bintang kejora sebagai ucapan bersyukur atas keberhasilan mereka, Bukan bersyukur kepada Tuhan. Ini Berarti Nalarnya sebagai manusia papua sudah mengarah kesana, mereka telah mengarah kepada bangsanya berarti sejarah 1 Desember 1961 dan 1 Mei 1969 sudah tahu dan sudah memahami sejarah Papua dari sejak lahir. 

Jika memang terjadi demikian maka sejarah papua masih kental dan masih ada tertanam akar manusia Papua di Rahim ibu-ibu Papua.

Sejarah 1 Mei dan sejarah 1 Desember dalam keluarga sudah tumbuh subur. Hal ini kita ketahui bersama bahwa Prinsip kemerdekaan bangsa Papua sudah berada dalam kandungannya seorang ibu Papua, sehingga anaknya yang dilahirkan pun dibentuk dalam kandungan tentang sejarah bangsa Papua.

Saat ini di Papua bukan soal pembangunan, Bukan soal pemekarang, Bukan soal pelebaran PT-PT diatas Tanah Papua tetapi, masalah Kemanusiaan di Papua harus tuntaskan terlebih dahulu sebelum melangkah berbagai macam kejahatan atau perdamaian diatas Tanah Papua. 

Konflik Kepanjangan diatas Tanah Papua Adalah Utusan Dari Presiden Indonesia dan Utusan Dari Presiden Papua  ULMWP.

Kapan Dialognya....?

Utusan dari  Presiden dan Intelijen negara Indonesia Adalah Militer Indonesia Organik maupun Non Organik yang ada di atas Tanah Papua yang  masih sedang operasi waktu ke waktu dan detik demi detik saat ini. Presiden Indonesia coba berpikir benar dan berwibawa, INI MASALAH Kejahatan Kemanusiaan di Indonesia.

Utusan Dari  6 Gubernur dan wakil-Wakil rakyat Papua yang ada di wilayah Papua dan termasuk ULMWP Adalah TPNPB/ OPM saat ini Operasi waktu demi waktu dan detik demi detik. Pemimpin pemerintahan dan presiden ULMWP coba berpikir baik INI MASALAH Kejahatan Kemanusiaan di Wilayah Papua Barat.

Dengan Demikian Maka: Ada dua Tugas
Yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh Presiden Indonesia dan 6 Gubernur di Tanah papua termasuk Presiden papua ULMWP adalah :
1. Tugas dari Akar rumput bangsa papua menunggu dan menanti jawaban, bahwa Bagimana Buka dialog yang dimediasi oleh pihak ketiga?.
2. Tugas dari Masyarakat seluruh Tanah papua menyeruhkan bahawa Kapan Buka Ruang Dialog Dari Presiden Indonesia bersama 6 Gubernur di Tanah Papua termasuk Wakil-Wakil Rakyat yang ada di Tanah papua dan Presiden ULMWP, baik itu dari dalam maupun diluar Negri...?

Pos. Admin 







Rabu, 28 Mei 2025

Distrik Gome Utara, Kabupaten Puncak Terus Mengungsi Dari 21 Mei

Tetesan Air Mata Ibubda-Kota Tua PUNCAK- Melangkah Tanpa Alas Kaki - ILAGA KNPB News , Masyarakat sipil dari Kampung Tegelobak, Distrik Gome Utara, Kabupaten Puncak terus mengungsi dari kampung halamannya saat terjadi operasi militer dan konflik bersenjata antara pihak TPNPB dan Militer Pemerintah Indonesia sejak 21 Mei sampai 27 Mei 2025 dan masih terdengar bunyi tembakan hingga dini hari.

Dalam konflik tersebut penggunaan bom juga dilakukan oleh aparat militer Indonesia di Distrik Gome Utara di beberapa titik penyerangan dari udara dan darat.

Seluruh warga sipil dari Distrik Gome Utara sudah mulai kosongkan wilayah mereka dan memilih mengungsi ke Ilaga untuk mencari perlindungan akibat konflik bersenjata. Pekerja kemanusiaan independen melaporkan dari Kabupaten Puncak bahwa seorang pria lansia dalam keadaan sakit dipikul oleh seorang anaknya pada Selasa, 27 Mei 2025 berjalan puluhan kilo meter mencari perlindungan ke daerah perkotaan di Ilaga sambil membawa bendera merah putih untuk mengamankan diri mereka dari ancaman militer Indonesia.

Pos. Admin  KNPB News Puncak 

Minggu, 25 Mei 2025

YUWO PERAYAAN PESTA BUDAYA (Suatu Nilai Teologi Inklusif Dalam Budaya Orang Mee)


Penulis : Pdt. Dr. Albert Keiya M. Mis, M. Th
KATA PENGANTAR
(Dr. Noakh Nawipa, ED, D) 

Studi tentang Injil dan Kebudayaan merupakan suatu keharuan bagi petugas gereja, lembaga Pendidikan dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk memahami dan mempejarai secara kritis, serius dan mendalam. Mempelajari sekaligus meneliti tema-tema tentang budaya akan membantu untuk menghubungkan nilai-nilai Injil dalam suku bangsa itu sehingga Injil yang diwartakan tidak berbau asing didaerahnya.

Alkitab harus dipelajari secara mendalam (jangan hanya kutip ayat-ayat yang menyenangkan untuk mendukung argumentasi kita tanpa melihat konteksnya). Artinya teks Alkitab dipelajari secara kritis dan serius. Dan dalam waktu yang sama thema-thema budaya digali demi kelestarian budaya itu sendiri dan demi akomodasikan nilai-nilai budaya dengan Injil. Hasilnya Injil dan budaya-budaya tidak bermusuhan tapi mereka dikawinkan dalam suatu teologi yang diterima sebagai teologi kontekstual.

Cara terbaik untuk menghindari ketegangan antara Injil dan budaya pemberita Injil dengan-budaya sasaran Injil adalah dengan cara mempelajari Injil seutuhnya dan juga menggali nilai-nilai budaya kita secara transparan. Semua pihak bersedia berdialog sehingga jangan ada yang mendominasi antara semua pihak yakni antara budaya pemberita Injil dan budaya penerima Injil. Dengan begitu Injil diklarifikasi sebagai berita universal untuk manusia dalam setiap kebudayaan.

Kebudayaan itu sendiri sangat berbeda antara satu suku dengan suku lainnya walaupun ada juga persamaannya. Karena itu kebudayaan suku yang dominan akan tergoda memaksakan budaya lain untuk menyetujui pandangan budayanya. Itulah godaan yang harus dihindari. Injil yang anda mengerti dalam budaya anda tidak sama dengan Injil yang akan dimengerti dalam budaya lain. Karena itu pembawa Injil dalam budaya yang lain tidak boleh membenarkan diri untuk tidak mau mempelajari budaya orang lain. Hal ini akan menghindari ketegangan tadi antara Injil yang dimengerti oleh pembawa berita injil dengan budaya penerima Injil.

Yuwo adalah salah satu kegiatan dalam budaya suku Me yang terancam punah akibat didominasi oleh pengaruh budaya baru yakni budaya pembawa Injil. Studi tentang thema budaya ini belum pernah digali oleh para sarjana teologi dan para missionaris walaupun para antropolog Belanda mungkin memiliki data pengamatan tentang thema budaya suka Mee di Kabupaten Paniai yang disebut oleh penulis buku ini dengan judul Yawo: Perayaan Pesta Budaya"

Dokumentasi tentang tema budaya "Yuwo" dirintis oleh Pdt. Dr. Albert Keiva M. Mis, M. Th. dalam buku ini. Karena itu buku yang direkomendasikan untuk dijadikan bahan diskusi antara semua pihak Semua orang Mee diberi kesempatan untuk memahami dunia orang Mee melalui "Yuwo" sebagai jendela budaya suku Mee secara menyeluruh. Menulis judul buku seperti ini akan memberi kesan kepada kita untuk tidak melupakan budaya positif yang hampir punah dari muka bumi Meuwo. Buku ini patut dibaca oleh generasi millennium dewasa ini.

BAB PERTAMA dari buku ini membahas sekitar pemahaman perayaan pesta adat Yuwo dalam konteks budava suku Mee khususnya tentang motivasi perayaan pesta adat yuwo, maksud dan tujuannya lalu refleksi Alkitab terkait perayaan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. BAB KEDUA menguraikan tentang Perayaan pesta adat itu dalam Masyarakat Me. Lahimya Yuwo, koordinasi dalam organisasi sosial masyarakat, Pembangunan rumah adat, Komposisi penyelenggaraan pesta adat, penetapan jadwal pesta babi, jenis-jenis rumah dalam pesta adat seperti emawa, kewita, Kelompok2 kerja dan lain-lain.

Kemudian BAB KETIGA berupaya menjelaskan Pesta Akbar sebagai sarana promosi perdagangan hasil pemeliharaan ternak babi. BAB EMPAT tentang upaya-upaya mendapatkan mege (kulitbia). BAB KELIMA membahas tentang lagu-lagu dalam bahasa daerah lalu BAB KEENAM adalah agen-agen dominan yang diduga meniadakan perayaan pesta adat. BAB KETUJUH tentang makna perayaan pesta adat lalu bab ke delapam adalah upaya atau strategi merubah ratapan warga gereja di Tanah Papua.

Dari hasil dokumentasi ini para pembaca akan menemukan multidimensi hidup dan karya orang Mee yang berhubungan dengan topik-topik menarik melalui pesta adat ini. Pesta adat ini telah memberikan kepada pembaca tentang agama suku orang Mee, lagu-lagu suku Mee yang hampir punah, ekonomi suku Mee, Aksi sosial dan kekerabatan / politik suku Mee, nilai dan hukum adat suku Me, dan nilai sosialisasi nilai hidup melalui Yuwo. Banyak aspek yang dapat dipelajari dalam perayaan Yuwo ini bagi kehidupan manusia Mee.

Perayaan Yuwo merupakan kegiatan budaya suku Mee yang sering dijadikan sebagai wadah sosialisasi dari berbagai aspek budaya yang ada dalam kehidupan orang Mee. Perayaan ini sangat penting untuk mewariskan nilai-nilai budaya komunal maupun individual dan memiliki pengaruh positif yang berarti dalam kehidupan orang Mee. Anak yang adat pesta dibesarkan dalam kelompok budaya ini akan belajar arti hidup dan kerja yang diwariskan dari generasi ke generasi melalui perayaan adat pesta babi. 

Perayaan Yuwo pada umumnya merupakan wadah sosialisasi nilai-nilai budaya orang Mee. Dengan Yuwo, ini, pendidikan untuk musik dan lagu orang Me hampir punah, budaya kerja sudah tiada dan tatanan hukum adat menjadi longgar, ekonomi kerakyatan tak menentu lagi. Yuwo dipercayai sebagai wadah sosialisasi seluruh aspek hidup orang Mee pada masa lalu untuk mewariskan nilai-nilai budaya Me dalam masyarakat Mee di Paniai pada masa lalu.

Kota-Kota Kabupaten di Meuwo kini sudah berkembang budaya asing yang membuat warganya menambah beban kepada keluarga, suku dan masyarakat umum. Banyak orang muda tak menentu hidupnya. Permainan modern seperti dadu, togel dan sejenisnya dijadikan sebagai mata pencahariannya. Apakah ini diakibatkan oleh kurangnya kegiatan budaya seperti pesta adat yang dikenal dengan "Yuwo" ini ?

Semoga sosialisasi nilai budaya orang Mee melalui Yuwo atau wadah sejenisnya dalam terang Injil diusahakan demi keselamatan budaya orang Mee yang hampir punah di mata kita.

~~~~~~~Pos. Admin

Sabtu, 24 Mei 2025

Mengenai aksi Mahasiswa/I Uncen, Rektor Universitas Cenderawasih, Oscar Oswald Wambrauw angkat bicara.

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tu Jayapura -Melangkah Tanpa Alas Kaki-JAYAPURA -Mengenai aksi tersebut Rektor Universitas Cenderawasih, Oscar Oswald Wambrauw angkat bicara soal kenaikan, iya menegaskan, biaya UKT tetap dan tidak mengalami kenaikan sejak perubahan status universitas hingga saat ini, mengenai kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Cenderawasih (Uncen) mendapatkan penolakan keras dari mahasiswa pada Kamis, (24/5/2025) 

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam 'Keluarga Besar Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Cenderawasih' gelar aksi unjuk rasa di depan gapura kampus yang berujung ricuh adalah hal tidak seharusnya dilakukan, katanya.

Lanjut Oscar, biaya UKT tetap dan tidak mengalami kenaikan sejak perubahan status universitas menjadi Badan Layanan Umum (BLU) pada 2023 lalu.

Besaran UKT di Uncen ditentukan berdasarkan sistem kelompok, dari kelompok 1 hingga 10 atau berdasarkan tingkat kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa dan tidak berubah sejak mahasiswa pertama kali masuk kuliah hingga mahasiswa menyelesaikan studinya, lanjut juga.

“Tidak ada kenaikan UKT di setiap semester, karena sistem yang diterapkan sudah jelas sejak awal mahasiswa mendaftar. Dimana besaran UKT bagi setiap mahasiswa berdasarkan tingkat kemampuan orangtua,” kata Oscar dalam press rilis Sabtu (24/5/2025).

Lebih lanjut ia juga menegaskan bahwa Universitas Cenderawasih memiliki kebijakan afirmasi bagi mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) sehingga besaran UKT disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga masing-masing, tuturnya.

Menanggapi isu yang beredar, Oscar menegaskan bahwa klaim mahasiswa terkait kenaikan UKT hingga Rp 8 juta adalah informasi yang tidak benar atau berita hoax kata rektor.

jika mendapatkan informasi bahwa terjdi kenikan “Ini adalah pembohongan publik. Kami tidak pernah menetapkan kenaikan UKT seperti yang dituduhkan,” ujarnya.

Terkait aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan pihak universitas masih melakukan identifikasi terhadap mahasiswa yang terlibat dalam tindakan anarkis.

Jika sudah terungkap, maka mahasiswa yang terbukti melakukan aksi anarkis akan dikenakan sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku tambahnya.

Untuk diketahui Pernyataan tersebut disampaikan Oscar kepada wartawan setelah adanya demonstrasi mahasiswa Uncen yang memprotes kenaikan UKT pada Kamis 24/05/2025.

Pos. Admin

Rabu, 21 Mei 2025

KOMITE KHUSUS PBB BERTEMU DI TIMOR LESTE, MENJELANG C24 PADA BULAN JUNI DI NEW YORK

Senin, 19 Mei 2025 - 07:33 UTC
Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Dili Melangkah Tapa Alas Kaki- Dilli-Duta Besar Menissa Rambally dari Saint Lucia akan memimpin seminar, memandu diskusi dan memastikan bahwa tujuan tercapai.

Panitia Khusus Dekolonisasi akan menyelenggarakan Seminar Regional Pasifik di Dili, Timor-Leste, dari tanggal 21 hingga 23 Mei 2025. Acara ini merupakan bagian dari Dekade Internasional Keempat untuk Pemberantasan Kolonialisme, yang berlangsung dari tahun 2021 hingga 2030.

Seminar ini akan berfokus pada tema “Jalan menuju masa depan yang berkelanjutan — memajukan pembangunan sosial ekonomi dan budaya di Wilayah Non-Pemerintahan Sendiri.” Hasil seminar ini akan ditinjau selama sesi substantif Panitia Khusus pada bulan Juni, di mana rekomendasi akan diteruskan ke Majelis Umum.

