Oleh. Gemuruh
Larut malam sekali aku beranjak,keperdauan mimpi membaca secarik puisi yang kuyakini sebagai doa .
Aku menggenangi senyum mu, sebagai mana lembaran daun keladi ,menggenangkan butiran embun , meski malam tadi hujan ,air mata menggenangi sejadah malam ku .
Seulas senyum mu , menjelma perahu dan aku berhasil mengarungi mimpi ku.
Kadang aku menghindar senyum mu , sebagai mana hujan memilih sembunyi di balik mendung yang datang dari timur sebab aku yakin pasti hatiku akan runtuh dan seluruh puisi -puisi doaku akan luruh menjelma gradasi cahaya yang mewarnai mimpi ku ,aku takut terperangkap lama dan tak pernah bisa kembali.
"Aku kembali ke mimpi ku , ketika senyum mu kian sempurna,aku makin yakin cinta ku kian paripurna, menuju ke barat , tempat dimana kiblat doaku ku sematkan
dan puisi -puisi munajat kan keabadian .
Post. Admind
Komentar
Posting Komentar