Tetesan Air Mata Ibunda, Kampung Tua Mapia, Melangkah Tampa Alas Kaki, Aku hidup di balik gunung yang menjulang tinggi.
Aku pemuda desa yang harum semerbak di desa itu. ratu mengerimis misi gulita membara dusun yang indah.
Di suatu sore aku duduk di bukit rindu mukogoko Langit memerah, melukiskan senja. keindahan yang hanya sebentar saja berlalu. Andai senja boleh diperpanjang, dunia menjadi tempat yang terindah bagi manusia.
berjalan ditengah ilalan dusun yang sepi ekagokunu sangat amboi! setiap gadis yang lewat hanya membisu namun kubuk tua hanya sebuah pelita yang menerangi kamar gelapku.
Sambil menikmati senja soreh di ambang hujang kerimis terpukul batin. langit sedikit berawan senja mulai berlalu hanya tinggal kesan.
Setiap soreh didusunku senja menyelimuti setiap gubuk penderitaan mulai memancing emosi setiap gadis akhirnya senja pergi Tampa sejak.
Post. Admind
Komentar
Posting Komentar