Seminar Regional Pasifik diselenggarakan oleh Panitia Khusus tentang Situasi terkait Implementasi Deklarasi tentang Pemberian Kemerdekaan kepada Negara-negara dan Bangsa-bangsa Kolonial, yang umumnya disebut sebagai Panitia Khusus 24 atau “C-24.” Pertemuan ini bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Wilayah Non-Pemerintahan Sendiri dan untuk mendorong pembangunan mereka. Peserta akan mencakup perwakilan dari berbagai kawasan, Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Negara-negara yang mengelola, masyarakat sipil, dan para ahli di bidang tersebut. Seminar ini akan menyediakan platform untuk dialog dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan guna mengeksplorasi jalur pembangunan berkelanjutan.

Duta Besar Menissa Rambally dari Saint Lucia akan memimpin seminar, memandu diskusi, dan memastikan bahwa tujuan tercapai. Seminar ini akan mengundang berbagai kelompok peserta, termasuk anggota Komite Khusus, perwakilan dari Negara-negara yang mengelola, dan para ahli dari berbagai bidang. Pendekatan inklusif ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai isu yang ada dan untuk mengembangkan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti guna memajukan pembangunan sosial ekonomi dan budaya di Wilayah yang Tidak Berpemerintahan Sendiri.

Setelah seminar, Komite Khusus akan mengevaluasi kesimpulan dan rekomendasi selama sesi substantif yang dijadwalkan pada tanggal 9 hingga 20 Juni. Temuan-temuan ini kemudian akan disampaikan kepada Majelis Umum untuk pertimbangan lebih lanjut. Sebagai persiapan untuk seminar, makalah kerja Sekretariat tahunan tentang setiap Wilayah yang Tidak Berpemerintahan Sendiri akan tersedia di situs web Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dekolonisasi, yang menyediakan informasi latar belakang dan konteks penting bagi para peserta. Dokumentasi yang sedang berlangsung ini mendukung misi komite untuk memberantas kolonialisme dan mempromosikan pemerintahan sendiri untuk semua wilayah yang terlibat.

https://en.mercopress.com/2025/05/19/un-special-committee-meets-in-timor-ahead-of-the-c24-in-june-in-new-york

Pos. admin

PENCARI EMAS ILEGAL DI KABUPATEN ARFAK PAPUA BARAT 19 ORANG TEWAS TERBAWA LONGSOR

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Arfak -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Arfak Pencari Emas  Ilegal 19 Orang tewas, Setelah hujan deras yang mengguyur sejak pukul 13.00 hingga 20.00 WIT pada Jumat, (16/5) banjir bandang melanda Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat. 

Luapan air dari daerah hulu menghantam kawasan tempat tinggal sementara para pencari emas tradisional sekitar pukul 21.00 WIT, menghanyutkan tenda dan perlengkapan mereka.

Akibatnya, satu orang warga atas nama Harun Meidodga (Laki-laki, 22 tahun) ditemukan meninggal dunia. Sementara itu, terdapat 19 orang lainnya yang hingga kini masih dinyatakan hilang dan sedang dalam proses pencarian intensif oleh tim gabungan. 

19 Orang yang masih mencari masing-masing Nama adalah:
1. Pit Takaliumang (L/19 tahun),
2. George Takaliumang (L/55 tahun),
3. Yoce Takaliumang (L/40 tahun),
4. Billi Takaliumang (L/50 tahun),
5. Andre Mandage (L/20 tahun),
6. Fence Mandage (L/41 tahun),
7. Jhon (L/sekitar 40 tahun),
8. Jun (L/sekitar 25 tahun),
9. Olden Mote (L/sekitar 25 tahun),
10. Reki Mote (L/sekitar 35 tahun),
11. Jufri Sarenosa (L/sekitar 35 tahun),
12. Melkianus Mandacan (L/30 tahun),
13. Robertus Edison Nurak (L/sekitar 30 tahun),
14. Oktovianus Petrus Alwandi (L/23 tahun),
15. Laurensius Danilson (L/23 tahun),
16. Yan Leo (L/26 tahun),
17. Eleven Primus Elianus (L/29 tahun),
18. Epen (L/sekitar 20 tahun), dan
19. Erik (L/sekitar 25 tahun).

Selain itu, terdapat pula empat orang yang mengalami luka-luka, yakni:
1. Fretswan Unas (L/33 tahun),
2. Juandi Takaliumang (L/22 tahun),
3. Yeskiel Takaliumang (L/34 tahun), dan
4. Karunyak Takaliumang (L/44 tahun). 

Korban luka-luka mendapatkan penanganan awal oleh masyarakat setempat sembari menunggu bantuan lebih lanjut dari tim kesehatan di lapangan. Meskipun demikian, hingga saat ini tidak ditemukan adanya kerusakan fisik maupun kerugian materil yang signifikan. Selain itu, tidak ada warga yang mengungsi akibat peristiwa ini.

