Langsung ke konten utama

Jokowi penjahat kemanusian di Papua! Bebaskan Victor Yeimo, dan 19 tahanan politik di Papua

Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Holandia, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Petisi Rakyat Papua (Papuan's Petititon) dengan tegas menolak kekerasan negara di Papua. 

Kekerasan negara  dengan menangkap aktivis pro demokrasi, salah satunya Jubir Internasional PRP dan Kominte Nasional Papua Barat yaitu Victor Yeimo, serta aktivis lainnya yang berjuang bersama untuk mewujudkan demorkasi di Papua. 

Penangkapan Victor, Melky, Kamus, Greyson, Abraham, Salmon, Yohan, Alex, Adolf, Yance, Isaskar, Hilkia, Ruth, Karolina, Erfin, Oto, Wahyudin, Karolina, Nataniel, dan Soni bersamaan dengan pengesahan pengesahaan Undang-Undang Otonomi Khusus Jilid II. 

Gerson dan Kamus adalah aktivis mahasiswa yang terlibat dalam aksi masa menolak KTT G-20 di Jayapura (November, 2022). Negara secara kongkrit merampas ruang demokrasi rakyat, dan kebebasan berpendapat di ruang umum, serta hak pendidikan bagi keduanya. 

Yanwaris Sewa adalah Warga sipil yang dituduh sebagai anggota Tentara Nasional Papua Barat (2021).

Abraham Fatem, Salmon Neuseni, Yohan Janoma, Alex Bless, Adolf Nauw, Yence Kambuaya, Isaskar Isir, Hilkia Isir, Ruth Isir, Karolina Suparto, Erfin Mefana, Oto Geisler, Wahyidin Sisauta Daud Isoga, Nataniel Suprato dan Sonu Rumkeny merupakan korban salah tangkap militer Indonesia terhadap masyarakat sipil karena tidak mampu menghadapi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat di Maybrat, Sorong. 

Tindakan tidak koperatif dan negara menunjukkan watak anti demokrasi, dan tidak koperatif dalam memperlakukan rakyat Sipil. 

Victor Yeimo ditangkap atas tuduhan aktor kerusuhan di Papua (2019). Victor ditangkap pada 2021 di Jayapura. Dalam proses pemeriksaan dan persidangan Victor dikaitkan dengan identitasnya sebagai aktivis organisasi politik. 

Kasus-kasus penangkapan dan dituduh melakukan tindakan pidana, menunjukan bahwa negara memiliki kepentingan politis untuk membungkam demokrasi di Papua. 
PRP sebagai front persatuan rakyat yang eksis menolak kebijakan Otonomi khusus dan mendukung Penentuan Nasib Sendiri bagi Rakyat Papua, memanggil Solidaritas Internasional untuk terlibat dalam memberikan tekanan politik kepada Joko Widodo, selaku pemerintah Indonesia untuk membebaskan tahanan politik di Papua. 

Konflik Papua dan Indonesia merupakan konflik perampasan sumber daya alam, yang berujung pada pembungkaman ruang demokrasi. 

Jokowi seharusnya tidak menggunakan menangkap aktivis pro demokrasi untuk menyelesaikan konflik di Papua. 
Pendekatan humanis adalah bebaskan tahanan politik lalu buka ruang demokrasi bagi rakyat Papua.

PRP adalah demokratik front di Papua, terdiri dari 112 Organisasi dan individu yang menolak kebijakan Otonomi Khusus Jilid II dan Mendukung penetuan Nasib sendiri.

Jubir Nasional PRP 

Jefry Wenda

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokasi da

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Pilot Mark Mehrtens Membawa Ole-Ole Nilai kemanusian junjung tinggi di mata TPNPB-OPM maka dari awal penahanan sampai dibebaskan selama 19 bulan, salah satu kehormatan layak beri kepada EGIANUS dengan anak buahnya karena menjaga kehidupan kesehatan pada pilot philip mark mehrtens dengan sangat terjamin hingga pulang juga dengan keadaan sehat jasmani dan rohani sang pilot. Pada saat dibebaskan juga diberikan ole-ole Ayam Kampung kepada pilot ini sungguh sangat luar biasa kinerja pejuang PAPUA MERDEKA.  🍁🍁🍁 Versi Sendiri Hal hal baik terus bertumbuh dalam gengaman derita yang tak kunjung usai, sembari menunggu berhenti deras darah Manusia Papua Rekam realitanya lalu uraikan dalam bentuk karya versi sendiri.  AmoYatt 🍁🍁🍁 Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu juga rasa kecewa yang terpahat.   Sekali tersakiti, hat

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber H