Deiyai, Tetesan Air Mata Ibunda, Ketika Admin Media https://yaweimugu.blogspot.com/, menghubungi, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengakui pihaknya telah menembak seorang guru sekolah dasar (SD) bernama Oktavianus Rayo (43) di wilayah Boega, Kabupaten Puncak, Papua paa Kamis (8/4).Juru Bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan kelompoknya menembak mati guru tersebut lantaran mereka yakin korban adalah mata-mata TNI-Polri.
"Guru SD yang
ditembak mati di Boega itu adalah mata-mata TNI-Polri yang telah lama
diidentifikasi oleh PIS TPNPB. Oleh karena itu, tidak ragu-ragu ditembak oleh
pasukan TPNPB," kata Sebby Sambom melalui keterangan tertulis, Senin
(12/4).
Juru Bicara OPM, Sebby
Sambom mengatakan kelompoknya menembak mati guru tersebut lantaran mereka yakin
korban adalah mata-mata TNI-Polri.
"Guru SD yang
ditembak mati di Boega itu adalah mata-mata TNI-Polri yang telah lama
diidentifikasi oleh PIS TPNPB. Oleh karena itu, tidak ragu-ragu ditembak oleh
pasukan TPNPB," kata Sebby Sambom melalui keterangan tertulis, Senin
(12/4).
TPNPB,
yang sering dijuluki aparat sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB)
mengklaim telah berha Menurut dia, mereka kebanyakan menyamar sebagai tukang
bangunan, guru, mantri, petugas distrik, hingga beragam profesi lainnya. Sehingga,
KKB mengultimatum agar tak ada masyarakat yang menyamar sebagai mata-mata
kepolisian.
sil memetakan mata-mata kepolisian yang tersebar di sejumlah
wilayah Papua.
Menurut
Sebby, hal itu dilakukan untuk melacak keberadaan pasukan KKB yang masih
tersebar di sejumlah wilayah. "Sikap kami, jelas bahwa kami akan tembak
karena mereka adalah musuh kami," ujar dia.
Di sisi
lain, polisi sendiri mengklaim telah berhasil mengidentifkasi pelaku penembakan
tersebut. Saat ini, kata dia, pihaknya bakal melakukan pengejaran dan
penindakan. "Berdasarkan hasil penyelidikan yang intensif, pelaku
penembakan sudah terdentifikasi," kata Kasatgas Nemangkawi, Brigjen Roycke
Harry Langie dalam video telekonferensi bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Prabowo, Senin (12/4).
Alasan Klasik
Sementara itu Kepala
Humas Satgas Nemangkawi Komisaris Besar M Iqbal Alqudussy mengatakan tudingan
guru yang jadi korban penembakan adalah alasan klasik kelompok bersenjata di
Papua. "Buktinya apa Bapa Oktovianus dan Bapa Yonathan itu intel?
Itu semua hanya alasan klasik mereka untuk menggiring opini publik supaya
aksi teror mereka dimaklumi," kata Iqbal dalam keterangan
tertulisnya seperti dilansir dari Antara.
Menurut Iqbal,
membunuh, membakar, dan menembaki masyarakat sipil pendatang, kemudian
melakukan mempublikasikannya di sosial media sebagai kebanggaan, dan menyangkal
bahwa korban sipil tersebut merupakan masyarakat tidak bersalah. Hal tersebut
kini telah menjadi modus komunikasi Kelompok Separatis Bersenjata di Papua.
Iqbal juga
mengatakan merampok uang dilakukan kepada pendatang karena kini KKB tidak
kebagian dana Otonomi Khusus (Otsus) dari pemerintah daerah. Akibat larangan
tegas Kemendagri kepada kepala daerah yang menyalahgunakan dana Otsus Papua.
"Almarhum Bapa
Oktovianus dan Bapa Yonathan ini hanya guru yang tinggal di sini dengan niat
mulia mencerdaskan anak-anak Kabupaten Puncak, Papua. Siapapun yang berhati
nurani pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut," ujar Iqbal.
KKB juga diduga
membakar tiga sekolah yang terletak di wilayah tersebut usai insiden
penembakan. Pembakaran, diduga dilakukan oleh KKB pimpinan Nau Waker alias
Tidak Jadi.
Nau Waker sendiri
telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang diterbitkan oleh Polres
Mimika. Dia diduga terlibat dalam sejumlah kasus kejahatan yang di wilayah itu.
(Yeri/ain)
Komentar
Posting Komentar