Menanggapi kejadian ini, BPBD Kabupaten Pegunungan Arfak segera melakukan pendataan secara menyeluruh terkait korban dan dampak bencana. Selain itu, BPBD Kabupaten Pegunungan Arfak terus berkoordinasi intensif dengan BPBD Provinsi Papua Barat serta berbagai pihak terkait lainnya untuk mempercepat proses pencarian korban dan memastikan penanganan yang efektif di lapangan.

Perkembangan terkini, proses pencarian terhadap 19 korban yang masih hilang terus dilakukan secara intensif oleh tim gabungan di lapangan. 

Upaya pencarian masih berlangsung meskipun menghadapi kendala minimnya jaringan komunikasi di lokasi terdampak yang menyebabkan kesulitan dalam pelaporan situasi dan koordinasi langsung di lapangan.

Sebagai bentuk pencegahan terhadap kejadian serupa, BNPB menghimbau masyarakat di wilayah rawan bencana, khususnya area lereng dan aktivitas tambang tradisional, untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan.
 
Segera menjauh dari lokasi berisiko saat hujan deras dan laporkan potensi bahaya kepada aparat setempat. Keselamatan jiwa adalah prioritas utama.

Pos. Admin

Selasa, 20 Mei 2025

TIMOR LESTE JADI TUAN RUMAH SEMINAR REGIONAL PBB TENTANG DEKOLONISASI

Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua Timor Leste DILI, Melngkah Tanpa Alas Kaki- DILI 20 Mei 2025 (TATOLI) - Presiden Republik, José Ramos Horta mengumumkan bahwa Timor-Leste akan menjadi tuan rumah Seminar Regional Pasifik tentang Dekolonisasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Timor-Leste bekerja sama dengan Komite Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Dekolonisasi (C24). Acara penting ini akan berlangsung di Dili dari 21 hingga 23 Mei 2025.

Presiden Horta menyampaikan bahwa seminar ini merupakan kehormatan besar bagi negara yang pernah mengalami kolonialisme dan kini berdiri teguh dalam komitmen konstitusionalnya terhadap prinsip penentuan nasib sendiri dan penghapusan kolonialisme.

Acara ini akan dihadiri oleh lebih dari 100 diplomat yang diakreditasi di Markas Besar PBB di New York dan perwakilan dari berbagai negara kawasan Pasifik.

Pertemuan ini berlangsung pada momen yang sangat simbolis. Kami tidak hanya mengenang restorasi kemerdekaan kami 23 tahun lalu, tetapi juga menegaskan kembali solidaritas kami dengan masyarakat di wilayah yang belum merdeka di seluruh dunia," ungkap Horta di Istana Kepresidenan Nicolau Lobato, Dili, dalam Pidatonya pada peringatan HUT Restorasi Kemerdekaan ke-23, selasa ini.

Seminar ini merupakan bagian dari peringatan Dekade Internasional Keempat untuk Penghapusan Kolonialisme (2021-2030) yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB.

Seminar ini bertujuan untuk menghimpun pandangan dari para pemangku kepentingan, termasuk wilayah yang belum merdeka, negara anggota, masyarakat sipil, dan para ahli guna merumuskan kebijakan dan langkah praktis dalam proses dekolonisasi global.

Dengan tema "Jalur Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Mendorong Pembangunan Sosial, Ekonomi, dan Budaya di Wilayah yang Belum Merdeka", seminar ini mengangkat sejumlah agenda strategis.

Di antaranya adalah penguatan peran Komite Khusus dalam mendorong pembangunan wilayah, membangun masa depan berkelanjutan, serta memperkuat dukungan sistem PBB sesuai mandat resolusi-resolusi sebelumnya.

Seminar ini akan dipimpin oleh delegasi Komite Khusus dan dihadiri oleh Perwakilan negara anggota PBB, Pemerintah tuan rumah (Timor-Leste), Wilayah yang belum merdeka, Utusan Sekretaris Jenderal PBB, Badan-badan khusus PBB dan organisasi regional dan Para ahli terkait.

Presiden Horta menyatakan harapannya bahwa pertemuan ini akan meningkatkan momentum internasional menuju dunia yang sepenuhnya bebas dari kolonialisme, di mana semua bangsa memiliki hak penuh atas kebebasan, martabat, dan masa depan mereka sendiri.

Timor-Leste menyambut pertemuan ini dengan semangat solidaritas, tanggung jawab, dan harapan," pungkas Presiden Horta.

la mengajak semua pihak untuk terus memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan sejati bagi semua rakyat yang masih hidup dalam ketidakmerdekaan.

Reporter : Cidalia Fátima
Editor: Armandina Moniz

https://id.tatoli.tl/2025/05/20/besok-timor-leste-jadi-tuan-rumah-seminar-regional-pbb-tentang-dekolonisasi/

Pos. admin

Senin, 19 Mei 2025

TPNPB Secara Resmi Keluarkan Warning Kepada Warga Sipil Yang Ikut Direkrut Oleh TNI Di Nabire

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk -Melangkah Tanpa Alas Kaki -Siaran Pers Ke II Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Per Sabtu, 17 Mei 2025
Silahkan Ikuti Laporan Dibawah Ini.

Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB telah menerima laporan dari PIS TPNPB bahwa Marsel Asyerem yang berprofesi sebagai Ketua KPA Kabupaten Nabire telah bekerja sama dengan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap anak-anak muda di Nabire untuk bela negara dan bergantung dalam kompi cadangan pasukan militer pemerintah Indonesia dalam hal ini, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB secara resmi keluarkan Warning kepada semua peserta dan Ketua KPA Nabire untuk hentikan menggunakan tenaga sipil sebagai pasukan cadangan militer pemerintah Indonesia.

Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB secara resmi keluarkan Warning dan bukti-bukti foto untuk diketahui oleh semua pihak bahkan terlebih khususnya kepada pasukan TPNPB di wilayah adat Meepago untuk di tindaklanjuti dalam memantau pergerakan pasukan cadangan militer pemerintah Indonesia atau yang di sebut sebagai milisi.

Silahkan ikuti laporan detailnya:

Marsel Asyerem merekrut warga sipil, khususnya yang disebut "anak kuda," untuk dilatih oleh TNI di Nabire. 

Marsel lebih dikenal karena perannya sebagai Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Nabire dan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan kepemudaan serta program pemberdayaan masyarakat di Papua Tengah.

Sementara itu, TNI memang terlibat dalam beberapa program pelatihan di Nabire, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) Saka Wira Kartika tingkat Korem yang dilaksanakan pada Februari 2024. 

TNI melalui program pelatihan dasar kemiliteran bagi warga sipil muda, seperti Komponen Cadangan (Komcad), memberikan materi yang dirancang untuk membentuk karakter, disiplin, dan kesiapan bela negara. Program ini bertujuan untuk menyiapkan warga negara yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan, baik militer maupun non-militer.
ppid.kemhan.go.id

Materi Pelatihan yang Diberikan
Pembinaan Mental dan Ideologi
Pendidikan tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Pengenalan alutsista TNI dan sistem pertahanan semesta.
Pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan sejarah perjuangan bangsa.
medcom.id
Kementerian Pertahanan
Pelatihan Dasar Kemiliteran
Latihan baris-berbaris dan kedisiplinan.
Pengenalan teknik militer dasar.
Latihan fisik untuk meningkatkan ketahanan tubuh. medcom.id

korpritnial2012.blogspot.com
Pengembangan Karakter dan Kepemimpinan
Pembekalan tentang kepemimpinan dan tanggung jawab.
Pendidikan tentang nilai-nilai bela negara, seperti cinta tanah air, rela berkorban, dan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Penyuluhan tentang bahaya narkoba dan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Kementerian Pertahanan medcom.id

Kegiatan Praktis dan Outbond
Simulasi dan permainan kelompok untuk membangun kerja sama dan solidaritas.
Kegiatan lapangan untuk menguji ketahanan fisik dan mental.

Durasi dan Lokasi Pelatihan
Durasi pelatihan dasar kemiliteran Komcad biasanya berlangsung selama 3 bulan (600 jam pelajaran).
Pelatihan dilaksanakan di lembaga pendidikan TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara, serta fasilitas militer lainnya yang sesuai.
Setelah pelatihan, peserta diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kemampuan melalui pelatihan penyegaran secara bertahap dan berkelanjutan. ppid.kemhan.go.id

Program ini tidak hanya fokus pada aspek militer, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesadaran bela negara, yang diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan profesi masing-masing peserta.

Demikian Siaran Pers Ke II Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Per Sabtu,17 Mei 2025 oleh Sebby Sambom Jubir TPNPB OPM.

Dan terima kasih atas kerja sama yang baik.

Penanggungjawab Nasional Komando Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM. 

Jenderal Goliath Tabuni
Panglima Tinggi TPNPB-OPM 

Letnan Jenderal Melkisedek Awom
Wakil Panglima TPNPB-OPM 

Mayor Jenderal Terianus Satto
Kepala Staf Umum TPNPB-OPM

Mayor Jenderal Lekagak Telenggen
Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM


Pos. Admin

Situasi Krisis Kemanusiaan di Kabupaten Intan Jaya, Papua


Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Intan jaya -Melangkah Tanpa Alas Kaki-Lokasi: Lapangan Sepak Bola Yokatapa, Distrik Sugapa pada 19 Mei 2025, pukul 9:36 WIT
Kutipan dari Icwpncnews: Pada tanggal 19 Mei 2025, ratusan warga sipil dari berbagai kampung di Kabupaten Intan Jaya, Papua, terlihat berkumpul di Lapangan Sepak Bola Yokatapa, Distrik Sugapa. 

Mereka merupakan para pengungsi internal (IDPs – Internally Displaced Persons) yang terpaksa meninggalkan kampung halaman, rumah, dan kebun mereka akibat meningkatnya ketegangan dan tindakan kekerasan oleh aparat militer Indonesia di wilayah tersebut.

Warga yang mengungsi terdiri dari anak-anak, orang tua, perempuan, dan para tokoh agama yang sebelumnya berperan penting dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat. 
Mereka kini hidup dalam kondisi darurat, tanpa tempat tinggal tetap, kekurangan pangan, akses kesehatan, dan perlindungan yang memadai.

Latar Belakang: Selama beberapa tahun terakhir, konflik bersenjata antara aparat keamanan negara (TNI/Polri) dan kelompok bersenjata pro-kemerdekaan Papua terus berlangsung di wilayah Intan Jaya. Namun, dalam banyak kasus, warga sipil turut menjadi korban dari operasi militer, termasuk penangkapan sewenang-wenang, intimidasi, penyiksaan, pembakaran rumah, dan pendudukan fasilitas umum seperti gereja dan sekolah oleh aparat keamanan.

Dampak terhadap Masyarakat Sipil:
Pengungsian Massal: Ribuan warga dari kampung-kampung seperti Bilogai, Yokatapa, Hitadipa, dan sekitarnya terpaksa mengungsi ke kota distrik Sugapa atau ke wilayah pegunungan yang sulit dijangkau.

Kehilangan Tempat Tinggal: Banyak rumah warga yang ditinggalkan dalam kondisi kosong, sebagian bahkan dirusak atau dibakar.

Gangguan terhadap Kehidupan Keagamaan dan Pendidikan: Para pemuka agama melaporkan adanya gangguan terhadap aktivitas gereja dan kekerasan terhadap tokoh agama, yang memperparah penderitaan masyarakat.
 Trauma Psikologis: Anak-anak dan perempuan mengalami tekanan mental berat karena menyaksikan langsung kekerasan dan kehilangan orang-orang terdekat.

diabaikan Krisis Pangan dan Kesehatan: Karena pengungsian yang mendadak dan berkepanjangan, masyarakat mengalami kelangkaan bahan makanan dan minimnya layanan medis.

Permintaan dan Seruan Kemanusiaan: Masyarakat Intan Jaya menyerukan kepada:

Pemerintah Indonesia, untuk menghentikan operasi militer di wilayah pemukiman sipil dan menjamin keselamatan warga sipil.
Komnas HAM dan lembaga HAM internasional, untuk segera melakukan investigasi independen terhadap kekerasan yang terjadi.

Organisasi kemanusiaan, baik nasional maupun internasional, agar segera menyalurkan bantuan logistik, medis, dan perlindungan bagi para pengungsi.

Media nasional dan internasional, untuk menyoroti krisis ini agar dunia mengetahui penderitaan rakyat Papua yang sering diabaikan.


Pos. Admin

DPR Papua Tengah Paulus Mote, Mengatakan Atas Nama Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Provinsi Jangan Merusak Hutan yang Ada

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangka Tanpa Alas Kaki - DPR Papua Tengah Paulus Mote: Mengatakan bahwa, Jang...