Langsung ke konten utama

Ikut-Ikutan Pada Manusia Bukan Karena Orang Mengerti Perjuangan Secara Utuh dan Berjuang Karena Sadar

Selamat Berjuang
One people one soll
Oleh, Ones Suhuniap.
Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Holandia- Melangkah Tanpa Alas Kaki- 
Orang yang berjuang karena terikat budaya patronisme atau pengkultusan terhadap satu pigur atau tunduk pada seniornya dan menjadi manusia dogmatis akan selalu berpikir bahwa kritik Oto kritik sifatnya konstruktif dan objektif itu dianggap salah. 

Padamangan seperti ini karena budaya patronisme orang anti kritik membagun, orang tidak bisa lihat sesuatu secara kritis objektif berdasarkan basis data dan fakta. 

Ini cara pandang orang yang tidak kritis dan orang berjuang karena paronisme berdasarkan Primodialisme, ikut ikutan pada manusia bukan karena orang mengerti perjuangan secara utuh dan berjuang karena sadar. 

Pejuang yang sadar budayakan keitik terbuka bukan untuk menjatuhkan tetapi untuk memajukan dan satukan prespektif untuk tujuan bersama melalui kritik terbuka yang objektif berdasarkan data dan fakta. Supaya untuk diperbaiki kesalahan dan istilay umum kritik membangun atau konstruktif. 

Persoalan sejarah atau peristiwa sudah terjadi masa lalu adalah sejarah peristiwa yang sudah terjadi maka terbuka untuk umum tidak ada rahasia. Karena peristiwa umum yang terjadi masa lalu harus mengetahui publik supaya menjadi pengetahuan umum dan semua orang mengetahui proses dan menghormati proses yang sudah terjadi. Dari ini eksistensi satu organisasi bisa diakui semua orang atas jasa dan pengorbanan untuk melahirkan satu konsep. 

Hal lain proses sejarah menjadi pendidikan publik dapat bermanfaat untuk menghargai tapi juga mengukur kelebihan dan kekurangan menjadi masukan buat kader atau gerasi berikutnya supaya kelemahan bisa ditutupi, kekurangan bisa dilengkapi dan kelebihan menjadi barometer serta kekuatan untuk memenangkan tujuan bersama bangsa selama perjuangan berlanjut.

Mari berjuang karena kesadaran mengerti dan memahami sejarah perjuangan yang benar dan berjuang karena kesadaran atas penindasan serta praktek kolonialisme bukan karena ikut keluarga, marga dan karena patron pada individu yang digultukan sebagai tokoh, dewan ataupun Tuhan. 

Seorang pejuang perlu loyal dan mempertahankan integritas pada pemimpin dan tujuan perjuangan tetapi tidak patron kepada pigur apa lagi terikat karena keluarga dan ikatan serta emosional Primodialisme itu tidak akan membangun nasionalisme.

Berjuang karena sadar bukan ikut ikutan tujukan integritasmu sebagai pejuang sadar kritis objektif selalu mengedepankan persatuan dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan personal kesalahan organisasi melalui kritik konstruktif untuk memperbaiki kesalahan dan menutupi kelemahan sekutu untuk maju bergerak bersama demi tujuan bersama yaitu pembebasan nasional.

By. Ena.

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokasi da

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu juga rasa kecewa yang terpahat.   Sekali tersakiti, hatimu rapuh,   Dikhianati sekali, cintamu terus meragu. Siapa pun yang mengecewakanmu,   Tidak akan luput dari pandanganmu.   Setiap detik, setiap waktu,   Luka itu tetap merayap dalam ingatan. Namun di balik kekecewaan yang mendalam,   Tersembunyi pelajaran berharga.   Jangan biarkan rasa itu membelenggu,   Biarkan ia menjadi bekal untuk tumbuh lebih kuat. Eko-Vinsent  🍁🍁🍁 SEPIH Sekali lagi sepi Tanpa suaramu  Tak ada kata-kata manismu Hanya hening yang terasa  Sekali lagi sendiri  Merenungi semua rindu ini Menatap langit dengan tatapan hampa  Menyebut namamu tanpa sahutan Sekali lagi hanya diam Menanti sapa itu hadir lagi Membiarkan malam dan siang terlewati Tanpamu dan tanpa kita bercengkrama  Ly SMy  19.9.24 🍁🍁🍁 Se𝗖𝗶𝗻𝘁𝗮 

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber H