saudara Fidel Catro, Raul Catro.
Deiyai,
Tetesan Air Mata Ibunda, Ketika
Admin Media https://yaweimugu.blogspot.com/, mengutip, CNN Indonesia Raul Castro resmi
menyampaikan pengunduran diri sebagai Ketua Partai Komunis Kuba pada Jumat
(16/4) dalam pidato pembukaan kongres kedelapan, menandai akhir era
kepemimpinan keluarga Castro di partai berkuasa tersebut. Castro mundur di usia
89 tahun.
Secara formal, era
Castro dimulai bersama saudaranya, Fidel Castro, saat revolusi 1959
berlangsung.
Castro mengatakan
bahwa tidak ada yang memaksanya untuk mundur. Dia memilih pensiun setelah
merasa misinya telah selesai dan yakin akan masa depan tanah airnya.
Tidak ada, tidak ada
yang memaksa saya untuk membuat keputusan ini."
"Selama saya
hidup, saya akan siap untuk menginjakkan kaki saya untuk mempertahankan tanah
air, revolusi dan sosialisme dengan kekuatan yang lebih besar dari
sebelumnya," kata Castro dalam pidato yang disiarkan di televisi
pemerintah, seperti dikutip AP.
Castro tidak
mengatakan sosok yang akan didukungnya sebagai pengganti di pucuk Partai
Komunis. Ia hanya mengindikasikan bahwa ia lebih senang untuk menyerahkan
kendali kepada Miguel Diaz-Canel yang menggantikannya sebagai presiden pada
2018 lalu.
Meski sudah berusia 60
tahun, Diaz-Canel disebut Castro sebagai contoh generasi loyalis yang bisa
mendorong pembukaan ekonomi tanpa menyentuh sistem satu partai Kuba.
Mundurnya Castro
menandakan perubahan untuk masyarakat Kuba, yaitu untuk kali pertama dalam
lebih dari enam dekade tidak ada seorang Castro yang yang secara resmi mengatur
segala urusan mereka.
Kebanyakan
dari rakyat Kuba telah memprediksikan perubahan tersebut.
Pasca-kemepimpinan
Casto, Kuba disebut akan menjalani masa transisi yang sulit dengan banyaknya
orang yang cemas tentang kehidupan mereka ke depan. Kondisi pandemi Covid-19,
reformasi keuangan, dan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintahan mantan
presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengguncang ekonomi Kuba, menyusut
sampai 11% pada tahun lalu sebagai akibat dari sektor pariwisata
terpuruk.
Antrean orang yang
kekurangan pangan seakan menghidupkan kembali masa-masa ketika Uni Soviet
runtuh pada awal 1990-an.
Castro sendiri
menggantikan peran sang kakak sebagai ketua Partai Komunis Kuba pada 2011,
sementara Fidel meninggal dunia pada 2016.
Castro sebenarnya
lebih sering menjadi tokoh kedua setelah Fidel baik di masa revolusi maupun
saat memimpin Kuba. Namun, selama satu dekade terakhir, Castro telah
menjadi wajah komunis Kuba dan pembangkangannya terhadap upaya AS
untuk mengubah sistem sosialisnya.
Tapi, Castro juga yang
mencapai kesepakatan dengan Presiden AS Barack Obama pada 2014.
Hasil kesepakatan itu
yang akhirnya membuat Amerika Serikat secara luas terbuka untuk Kuba untuk
pertama kali sejak 1960-an, sehingga terjadi lonjakan komunikasi dan kontak
antara warga AS-Kuba -- yang kemudian berbalik ketika Trump memimpin.
(Atmin/yeri).
Komentar
Posting Komentar