Oleh: Mahesa Jenar
Semburat curahnya menyilaukan mata
Dengan garis-garis yang kaku dan melebar
Seperti batang alang-alang perak yang berderak
Sesekali liukannya terhempas angin lantang
Membasah semua yang berdiang di emperan jalan
Dan senja bagai sebuah lampu lalu lintas yang redup dinyalakan
Ragu mengizinkan hujan melintas atau diam
Aku menatap hujan, selama sepuluh detik penuh
Memberi waktu pada otakku untuk memutuskan;
Terus berjalan atau tenang berdiang
Post. Admind
Komentar
Posting Komentar