Langsung ke konten utama

Generasi Muda Papua Harus Bangkit Lawan

Artikel.
Oleh. Brewok Progresif 
Dasar pemikiran apa yang menjadi Papua sedang baik-baik di pandangan anda muda. Mindset yang statis tidak akan ada logika dan dialektika yang dinamis dan komprehensif. Serba akan hilang bersama waktu, waktu berjalan begitu saja tanpa pamrih.

Entah, apa dan mengapa hanya alam dan pemilik langit dan bumi yang mampu mengetahui. Kami pemilik tanah air yang sedang ikut rute kiri pun tahu bahwa dengan hegemoni kolonialisme dan kapitalisme anak muda Papua meninabobokan. Mereka (anak muda Papua) tidak tahu bahwa jiwa sedang mati, sekalipun masih bergelora di tanah air West Papua.

Anak muda Papua yang abaikan retorika dan gejolak terhadap manusia dan alam Papua. Mereka-mereka itu, hanya menanti mimpi seakan hidup akan abadi. Tidak tahu, kalau bangsanya sedang menuju jurang pemisah dan maut. Hegemoni itu, mampu menutupi telinga dan mata namun semakin tuli dan buta tentang kebenaran.

Anak muda Papua yang nalarnya dibunuh dengan hegemoni menafsirkan bahwa kita (orang Papua) dua, tiga atau lebih dari itu. Padahal, kita satu dan nasib hidup pun sederajat. Kolonial Indonesia pandang pun sama bahkan kita disebut Monyet, Kera, Gorila, Kete dan binatang lainnya. 

Hukum Indonesia mengandung rasisme, tidak ada keberpihakan kepada orang Papua. Hukum Indonesia menjamin bagi para penguasa (feodalis dan investor). Kritik kepada negara dilarang dan dilegitimasi bahwa sedang melawan negara. Para aktivis kemanusiaan dan keadilan tidak berikan ruang kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan berekspresi. 

Para aktivis kemanusiaan dan keadilan bahkan aktivis Papua merdeka terus mengalami diskriminasi dan kriminalisasi. Para aktivis yang mengalami kriminalisasi seperti Victor Yeimo, Haris Azhar,. Fatia Maulidiyanti dan kawan-kawan lainnya.

Ruang demokrasi dibungkam melulu tanpa pandang pada UUD 45 tentang kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikeadilan dan kemanusiaan. Dan dalam kelima sila, sila pertama tercantum bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Semua tidak diindahkan, hanya coretan hitam di atas kertas putih. 

Negara Indonesia sudah tidak mampu melindungi dan menjamin eksistensi kemanusiaan. Negara kolonial Indonesia yang ada di tiadakan, yang tiada mengada-ada. Terus kongkalikong antara ruang dan waktu yang berjalan ini. Patriotisme dan nasionalisme digadaikan pada penguasa demi investasi dan eksploitasi.

Orang Papua diinjak-injak dan sumber daya alam Papua junjung tinggi oleh negara kolonial Indonesia. Hukum dan demokrasi slogan belaka untuk mengelabuhi dan menutup malapetaka terhadap orang Papua. Slogan belaka mampu menutupi dan mengelabuhi kedok-kedok daripada pandangan kancah internasional. 

PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai pihak netral mampu dikongkalikongkan oleh kapitalisme dan imperialisme. PBB seakan lupa diri dengan tindakan yang tidak kontrol dan keterbukaan. Misi daripada PBB dikapitalisasi namun kemanusiaan dan hak politik daripada bangsa-bangsa jajahan diabaikan.

Anak muda Papua harus sadar dan berakal sehat dengan dampak buruk daripada produk jahat Jakarta. Program Jakarta untuk Papua sepintas mirip seperti gula-gula untuk menyuap anak kecil. Menutupi dan membunuh jiwa-jiwa yang terpatri dalam perlawanan dan untuk menyatakan kebenaran.

Bangsa Papua harus lepas dari bingkai kolonial Indonesia, negara Indonesia tidak pedulikan kemanusiaan bagi orang Papua. Penindasan bukan warisan leluhur bangsa, tetapi kepentingan kekuasaan dan investasi oleh kapitalisme. 

Acuh tak acuh, generasi muda bangsa Papua bangkit melawan kapitalisme dan kolonialisme Indonesia. Lawan kolonialisme dan kapitalisme di tanah air West Papua, sebab sejarah membuktikan bahwa ilegal. Namun, memperpanjang penindasan terhadap bangsa Papua yang tiada henti dan akhiri.

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokasi da

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Pilot Mark Mehrtens Membawa Ole-Ole Nilai kemanusian junjung tinggi di mata TPNPB-OPM maka dari awal penahanan sampai dibebaskan selama 19 bulan, salah satu kehormatan layak beri kepada EGIANUS dengan anak buahnya karena menjaga kehidupan kesehatan pada pilot philip mark mehrtens dengan sangat terjamin hingga pulang juga dengan keadaan sehat jasmani dan rohani sang pilot. Pada saat dibebaskan juga diberikan ole-ole Ayam Kampung kepada pilot ini sungguh sangat luar biasa kinerja pejuang PAPUA MERDEKA.  🍁🍁🍁 Versi Sendiri Hal hal baik terus bertumbuh dalam gengaman derita yang tak kunjung usai, sembari menunggu berhenti deras darah Manusia Papua Rekam realitanya lalu uraikan dalam bentuk karya versi sendiri.  AmoYatt 🍁🍁🍁 Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu juga rasa kecewa yang terpahat.   Sekali tersakiti, hat

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber H