Artikel . Gemuruh
Melangkah Tanpa Alas Kaki, Kota Tua Papua, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Arnold C Ap, Sang Budayawan Pemersatu Budaya Papua dengan Mambesak.
Grup Mambesak atau dalam bahasa Biak Numfor berarti burung Cenderawasih atau burung kuning. Tidak terlalu banyak yang tahu keberadaan grup ini, namun bagi warga Papua, grup ini merupakan simbol dan kebangkitan seni budaya Papua.
Berdiri 15 agustus 1978, Mambesak digawangi oleh Arnold Clemens AP, Eddy Mofu, Sam Kapisa, Yoel Kafiar, dan Matiny Sawaki. Ide dasar terbentuknya grup ini adalah untuk mengangkat kesenian rakyat Papua yang berakar pada lagu-lagu dan tarian rakyat, dan menampilkannya dalam bentuk nyanyian dengan peralatan ukulele (gitar kecil), tifa (gendang khas Papua), bass, dan gitar.
Pementasan mereka juga diselingi dengan mop (guyonan-goyonan khas Papua) yang dibawakan oleh Arnold Ap.
Dalam setiap penampilannya, selain menyanyikan lagu dan menari, Mambesak juga menggunakan logat bahasa Indonesia logat Papua dan menguraikan beberapa unsur-unsur kebudayaan Papua.
Kehadiran Mambesak disambut antusias rakyat Papua yang membayangkan identitas budaya mereka. Kebangkitan budaya Papua yang lama terpendam sempat muncul pada tahun 1970−1980-an ketika Arnold Ap dan Grup Mambesak-nya begitu terkenal di seluruh Papua. Lima volume kaset Mambesak yang berisi reproduksi dan rearrangement lagu-lagu daerah Papua berulang kali habis terjual dan diproduksi kembali.
Siaran radio Pelangi Budaya dan Pancaran Sastra yang diasuh oleh Arnold Ap, Wolas Krenak dkk dari Mambesak di Studio RRI Nusantara V Jayapura setiap hari Minggu siang sangat⁶ populer.
Kebangkitan identitas budaya Papua melalui kesenian inilah yang dicurigai sebagai benih-benih separatisme Papua.
Padahal ini adalah budaya yang merupakan identitas budaya,sama dengan kelompok Gamelan di Jawa, dll
Waktu waktu itu Mambesak berhasil masuk sampai ke kampung kampung dan digemari oleh masyarakat Papua, dengan mambesak orang papua saling mempelajari bahasa dari suku suku lainnya.
Namun, Karya besar Arnold Ap, berakhir ketika ditemukan dalam keadaan meninggal di pantai Pasir Enam, sebelah timur kota Jayapura pada 26 April 1984, pada saat sedang menunggu perahu bermotor yang konon akan mengungsikannya ke Vanimo, Papua Nugini, ke mana isteri, anak-anak, dan sejumlah teman Arnold Ap telah mengungsi terlebih7 dahulu pada 7 Februari 1984.
Kini telah ada sejumlah Vocal Group yang menyanyikan lagu mambesak, seperti VG akoustik Konak, dulu ada Eyuser, ada juga Vocal Group akoustik lain yang menyanyikan lagu lagu mambesak
mengangkat nilai-nilai budaya lewat musik daerah ditengah arus modern/globalisasi, mendidik generasi muda Papua/ lewat alat musik tradisional dan budaya Papua yang sesungguhnya dan meningkatkan jati diri masyarakat Papua dari merosotnya budaya Papua dan arus global nasional dan internasional.
Tidak perlu ada pihak yang alergi, tidak perlu ada pihak yang curiga, ingat Budayamu adalah budayamu dan budayaku adalah budayaku.
Pemerintah Daerah haruslah dapat menetapkan tanggal Pembentukan Mambesak yaitu 15 Agustus sebagai hari Kebangkitan Budaya Papua melalui Perubahan Perdasus Papua No 16 tahun 2008 Tentang Pembinaan dan Perlindungan Kebudayaan Asli Papua.
Post. Admind
Komentar
Posting Komentar