Langsung ke konten utama

PENGANIAYAAN TNI TERHADAP BOCAH DI PAPUA BELUM BERHAKIR

Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Keerom, Melangkah Tanpa alas Kaki, Dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum TNI kembali terjadi

Kali ini menimpa seorang bocah berusia 13 tahun bernama Rahmad Justus Paisei. Bocah  kelahiran Juli 2007 ini dilaporkan telah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oknum TNI di Pos TNI di Jl Maleo Arso II Kabupaten Keerom.

Jika dilihat dari foto–foto korban yang beredar dimedia sosial nampak kondisi korban cukup parah karena sekujur tubuh babak belur, penuh memar biru kehitaman dari kaki hingga wajah.
Korban sendiri kini berada di RS Aryoko dan telah dimasukkan ke ruang bedah. Dari sumber terpercaya Cenderawasih Pos menyebutkan bahwa kejadian tersebut berawal pada Kamis (27/10) pagi sekira pukul 05.00 WIT di depan  kediaman korban di Arso II dimana saat itu korban keluar rumah kemudian dijemput dan dibawa ke pos TNI.

Selang beberapa waktu kemudian sang ibu menyusul ke lokasi kejadian dan mendapati anaknya telah babak belur.
Disini sang ibu bernama Carolina Yoku kemudian membawa anaknya ke Puskesmas Arso Kota untuk diobati. Dari Puskesmas sang ibu disarankan untuk menghubungi Polsek Arso namun setelah ia dan korban sampai ke polsek ternyata tidak bisa dilayani dan disarankan untuk melapor ke Polres Keerom. Hanya sampai ke Polres Keerom juga sama karena pelaku diduga merupakan anggota TNI.

Sesampainya di rumah barulah saksi (sumber Cepos) menghubungi ibu korban dan mendengar semua cerita tersebut.

“Saya dapat info jika ada anak yang dianiaya oleh anggota dan saya hubungi orang tuanya ternyata benar. Awalnya anak ini dianiaya pagi kemudian kembali terjadi malam hari sekira pukul 22.00 WIT. Korban dituduh melakukan pencurian burung di rumah salah satu anggota TNI,” jelas sumber tersebut.

“Dipukul bagaimana itu saya tidak tahu tapi memang badan semua sudah merah dan biru. Menurut ibu korban dipukul menggunakan selang dan anak ini sekarang sulit untuk makan,” tambahnya.

Penganiayaan kedua terjadi sekira pukul 22.00 WIT dimana korban kembali dijemput ke pos dan dianiaya. Kedua orang tua korban sempat menyusul sang anak namun disini dikatakan bahwa ayah korban, Joni Meki Paisei sempat ditodong menggunakan senjata.

“Ibunya bilang takut karena pelakunya kopasus. Apalagi  suaminya sempat ditodong senjata. Jadi anak ini malam hari sempat kembali dijemput oleh pelaku ke pos kemudian dipukul lagi. Mamanya menghubungi saya jam 12 malam dan menangis lalu saya sarankan lapor ke Koramil Arso,” ceritanya.

Menurut informasi selain Rahmad Paisei, ada juga 2 korban lainnya yang juga dianiaya dan ditahan di pos tersebut. “Kami masih menunggu kabar dari dua anak lainnya,” imbuh sumber.

Sementara terkait kasus ini ketika dikonfirmasi di grup Whatsapp Kodam XVII Cenderawasih hingga berita ini ditulis tidak direspon namun Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjend TNI Muhammad Saleh Mustafa tak menampik kabar tersebut.

“Oke ade, sedang diproses oleh Pomdam dan Komnas HAM,” singkat Pangdam. Ditanya soal jumlah saksi atau pelaku yang diperika menurut pangdam semua masih dalam proses pemeriksaaan “Masih proses pemeriksaan oleh POM,” tutup Pangdam.

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokasi da

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Pilot Mark Mehrtens Membawa Ole-Ole Nilai kemanusian junjung tinggi di mata TPNPB-OPM maka dari awal penahanan sampai dibebaskan selama 19 bulan, salah satu kehormatan layak beri kepada EGIANUS dengan anak buahnya karena menjaga kehidupan kesehatan pada pilot philip mark mehrtens dengan sangat terjamin hingga pulang juga dengan keadaan sehat jasmani dan rohani sang pilot. Pada saat dibebaskan juga diberikan ole-ole Ayam Kampung kepada pilot ini sungguh sangat luar biasa kinerja pejuang PAPUA MERDEKA.  🍁🍁🍁 Versi Sendiri Hal hal baik terus bertumbuh dalam gengaman derita yang tak kunjung usai, sembari menunggu berhenti deras darah Manusia Papua Rekam realitanya lalu uraikan dalam bentuk karya versi sendiri.  AmoYatt 🍁🍁🍁 Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu juga rasa kecewa yang terpahat.   Sekali tersakiti, hat

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber H