Oleh: Mahesa Jenar
1/
Kau bertanya, "Apakah huruf, kata dan puisi bisa membuat kita abadi?"
Kau jawab sendiri dengan setengah berbisik, "Telah aku semayamkan kata-kataku dengan sekeping airmata, puisiku baru saja mati, hari ini.”
Tiba-tiba kau menjadi gema, yang sia-sia.
Sia-sia.
2/
Angin laut di beranda rumah kita, deras dan tergesa
ia melesat seperti butir peluru ditembakkan kata-kata
dari beranda ke beranda yang lebih jauh
dari pulau ke pulau yang lebih teduh.
Angin laut luruh di dalam kepala, deras dan tergesa
kita mengenang kertas-kertas puisi
dan temu dini hari, dari dekap ke dekap yang lebih dekat
dari sesap ke sesap yang lebih sesat.
Angin laut turun di mana-mana, deras dan tergesa
kita mengenang kisah suka yang tersisa
lalu semua habis dan binasa
tidakkah kita merasa ini akan sia-sia?
Post. Admind
Komentar
Posting Komentar