Rabu, 28 Juni 2023

Cahaya Dibalik Bayang Bayang

Fiksi.
 Dari Kampus, Buron dan Penjara
Di saat udara masih sejuk dan hening, embun pagi menari-nari di atas permukaan daun rimba, Deiba dan Celin duduk di bawah rimbun pohon. Mereka saling pandang, lalu tertawa lepas.

"Sa tra sangka kita berdua akan berakhir seperti ini, Celin," kata Deiba sambil mencuci muka dengan tetesan embun. "Dulu kita hanya duduk di kampus, berdiskusi tentang ide-ide pembebasan."

Celin menjawab sambil menggumam, "Tapi sekarang kita berdiskusi dengan senapan di tangan kita." Siooo, biar sudah.

Celin dan Deiba adalah dua mahasiswa yang kini menjadi buron, mempertaruhkan nyawa mereka melawan tentara kolonial. Keduanya menolak tunduk setelah berbagai diskusi, mimbar kampus, demonstrasi di jalan-jalan kota tidak direspon penguasa penjajah.

Kini mereka menghirup udara segar dan merasakan semangat alam mengalir di sekeliling mereka. Burung-burung berkicau dengan riangnya, seakan memberikan semangat perjuangan.

"Ko tau, Deiba, ketika kita menghadapi musuh yang lebih besar dari kita, kita harus mengandalkan kecerdikan dan kekuatan tempat kita berada," kata Celin dengan serius.

"Seperti pepatah bijak yang pernah kita pelajari dulu, 'Jika kamu kecil, jadilah seperti semut yang bergerak lincah dan tangguh'."

Deiba tersenyum, mengutip kata-kata seorang pejuang terkenal, "Tepat sekali, Celin. Seperti yang pernah dikatakan Che Guevara, 'Gerilya adalah ikan dalam air revolusi. Ia tidak dapat hidup di luar airnya'."

Celin tertawa dan menambahkan, "Dan Mao Zedong berkata, 'Perguruan tinggi harus menjadi pusat dari gerakan revolusioner'. Tapi sepertinya Kampus kita lebih suka menjadi pusat ideologi kolonialisme."

Mereka berbagi tawa mereka lagi, menyadari bahwa keberanian dan semangat mereka berasal dari keindahan alam dan visi mereka untuk membebaskan tanah mereka dari penjajahan.

Deiba melihat bunga liar yang tumbuh di dekatnya dan berkata, "Ko lihat bunga itu, Celin. Meskipun ditanam di tanah yang keras dan tidak terawat, ia tetap bisa berkembang menjadi indah dan menarik. Kita seperti bunga itu, kita bisa melewati kesulitan dan berkembang menjadi kekuatan yang tak terhentikan."

Celin tersenyum mengangguk, "Benar sekali, Deiba. Kita harus tetap teguh dan tidak membiarkan penindasan dan kolonialisme merusak semangat kita. Ko tahu too Frantz Fanon bilang, 'Setiap generasi, dalam kondisi relatif, harus menemukan tugas-tugas yang relevan dan dalam menyikapi kehidupannya'."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui hutan yang lebat, dengan semangat yang menggebu-gebu. Meskipun mereka menjadi buron, mereka tahu bahwa mereka adalah bagian dari gerakan pembebasan yang lebih besar.

Di tengah perjalanan mereka melalui hutan yang lebat, Deiba dan Celin terus memperkuat semangat mereka dengan percakapan santai, humor, dan ideologis.

"Ko lapar to, Celin?" tanya Deiba sambil mengunyah sepotong buah liar yang ia temukan.

Celin menjawab sambil tersenyum, "Sebenarnya, makanan liar ini cukup enak, Deiba. Seperti halnya perjuangan, kadang-kadang kitong harus mencari cara di luar batasan yang ditetapkan."

Deiba tertawa. "Sepertinya kamu mendapatkan pelajaran filosofi dari hutan ini, huh? Seperti kata Friedrich Engels, 'Alam adalah gudang dan toko sumber kekayaan yang tak terbatas bagi kehidupan manusia'."

Celin mengangguk setuju. "Tepat sekali, Deiba. Alam memberikan kita sumber daya yang tak ternilai, dan kita harus memperjuangkan hak kita untuk memanfaatkannya dengan adil."

Mereka berjalan melalui hutan yang semakin lebat, melompati akar pohon dan menjaga keseimbangan mereka di atas terjalnya lereng bukit. Deiba menunjuk ke arah sungai yang tenang di bawah mereka.

"Ingat saat-saat kita duduk di tepi sungai ini dulu, Celin? Kita sering berdiskusi tentang taktik gerilya dan cara-cara untuk memenangkan perjuangan kita."
Celin mengingatnya sambil menggelengkan kepala. "Iya, Deiba. Kami berdebat, berbagi ide, dan mencoba memahami bagaimana memanfaatkan kekuatan kita yang terbatas untuk melawan tentara kolonial yang kuat."

"Tapi sekarang kita melakukannya dengan tangan kosong," tambah Deiba sambil mengayunkan tangannya.

"Ya, tapi kita memiliki keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan," kata Celin dengan mantap. "Seperti yang dikatakan oleh Emiliano Zapata, 'Lebih baik mati berdiri daripada hidup berlutut'."

Deiba mengangguk. "Kata-kata itu menggambarkan semangat kita, Celin. Kita bertahan dan melawan dengan teguh, karena kita tahu bahwa hidup dalam penindasan adalah seperti mati sedikit demi sedikit."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan hati yang penuh semangat dan keyakinan. Sesaat kemudian, mereka melihat sekumpulan burung yang sedang bermigrasi melintasi langit biru.

"Coba lihat, Celin, burung-burung itu bergerak dalam formasi yang teratur. Mereka saling mendukung dan berbagi tanggung jawab," kata Deiba sambil menatap langit.

Celin mengamati burung-burung itu dengan penuh kagum. "Sepertinya alam sendiri memberi tahu kita tentang pentingnya solidaritas dan kerja sama dalam perjuangan kita, Deiba. Seperti yang pernah dikatakan oleh Thomas Sankara, 'Perubahan sosial tidak datang melalui satu individu, tetapi melalui serangkaian individu yang berjuang bersama'."

Deiba tersenyum. "Benar sekali, Celin. Kita harus terus bersatu, bekerja sama, dan menginspirasi orang-orang di sekitar kita untuk berdiri bersama melawan kolonialisme dan penindasan."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui hutan dengan semangat yang membara. Percakapan mereka mengingatkan mereka bahwa mereka adalah bagian dari perjuangan yang lebih besar, bahwa di tengah keindahan alam yang memeluk mereka, ada ideologi pembebasan yang tumbuh kuat.

Saat Deiba dan Celin melintasi hutan yang lebat, mereka tiba-tiba mendapati sekelompok warga pengungsi yang berlindung di semak-semak. Wajah mereka penuh ketakutan dan kekhawatiran.

Celin mendekati mereka dengan lembut. "Jangan khawatir, kalian aman di sini. Kami juga berjuang melawan penindasan yang sama seperti yang kalian alami."

Salah seorang pengungsi, seorang pria tua dengan raut wajah lelah, bertanya dengan ragu, "anak, kalian bisa membantu kami? Kami takut akan ditangkap oleh tentara kolonial."

Deiba mengangguk. "Tentu saja, kami akan membantu kalian. Kita harus saling mendukung dalam perjuangan ini. Seperti yang pernah dikatakan oleh Nelson Mandela, 'Solidaritas adalah senjata yang paling kuat dalam perjuangan pembebasan'."

Celin menambahkan, "Kami akan membantu kalian bersembunyi dan memberikan tips tentang taktik menghindari musuh. Ingat, gerilya adalah tentang fleksibilitas dan kecerdikan."

Deiba melihat sekeliling mereka dan memberi saran, "Ketika kalian bergerak, pastikan untuk menjaga jejak kalian tetap minim. Gunakan rute yang tidak terduga, melalui semak-semak atau aliran sungai. Jika mungkin, bergerak di malam hari untuk mengurangi kemungkinan terdeteksi."

Celin melanjutkan, "Selalu perhatikan lingkungan sekitar. Kenali tanah dan pepohonan di sekitar kalian, mereka dapat menjadi tempat perlindungan yang baik jika situasinya mendesak. Ingat, kegelapan malam adalah teman kita."

Deiba menyemangati mereka dengan kata-kata semangat, "Kalian adalah pahlawan dalam perjuangan ini. Setiap langkah yang kalian ambil untuk melindungi diri sendiri adalah langkah keberanian. Seperti yang pernah dikatakan oleh Subcomandante Marcos, 'Berjuanglah dengan hati kecil yang membara, karena di dalamnya terdapat kekuatan revolusioner yang besar'."

Para pengungsi mendengarkan dengan penuh perhatian, memperkuat semangat mereka dan membangun kepercayaan bahwa mereka dapat bertahan dan melawan penindasan.

Celin menepuk bahu salah seorang pengungsi dengan penuh simpati. "Kalian tidak sendirian dalam perjuangan ini. Bersama-sama, kita akan menghadapi rintangan dan memperjuangkan kebebasan kita. Seperti yang pernah dikatakan oleh Patrice Lumumba, 'Pemberontakan adalah panggilan bumi, dan segala yang tidak dapat hidup tanpa keadilan harus berontak'."

Deiba menutup pembicaraan dengan senyuman. "Kita semua adalah bagian dari gerakan pembebasan ini. Kita tidak akan menyerah dan akan terus berjuang, untuk masa depan yang lebih baik. Bersama-sama, kita kuat!"

Para pengungsi tersenyum dengan penuh harapan. Dalam momen itu, semangat perjuangan bersama tumbuh dalam hati mereka. Dalam kebersamaan mereka, mereka merasa lebih kuat dan yakin bahwa, meskipun dihimpit oleh tantangan dan ketakutan, mereka bisa melawan dan mempertahankan harapan akan kebebasan.

Deiba dan Celin melanjutkan perjalanan dan menjalani kehidupan yang keras di hutan. Mereka bersembunyi dari pasukan keamanan yang mencari mereka. Dengan bekal senapan SS1 hasil rampasan mereka mengatur serangan terhadap pos-pos militer yang mewakili penjajah. 

Mereka memanfaatkan pengetahuan mereka tentang ideologi untuk mempengaruhi dan memotivasi para pejuang kemerdekaan yang ada di sekitar mereka. 

Dalam siatu serangan pagi, Celin merasakan sebuah rasa sakit yang menusuk ketika dia merasakan peluru penjajah menembus tubuhnya. Dia jatuh ke tanah dengan kehilangan sensasi pada kedua kakinya. Deiba, yang berada di dekatnya, terkejut dan berusaha menyelamatkannya, tetapi tentara kolonial dengan cepat membawa Celin

Celin ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara yang gelap dan terpencil. Di sana, dalam keheningan yang menyedihkan, Celin melantunkan lirik-lirik kerinduannya pada Deiba.

"Dalam cengkeraman kaku penjara ini,
Aku merindukan langkah kakimu yang tegap,
Bersama-sama kita mengarungi hutan dan sungai, menyulap ideologi menjadi nyata dan hidup."

Dalam kegelapan yang menyelimuti selnya, Celin mengingat kembali saat-saat mereka bersama, memori indah yang mereka bagi bersama-sama. Dia mengenang tawa mereka, perdebatan mereka tentang keadilan dan kebebasan, dan semangat yang mereka bagi dalam perjuangan mereka.

"Dalam gelapnya malam, aku memanggil namamu, Mengingat senyummu yang memancar sinar, Kita berjuang melawan penindasan yang kejam, Dalam kerinduan yang terus membara."

Celin terus melantunkan lirik-lirik penuh kerinduan dan kekuatan, suara lembutnya melintas di antara jeruji besi penjara. Kata-katanya mencerminkan perjuangan dan tekadnya yang tidak bisa dipadamkan.

"Dalam penjara ini, aku mengalirkan harapan,
Bahwa di suatu tempat, kita akan bersatu kembali, Kita akan melanjutkan perjuangan kita, Deiba, Hingga hari kemerdekaan menjadi nyata."

Meskipun dihadapkan pada penderitaan dan kesendirian, Celin tidak pernah kehilangan semangatnya. Dia terus menyanyikan lirik-lirik perjuangannya, mengirimkan pesan harapan dan keberanian ke alam semesta yang mendengarkan dengan penuh simpati.

Dalam kerinduannya yang meluap, Celin mengumpulkan kekuatan dan tekad yang tak tergoyahkan. Dia tahu bahwa perjuangannya belum berakhir, bahwa suatu hari, dia dan Deiba akan bersatu kembali dan meneruskan perjuangan mereka.

Bersambung.

Post. Admind

Jadilah Maram

Oleh Gemuruh.
Walau Tidak Terlihat Dalam Masakan, Tapi ia Selalu Diakui Perannya, dalam penentu kelezatan.

Jadilah seperti besi beton, meski tak terlihat dalam bangunan, tapi ia diakui perannya dalam menopang bangunan....

Jadilah akar, meskipun tak tampak dalam bersembunyi di dalam tanah, tapi ia diakui perannya dalam menembus kerasnya tanah tuk mencari makanan....

Diakui tak harus terlihat... justru ketulusan yang menampakannya....~
Selalu

JADILAH YANG DIRINDUKAN

Apakah rindu itu? Rindu adalah sebuah rasa dimana ingin bertemu dengan seseorang karena orang tersebut memiliki kesan yang begitu luar biasa. Seperti halnya ketika kita menunggu penulis menelurkan sebuah buku barunya karena karyanya yang begitu indah dan berbeda dari karya lainnya.

     
      JADILAH DIRI SENDIRI

Jadikanlah diri kita sebagai sosok yang paling dirindukan, dimana banyak orang menginginkan kehadiran kita. Jadilah rama dan berbuat baiklah, perlihatkan kasih melalui tindakan dimanapun kita berada, sebab kesan baik akan melekat dalam hati mereka.

"Jika kehidupan kita begitu buruk di mata mereka, yaitu dengan sering menyakiti dan membuat kekacauan, maka kehadiran kita pun tidak akan pernah diinginkan. Dan di sinilah tak akan seorangpun yang mempedulikan kita"

Bersikap baik atau buruk itu adalah sebuah pilihan. Jika pilihan kita baik, maka kita akan melahirkan perilaku baik. Sebaliknya, jika kita memilih buruk, maka yang kita lakukan adalah keburukan.

Untuk bisa menjadi baik kita hanya perlu berbalik pada jalan Tuhan. 
ada orang yang 
baik dan benar disekitar kita,
jika kita 
tidak menemukannya...
mulailah dengan diri sendiri...
jadilah pribadi yang baik dan benar.

Post. Admind


Rambut Gimbar

Oleh. Gemuruh
Dalam setiap helai rambut gimbal, tersemat kisah tak terhitung dari penderitaan dan perjuangan perempuan Papua. Mengingatkan dunia bahwa setiap ujung helai adalah benang yang terhubung dengan derita yang diperjuangkan kaum perempuan Papua. 

Gimbal yang menjuntai memperlihatkan keberanian sejati. Mereka membiarkan rambut mereka berkisah, menceritakan cerita tanpa kata, mengungkapkan beban yang mereka pikul, tetapi juga semangat tak tergoyahkan yang membakar di dalam dada mereka.

Dalam setiap belai rambut yang terurai, tersembunyi perjalanan panjang melintasi hutan lebat dan gunung yang menghantui. Kita menemukan hikmah tentang keberanian, ketabahan, dan keindahan yang terpancar dari penderitaan yang mereka alami.

Jika rambutmu adalah puisi, maka gimbalmu adalah bait-bait penuh derita dan keberanian. Melantunkan nyanyian kebebasan yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang mengenali nilai-nilai penderitaan dibalik perjuangan panjang.

Gimbal rambutmu adalah mahkota penolakan terhadap penindasan dan simbol keteguhan yang menantang setiap mata penjajah. Ia tumbuh seperti akar kuat, mencengkram tanah Papua yang memelihara dan menghormati warisan dan martabat leluhur.

Post. Admind

JANGAN TAKUT UNTUK MELEPASKAN SESEORANG

Oleh. Leonel.YT
Kita punya hak untuk mencintai seseorang.

Kita juga punya hak untuk dicintai seseorang.

Akan tetapi.
Merasa telah memiliki seseorang yang kita cintai tanpa ikatan resmi itu bukanlah hak kita.

Merasa telah bisa berbuat apapun terhadap seseorang yang kita cintai tanpa ikatan resmi itu bukanlah hak kita juga.

Tak perlu takut melepaskan sesuatu yang belum berhak untuk kita miliki.

Jangan pernah ragu untuk melepaskan seseorang yang belum berhak untuk kita miliki.

Karena jika Allah memang mentakdirkan dia untuk kita miliki.
Cepat ataupun lambat dia akan pasti kembali menjadi milik kita.
Sebaliknya.

"Jika Allah memang mentakdirkan dia bukan untuk kita milki.
Maka yakinlah Allah akan memberikan kita pengganti yang lebih baik".

Lebih baik menjaga kehormatan seseorang yang kita sayangi.

Daripada menistakan seseorang yang kita sayangi

Karena sesungguhnya.

"Cinta sejati itu bukanlah bagaimana cara kita untuk memiliki seseorang yang kita sayangi.

Akan tetapi bagaimana cara kita membahagiakan dan menjaga kehormatan serta memuliakannya".

Post. Admind

Kita Tidak CoCok

Kau bukan sosok baru bagiku
Kau adalah sahabat jiwa mengerti tentang aku
Lama sudah persahabatan kita
Buatku merasakan kedekatan kita bak kekasih
Lalu....apakah getar di hati?
Mengapa ada yang berubah
Rasa itu telah tumbuhkan benih cinta dan rindu

 Awalnya kau hanya teman lama namun entah kapan rasa ini dimulai
lama kelamaan semua terasa lebih indah
Kita terjebak pada kata rindu dan cinta

Ada bahagia mekar di hati
Hari pun terasa cerah
Detik hanya bicara kau
Namun dunia nyata kita 
berkata lain
Semua hanya bisa dirasakan tanpa bisa memiliki
Kita telah punya dunia masing-masing.

Post. Admind 

DUKA NASIONAL KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (KNPB)

(Paniai, Tanggal 28 Juni 2023)
KAMI BADAN PENGURUS BERSAMA 18 SEKTOR KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (KNPB) WILAYAH PANIAI SAMPAIKAN TURUT BELASUNGKAWA ATAS MENINGGALNYA ALMARHUM Tn. YULIAN KAYAME SELAKU KETUA UMUM WILAYAH PANIAI 

 kronologis 
Atas meninggalnya Tn. Yulian kayame yang adalah pemimpin patriotik revolusioner yang pemberani sesuai dedikasinya demi keselamatan bangsa Papua.

berdasarkan keterangan riwayat derita bahwa Almarhum Tn. Yulian kayame mengalami penderitaan sakit paru paru selama satu tahun 6 bulan. awalnya dia mulai sakit akibat dari pukulan secara brutal oleh polisi saat melakukan aksi penolakan DOB provinsi Papua Tengah di Karawang pasar Nabire, 

sebelumnya Tn. Yulian kayame memimpin masa aksi menuju ke kantor DPRD Nabire namun secara kasar polisi menghadang masa aksi yang di pimpin itu, tiba tiba saat itu almarhum Tn. Yulian kayame selaku pemimpin masa aksi menjadi sasaran kena pukulan yang paling berat oleh kepolisian resor Nabire dengan menggunakan alat tajam di bagian paru paru dan bagian bahu kiri. 

begitu kena pukulan setelah itu pulang ke rumah tiba tiba dan mulai muntah darah bergilir sehingga keluarganya berupaya bawah ke rumah sakit untuk berobat tapi tidak tertolong. akhirnya almarhum putuskan kembali rumah untuk berobat secara tradisional.

walaupun keluarga dan pribadi telah berupaya untuk proses penyembuhan dari pada penderitaan kesakitannya namun, sakit paru paru ini sangat tidak bisa di atasi karena pukulan yang sangat berat.

begitu riwayat derita yang sangat panjang namun tak bisa tertolong untuk penyembuhan kesakitannya, akhirnya almarhum Tn. Yulian kayame menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 26 juni 2023, pada pukul 19.00 (malam), dan telah di Semayangkan pada liang lahat pada tanggal 27 Juni 2023 pada pukul 13.35 (siang) di kediamannya kampung kebo Paniai.

demikian kronologis singkat dari pada Almarhum Tn Yulian kayame selama masa kepemimpinan selaku ketua umum KNPB wilayah Paniai. 

Pesan moral sebagai penghormatan terakhir dari kami selaku kawan seperjuangan KNPB wilayah Paniai bahwa Selamat jalan Pejuang, Kamerad (Tn. Yulian kayame) keharibaan dalam pelukan alam diatas Tanah Airmu, Papua.

Perjuangan dan pengabdianmu akan selalu terkesan dan terkenang dalam perjuangan pembebasan nasional Papua Barat sebabnya pengorbanan secara jiwa raga, waktu dan daya dana yang engkau tuangkan dalam keselamatan bangsa Papua ini adalah harga yang termahal sehingga akan terkesan dalam lembaran sejarah bangsa Papua Barat.

Terima kasih pahlawan untuk konsistensi untuk terus berada dalam barisan perjuangan ini. Jejak perjuangan yang kau tinggalkan akan kami lanjutkan. 

Benih-benih perlawanan yang kau taburkan akan beranak pinak, kematian sunyi ini akan jadi penanda kebangkitan barisan perlawanan hingga bebas merdeka kita capai, kamerad!

Hormat kami sedalam-dalamnya, Jika bertemu dengan kawan kawan seperjuangan yang telah mendahului sebagai pahlawan nasional Papua Barat di.. sampaikan pada mereka mimpi dan api yang pernah kita nyalakan belum padam.. nyalanya makin besar dan akan menjadi bola api yang membakar negeri Tanah Bintang Fajar ini!

demikian sekilas berita duka nasional yang kami sampaikan kepada dunia, dan khususnya kepada internal gerakan komite nasional Papua Barat (KNPB) nuansa nasional bahkan internasional. 

Selamat jalan Pimpinan,

sumber:
BADAN PENGURUS WILAYAH PANIAI
(Bidang media dan Propaganda)

Post. Admind

Kutipan Ho Chi Minh, Sala Satu Tokoh Sentral yang Berpengaruh Dalam Sejarah Revolusi Vietnam

Kutipan Ho Chi Minh, sala satu tokoh sentral yang berpengaruh dalam sejarah revolusi Vietnam:

1). "Kita harus menggali kekuatan dalam diri kita sendiri untuk menghadapi segala tantangan dan meraih kemenangan."

2). "Tidak ada harta yang lebih berharga daripada kemerdekaan dan kemerdekaan tidak bisa diberikan dengan cara lain kecuali dengan perjuangan."

3). "Perubahan terjadi melalui perjuangan, dan perubahan progresif adalah hasil dari kerja keras."
 
4). "Rakyat adalah sumber kekuatan revolusi, dan mereka memiliki kekuatan untuk mengubah takdir mereka sendiri.

5). "Kekuatan rakyat adalah kekuatan yang tidak tergoyahkan dalam melawan penindasan dan penjajahan."

6). "Ketika rakyat bersatu, tidak ada kekuatan yang dapat menghalangi mereka dalam mencapai tujuan mereka."

7). "Kemajuan revolusi adalah cerminan dari kekuatan dan semangat rakyat yang bersatu."

8). "Seorang revolusioner sejati adalah pejuang yang tidak kenal lelah, yang siap menghadapi segala rintangan dan mengatasi segala kesulitan."

9). "Perjuangan kita adalah perjuangan yang adil, karena kita berjuang untuk kebebasan dan keadilan bagi semua."

10). "Semangat solidaritas adalah senjata paling ampuh dalam menghadapi kekuatan yang mengancam kebebasan dan martabat kita."

11). "Perubahan terjadi melalui perjuangan, dan perubahan progresif adalah hasil dari kerja keras.

Post. Admind

Minggu, 25 Juni 2023

Jaraknya 254 Km dari Jayapura, Kabupaten Kecil Ini Diusulkan Jadi Ibukota Baru Papua, Ternyata.

Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua Kota Jeruk-, Melangkah Tanpa Alas Kaki_Tidak hanya penduduk di Papua saja, orang-orang dari pulau lain di Indonesia juga banyak yang menetap.

Baca Juga: Viral! Panglima Perang Suku Dani Papua Heran Lihat Pengamen di Solo, Jawa Tengah: Indonesia Timur Itu.

Potensi daerah yang besar dan roda perekonomian yang berkembang merupakan daya tarik utamanya.

Akibatnya, Jayapura saat ini penuh sesak oleh penduduk baik pendatang maupun asli.


Baca Juga: 5 Daerah Penghasil Orang Pintar di Papua, Juaranya Bukan Kabupaten Jayapura Apalagi Merauke, Melainkan ...?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, jumlah penduduknya mencapai 410.852 jiwa.

Sementara luas wilayahnya sebesar 835,48 km2, sehingga kepadatan penduduknya mencapai 851,5 jiwa per km2.

Dilansir JatimNetwork.com dari laman papua.go.id, pemerintah mengusulkan agar ibukota provinsi dipindahkan.

Baca Juga: Gak Bahaya Ta? Ada 6 Kabupaten di Papua Dihuni Penduduk Kurang dari 5 Orang per Kilometer Loh, Ada yang Cuma 1

Sekda Papua Hery Dosinaen mengungkapkan, kepadatan penduduk bisa menghambat pembangunan.

Pause

00:00
00:02
Unmute
Halaman:
1
 
2
 
3
 
Selanjutnya
Editor: Angga Permana

Sumber: papua.go.id


SHARE:
  
Tags
wamena
Jayapura
papua

ARTIKEL REKOMENDASI

Tak hanya Menyaring, Ini Sekaligus Kotoran Penyebab Hipertensi
Artinormee

Anda Wajib Minum Ini Agar Tensi 120/80 dan Pembuluh Darah Bersih!
Cardionormin

Wanita 55-an asal Sorong dengan Baby Face Pakai Ini sebelum Tidur
Gluwty

Ahli Mata Terkejut! Ini Meningkatkan Penglihatan 99% dalam 5 Hari
Oquprime
Artikel Terkait
Berapa Harga Trofi Lagi-Lagi Tenis? 'Dinasti' RANS Emang Nggak Kaleng-Kaleng Kalau Bikin Acara
5 Kabupaten atau Kota Teramai di Kalimantan Selatan: Nomor 1 Bukanlah Banjar, tapi Kota Seribu Sungai Ini
Rumah Patrick Asli Bukan di Wonogiri! Terletak di Tengah Hutan Kampung Tasikmalaya, Wow 900 Juta Ditaksir?
12 Twibbon Hari Jadi atau HUT Kota Pekanbaru ke-239 Tahun 2023, Desain Paling Bagus, Yuk Unggah di Medsos
Lady Nayoan Ingin Cerai Tanpa Mediasi Usai Bongkar Dugaan Selingkuh Rendy Kjaernett dan Syahnaz Sadiqah
Gadis sekolah itu melahirkan tepat di pelajaran
Sebuah kamera dipasang dalam kuburan dengan mayat
Putri duyung ditemukan di pesisir pantai
Recommended by
Terpopuler
1
Cuma 37 Km dari Medan! Stadion Tercanggih di Sumatera Utara Ini Telan Biaya Fantastis, Lahannya 300 Hektar
2
Jaraknya 123 Km dari Ibukota Jatim, Dibangun Stadion Canggih Standar FIFA di Lahan 10 Ha: Dianggarkan 149 M?
3
5 Daerah Penghasil Orang Pintar di Riau: Bikin Kaget Ternyata Bukan Dumai Juaranya, tapi...
4
5 Daerah Penghasil Orang Pintar di Kalimantan Barat: Juaranya Bukan Singkawang atau Kubu Raya, tapi...
5
6 Kabupaten atau Kota Penghasil Orang Pintar di Sumatera Utara, Gak Nyangka Pematangsiantar Bukan Juaranya...
6
5 Kecamatan Teramai di Kabupaten Sragen, Jangan Kaget Nomor 1 Bukan Kedawung atau Tanon, Melainkan...

Terkini
Warganya Minim Gerak? Inilah 6 Daerah Teramai di Kalimantan Selatan, Bikin Kaget Juaranya...
Warganya Minim Gerak? Inilah 6 Daerah Teramai di Kalimantan Selatan, Bikin Kaget Juaranya...
Minggu, 25 Juni 2023 | 15:48 WIB
Warga Sumbar Sudah Tahu? 4 Kota Penghasil Orang Pintar di Sumatera Barat Ternyata Bukan Bukittinggi?
Warga Sumbar Sudah Tahu? 4 Kota Penghasil Orang Pintar di Sumatera Barat Ternyata Bukan Bukittinggi?
Minggu, 25 Juni 2023 | 14:58 WIB
Mengenal Sosok Mitzi Abigail yang Jadi Calon Istri Anthony Sinisuka Ginting, Bukan dari Kalangan Atlet?
Mengenal Sosok Mitzi Abigail yang Jadi Calon Istri Anthony Sinisuka Ginting, Bukan dari Kalangan Atlet?
Minggu, 25 Juni 2023 | 13:19 WIB

7 Kecamatan Terluas di Kabupaten Cianjur, Nomor 1 Capai 295 Km², Bukan Leles apalagi Ciranjang, Melainkan...
7 Kecamatan Terluas di Kabupaten Cianjur, Nomor 1 Capai 295 Km², Bukan Leles apalagi Ciranjang, Melainkan...
Minggu, 25 Juni 2023 | 10:30 WIB
5 Wilayah Penghasil Orang Pintar di Sulawesi Selatan, Nomor 1 Bukan Parepare Apalagi Palopo, Melainkan...
5 Wilayah Penghasil Orang Pintar di Sulawesi Selatan, Nomor 1 Bukan Parepare Apalagi Palopo, Melainkan...
Minggu, 25 Juni 2023 | 09:30 WIB
58 Km dari Depok, Kabupaten Besar di Jawa Barat Ini Dimekarkan Jadi Kota Baru? 
58 Km dari Depok, Kabupaten Besar di Jawa Barat Ini Dimekarkan Jadi Kota Baru?
Minggu, 25 Juni 2023 | 08:15 WIB
139 Km dari Magelang, Kabupaten Terkecil di Jawa Tengah Ini Jadi Ibu Kota Provinsi Jawa Utara? Luasnya 425 Km2
139 Km dari Magelang, Kabupaten Terkecil di Jawa Tengah Ini Jadi Ibu Kota Provinsi Jawa Utara? Luasnya 425 Km2
Minggu, 25 Juni 2023 | 07:47 WIB
5 Kota dan Kabupaten Paling Sejahtera di Bali: Juaranya Dikira Badung, Tapi Justru Ada di Sang Ibu Kota
5 Kota dan Kabupaten Paling Sejahtera di Bali: Juaranya Dikira Badung, Tapi Justru Ada di Sang Ibu Kota
Sabtu, 24 Juni 2023 | 23:10 WIB
6 Kota dan Kabupaten Paling Sejahtera di Kalimantan Timur: Balikpapan dan Bontang Kalah dengan Ibu Kota
6 Kota dan Kabupaten Paling Sejahtera di Kalimantan Timur: Balikpapan dan Bontang Kalah dengan Ibu Kota
Sabtu, 24 Juni 2023 | 22:57 WIB
6 Kota dan Kabupaten Paling Sejahtera di Jawa Tengah: Wah Juaranya Bukan di Semarang, Justru di Kota Kecil Ini
6 Kota dan Kabupaten Paling Sejahtera di Jawa Tengah: Wah Juaranya Bukan di Semarang, Justru di Kota Kecil Ini
Sabtu, 24 Juni 2023 | 22:44 WIB
logo
PT Jaringan Mediatama Nusantara
Jalan Sumatera No. 118 Sumbersari,
Jember, Jawa Timur

 082143269505
 redaksi.jatimnetwork@gmail.com

Nasional
Internasional
Jatim
Hiburan
Gaya Hidup
Pendidikan
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Olahraga
Otomotif
Ragam
Khazanah
    
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Karir Kontak Pedoman Media Siber
©2023 ProMedia Teknologi

Post. Admind

Sabtu, 24 Juni 2023

Mimpi Ketemu Marx dan Lenin


Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Nabire- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Deiba adalah seorang aktivis Papua yang memilih pulang dan berjuang di negerinya Papua dengan bekal memimpin aksi-aksi demonstrasi di Jakarta

Dia menemukan penindasan maha dahsyat di depan matanya. Seperti biasanya, sehabis pulang aksi damai yang dipukul mundur polisi, Deiba membaringkan diri. Pikirannya kacau dengan segala situasi penindasan dan perjuangan. 

Malam kian larut. Dalam keremangan mimpi, Deiba melihat Marx, sosok dengan jenggot yang tak terelakkan, yang memancarkan kecerdasan dan kebijaksanaan. Di sisi lain, Lenin, seorang pemimpin revolusioner yang penuh semangat, menatap Deiba dengan intensitas yang menggetarkan hati. Keduanya duduk di sebuah ruangan yang penuh dengan buku dan pemikiran-pemikiran mereka yang revolusioner.

Deiba terpaku, tak percaya bahwa dia berada di hadapan pemikir-pemikir besar itu. Dengan penuh hormat, Deiba dengan berani menyapa mereka, "Saudara Marx, saudara Lenin, saya terhormat bisa bertemu dengan kalian". Tanpa basa basi Deiba memulai percakapan, "saya telah berjuang untuk membebaskan bangsaku, tetapi kadang-kadang rasanya putus asa karena kekuatan penjajah yang begitu besar. Bisakah kalian memberikan nasehat kepada saya?"

Marx dan Lenin saling berpandangan sejenak, lalu dengan senyuman lembut, mereka mengajak Deiba duduk bersama. Marx mulai berbicara, "Deiba, kita memahami penderitaan yang kau alami. Kau sudah belajar bahwa teori tanpa praktek adalah seperti pohon tanpa akar. Namun, praktek tanpa teori adalah seperti kapal tanpa kompas. Penting bagi kita untuk menyatukan teori dan praktek sesuai dengan realitas bangsamu."

Lenin menambahkan, "Deiba, dalam perjuanganmu, kau perlu memahami kekuatan penjajah dengan baik. Kau harus menganalisis kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang melingkupi bangsamu Papua. Ini adalah dasar yang penting untuk merumuskan strategi dan taktik yang efektif dalam memperjuangkan kebebasan."

Marx melanjutkan, "Deiba, teori dan praktek saling melengkapi. Teori yang kuat memberikan landasan yang kokoh bagi praktek revolusioner. Namun, teori harus diuji dalam praktek nyata untuk memahami bagaimana realitas penjajahan mempengaruhi kehidupan rakyat. Oleh karena itu, kau harus mendekatkan dirimu dengan rakyat, memahami keinginan dan aspirasi mereka."

Lenin menambahkan, "Tapi ingat, Deiba, teori dan praktek tidaklah statis. Kita perlu terus beradaptasi dengan situasi yang terus berubah. Jangan takut untuk mencoba strategi baru dan belajar dari pengalaman. Tetap teguh dalam tujuanmu, tetapi fleksibel dalam taktik dan pendekatanmu."

Deiba mendengarkan dengan seksama kata-kata bijak itu. Dia merasa hatinya dipenuhi semangat baru yang membara. Dia merasa ada banyak lagi yang bisa dipelajari dari kedua tokoh revolusioner tersebut.

Dengan rendah hati, Deiba berkata, "Terima kasih, saudara Marx dan saudara Lenin, atas nasehat berharga yang kalian berikan. Saya berjanji akan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam perjuangan saya. Namun, saya ingin meminta saran lebih lanjut tentang bagaimana cara mengatasi tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi dalam perjuangan kami."

Marx tersenyum bijaksana. "Deiba, perjuangan revolusioner selalu dihadapkan pada berbagai rintangan dan hambatan. Kalian harus siap menghadapinya dengan kepala dingin dan keberanian yang tak tergoyahkan. 

Tetapi, ingatlah bahwa perubahan sejati tidak bisa dicapai dengan sendirinya. Kalian harus membangun kesatuan dan solidaritas di antara rakyat yang terjajah, memperluas basis massa perjuangan kalian."

Lenin menambahkan, "Deiba, penting untuk menjaga semangat kritis dan melawan segala bentuk opportunisme. Kalian harus tetap setia pada prinsip-prinsip revolusioner, menolak segala bentuk kompromi yang mengorbankan tujuan perjuangan kalian.

Dalam hal ini, pendidikan politik dan kesadaran kelas sangat penting. Bentuklah kader-kader yang militan dan berkomitmen untuk perjuangan yang lebih besar."

Deiba mengangguk penuh pengertian. "Saya akan melaksanakan saran kalian dengan penuh keyakinan. Namun, saya juga ingin tahu bagaimana cara membangun strategi yang efektif dan relevan dengan realitas lokal kami."

Marx menjawab, "Deiba, setiap perjuangan revolusioner harus berdasarkan analisis yang akurat terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Studi tentang kelas-kelas sosial, kekuatan penjajah, dan kelemahan mereka adalah kunci untuk membangun strategi yang efektif. Gunakan ilmu pengetahuan dan data yang kalian peroleh untuk merumuskan rencana dan taktik yang tepat."

Lenin mengangguk setuju. "Tetapi jangan lupakan pentingnya mengintegrasikan teori dengan praktik dalam konteks spesifik yang dihadapi oleh bangsamu. Kalian harus beradaptasi dengan kondisi nyata dan mengubah strategi kalian jika diperlukan. Tetap fleksibel, tetapi jangan pernah kehilangan tujuan yang mulia."

Deiba masih merasa haus akan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam. Dia ingin mengetahui bagaimana cara menyatukan budaya dan agama dalam perjuangan revolusioner yang dia jalani. Dengan penuh antusias, dia bertanya kepada Marx dan Lenin, "Saudara Marx dan saudara Lenin, dalam perjuangan kami, kami dihadapkan pada keberagaman budaya dan agama di bangsa kami. Bagaimana cara menyatukan elemen-elemen ini dalam perjuangan revolusioner kami?"

Marx menjawab dengan bijaksana, "Deiba, keberagaman budaya dan agama adalah aset yang berharga dalam perjuangan revolusioner. Tidak perlu menghapus atau meniadakan identitas budaya dan agama masyarakatmu. Sebaliknya, gunakan keberagaman ini sebagai kekuatan untuk mempersatukan rakyatmu dalam perjuangan yang lebih besar."

Lenin menambahkan, "Deiba, penting bagi perjuangan revolusioner untuk mendorong persatuan di antara kelompok-kelompok budaya dan agama yang berbeda. Fokus pada persamaan tujuan dan kepentingan yang mereka miliki sebagai rakyat yang terjajah. Berikan ruang bagi mereka untuk menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka dalam perjuangan kalian."

Deiba mengangguk penuh pengertian. "Jadi, kita harus membangun kesadaran solidaritas di antara kelompok-kelompok budaya dan agama tersebut?"

Marx menjawab, "Tepat sekali, Deiba. Komunikasi dan dialog adalah kunci untuk memahami perbedaan dan menemukan titik persamaan. Bentuklah ruang diskusi dan pertukaran budaya serta keyakinan agama yang saling menghormati. Ini akan membantu menguatkan persatuan dan mengurangi potensi konflik yang bisa dimanfaatkan oleh kekuatan penjajah."

Lenin melanjutkan, "Deiba, dalam perjuanganmu, kau harus mempromosikan kesadaran kelas yang kuat di antara rakyatmu. Ajarkan mereka tentang pentingnya memperjuangkan kebebasan dan martabat bersama sebagai satu entitas, melampaui perbedaan budaya dan agama. Gunakan budaya dan agama sebagai kekuatan yang menguatkan perjuangan, bukan sebagai pemisah atau alat pengkotak-katik."

Marx dan Lenin tersenyum penuh harapan. "Deiba, langkah-langkahmu adalah langkah-langkah yang tepat. Teruslah menyatukan budaya dan agama dalam perjuanganmu, dan jadilah inspirasi bagi bangsamu. Perjuanganmu akan memberikan bukti bahwa perbedaan dapat menjadi kekuatan yang menyatukan, bukan pemisah. Majulah dengan keyakinan dan semangat yang tak tergoyahkan."

Deiba dengan penuh antusiasme melanjutkan diskusi dengan pertanyaan yang sangat relevan. "Saudara Marx dan saudara Lenin, saya ingin mengetahui bagaimana kita dapat membangun persatuan nasional yang kuat di antara berbagai organ perjuangan dalam persatuan demokratik?"

Marx mengangguk mengapresiasi pertanyaan tersebut. "Deiba, membangun persatuan nasional dalam persatuan demokratik adalah suatu keharusan untuk mencapai kekuatan kolektif yang kuat. Penting untuk mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada dan menciptakan kesadaran kolektif di antara berbagai organ perjuangan. Salah satu kunci utamanya adalah adanya dialog terbuka dan saling mendengarkan di antara semua pihak."

Lenin menambahkan, "Kita harus memahami bahwa persatuan nasional tidak berarti menghapuskan perbedaan atau menyeragamkan semua organ perjuangan. Sebaliknya, itu berarti membangun kesadaran yang inklusif dan menghormati keberagaman perspektif dan tujuan yang ada. Dalam persatuan demokratik, kita harus menciptakan ruang untuk diskusi, perdebatan, dan pemikiran kritis yang saling menghormati."

Deiba menyimak dengan seksama. "Jadi, komunikasi yang terbuka dan saling mendengarkan antara organ-organ perjuangan dalam persatuan demokratik sangat penting. Bagaimana cara kita memastikan bahwa setiap organ perjuangan merasa didengar dan dihargai?"

Marx menjawab, "Deiba, penting untuk menciptakan mekanisme partisipatif dalam persatuan demokratik. Ini dapat dilakukan melalui forum, pertemuan, atau mekanisme lainnya di mana semua pihak memiliki kesempatan untuk berbicara, berbagi pandangan, dan memberikan kontribusi. Juga, penting untuk memberikan ruang bagi representasi setiap organ perjuangan dalam pengambilan keputusan kolektif."

Lenin menambahkan, "Selain itu, transparansi dan akuntabilitas juga merupakan faktor penting dalam membangun persatuan nasional yang kuat. Semua organ perjuangan harus menghormati dan mematuhi prinsip-prinsip demokrasi internal, dan mengungkapkan secara jujur ​​tujuan, strategi, dan keputusan mereka kepada semua anggota persatuan."

Deiba merenungkan jawaban mereka dengan hati yang penuh semangat. "Saudara Marx dan saudara Lenin, pemahaman dan nasehat kalian sangat berharga. Saya menyadari bahwa membangun persatuan nasional dalam persatuan demokratik membutuhkan komunikasi yang terbuka, saling mendengarkan, dan inklusif. Saya akan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam perjuangan kami, dengan harapan dapat membangun kesatuan yang solid di antara organ-organ perjuangan untuk mencapai tujuan bersama."

Marx dan Lenin tersenyum penuh harap. "Deiba, semangatmu dan komitmenmu sangat menginspirasi. Teruslah berjuang untuk membangun persatuan nasional yang kuat dan mencapai tujuan bersama dalam persatuan demokratik. Dengan kesatuan dan kolaborasi, kamu akan menjadi kekuatan yang tak terhentikan dalam perjuangan menuju kebebasan dan keadilan bagi bangsamu."

Deiba masih merasa ingin memperdalam pemahamannya. Kali ini, dia ingin mengetahui bagaimana caranya menjelaskan filsafat perjuangan dengan sederhana kepada rakyat awam. Dengan rendah hati, dia bertanya kepada Marx dan Lenin, "Saudara Marx dan saudara Lenin, terkadang sulit bagi kami untuk menjelaskan filsafat perjuangan secara sederhana kepada rakyat awam. Bagaimana cara terbaik untuk menyampaikan konsep-konsep kompleks ini agar dapat dipahami oleh mereka?"

Marx memberikan senyuman bijaksana. "Deiba, menjelaskan filsafat perjuangan kepada rakyat awam memang bisa menjadi tantangan. Namun, hal terpenting adalah menggunakan bahasa yang sederhana dan relevan dengan realitas kehidupan mereka. Hindari penggunaan istilah yang rumit dan abstrak. Fokus pada isu-isu yang mereka alami sehari-hari dan jelaskan bagaimana perjuangan revolusioner dapat memperbaiki kondisi tersebut."

Lenin mengangguk setuju. "Deiba, buatlah koneksi antara teori dengan kehidupan praktis rakyat awam. Jelaskan bagaimana konsep-konsep perjuangan revolusioner seperti keadilan, kesetaraan, dan pembebasan berhubungan langsung dengan perjuangan mereka melawan penindasan. Ceritakan kisah nyata tentang perjuangan rakyat yang berhasil mengubah nasib mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip perjuangan revolusioner."

Deiba mengambil nasehat itu dengan baik. "Jadi, saya harus menggambarkan filsafat perjuangan sebagai alat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan adil bagi rakyat awam. Memperlihatkan bagaimana perjuangan revolusioner dapat membantu mereka mengatasi kesulitan dan mengejar kebahagiaan yang hakiki."

Marx tersenyum. "Benar sekali, Deiba. Gunakan bahasa yang sederhana dan analogi yang dekat dengan kehidupan mereka. 

Jelaskan bagaimana perjuangan revolusioner adalah upaya kolektif untuk mengubah sistem yang tidak adil menjadi sistem yang berpihak kepada rakyat. Berikan contoh konkret tentang bagaimana kesatuan dan perjuangan bersama dapat merobohkan kekuatan penjajah dan menciptakan masyarakat yang lebih adil."

Lenin menambahkan, "Selain itu, libatkan rakyat awam secara aktif dalam proses perjuangan. Dukung partisipasi mereka dalam diskusi, pengambilan keputusan, dan aksi nyata. Ini akan memberikan mereka rasa memiliki dan menguatkan pemahaman mereka tentang perjuangan revolusioner."

Marx dan Lenin tersenyum. "Deiba, keinginanmu untuk menyebarkan pemahaman tentang perjuangan revolusioner kepada rakyat awam adalah langkah yang penting dan mulia. Teruslah berkomunikasi dengan mereka, dengarkan harapan dan kekhawatiran mereka, dan bantu mereka melihat bahwa perjuangan revolusioner adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Jadilah suara mereka, dan perjuanganmu akan semakin kuat."

Deiba mendengarkannya dengan serius. Dia tahu betapa sulitnya menyadarkan rakyat terjajah akan kondisi penindasan yang mereka alami dan mengapa mereka terkadang lebih memilih untuk melakukan kompromi dengan penguasa penjajah. Setelah berpikir sejenak, Deiba menjawab, "Saudara Marx dan saudara Lenin, bagaimana strategi terbaik untuk menyadarkan rakyat terjajah dan membantu mereka melihat pentingnya berjuang untuk kebebasan?"

Marx memandang Deiba dengan penuh pengertian. "Deiba, kita harus memahami bahwa kesadaran rakyat terjajah sering kali terhalang oleh kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang menghimpit mereka. Selain itu, propaganda dan manipulasi dari penguasa penjajah juga dapat mempengaruhi pemikiran mereka. Oleh karena itu, strategi untuk menyadarkan mereka haruslah komprehensif dan berkelanjutan."

Lenin mengangguk setuju. "Deiba, pendidikan adalah kunci untuk mengubah kesadaran rakyat terjajah. Berikan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang kondisi penjajahan yang mereka alami. Bantu mereka melihat akar masalah dan dampak negatif dari kompromi dengan penjajah. 

Buatlah sekolah rakyat dan program pemberdayaan yang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang hak-hak mereka dan membangkitkan semangat perjuangan."

Marx melanjutkan, "Selain itu, bangunlah kesadaran kolektif dan solidaritas di antara rakyat terjajah. Dorong partisipasi aktif dalam kelompok-kelompok perjuangan, serikat buruh, atau organisasi sosial. 

Ajarkan mereka kekuatan yang ada dalam persatuan dan kerjasama. Ketika mereka merasakan kekuatan bersama, mereka akan lebih cenderung untuk menolak kompromi dengan penjajah."

Lenin menambahkan, "Strategi lainnya adalah dengan mengungkapkan kebenaran tentang penjajahan melalui media alternatif dan jaringan komunikasi yang ada. Sampaikan kisah-kisah nyata tentang perjuangan dan keberhasilan bangsa-bangsa lain yang telah membebaskan diri dari penjajahan. 

Jalin solidaritas lintas bangsa untuk memperkuat perjuangan rakyat terjajah dan bantu mereka memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka."

Deiba mengambil nasehat dengan penuh tekad. "Terima kasih atas panduan kalian, saudara Marx dan saudara Lenin. Saya akan menerapkan strategi ini dalam usahaku untuk menyadarkan rakyat terjajah. Saya akan membangun lembaga pendidikan, memperkuat kesadaran kolektif, dan menyebarkan informasi melalui media alternatif. 

Saya percaya bahwa dengan ketekunan dan upaya yang berkelanjutan, kami dapat membantu mereka melihat pentingnya berjuang untuk kebebasan dan martabat."

Marx dan Lenin tersenyum puas. "Deiba, perjuanganmu adalah perjuangan bagi keadilan dan kebebasan. Teruslah menjalankan strategi untuk menyadarkan rakyat terjajah, dan jangan pernah menyerah. Ketika mereka menyadari kondisi penindasan yang mereka alami dan memperoleh kekuatan dari persatuan, perjuanganmu akan semakin kokoh dan berhasil."

Deiba menganggukkan kepala, menunjukkan bahwa dia memahami pentingnya memikirkan tujuan sosialisme setelah merdeka dari penjajah. Setelah berpikir sejenak, Deiba memberi jawaban, "Setelah kita merdeka dari penjajah, tujuan sosialisme adalah menciptakan masyarakat yang adil, merata, dan berkeadilan sosial. Ini berarti menghapuskan segala bentuk penindasan, eksploitasi, dan ketidaksetaraan yang ada dalam sistem kapitalis. Sosialisme bertujuan untuk memberdayakan rakyat, menghargai hak asasi manusia, dan memenuhi kebutuhan dasar setiap individu."

Marx melanjutkan, "Tujuan sosialisme adalah mengubah struktur ekonomi dan politik yang didasarkan pada kepemilikan pribadi dan eksploitasi menjadi sistem yang lebih kolektif dan berpihak kepada rakyat. Ini dilakukan melalui redistribusi kekayaan, nasionalisasi sektor kunci ekonomi, dan partisipasi aktif rakyat dalam pengambilan keputusan politik."

Deiba menyerap informasi itu dengan antusiasme. "Jadi, tujuan sosialisme adalah menciptakan masyarakat yang mengutamakan kesejahteraan bersama, kesetaraan, kebebasan individual, dan partisipasi aktif semua anggotanya. Ini mencakup pembangunan sistem pendidikan dan kesehatan yang merata, perlindungan sosial yang kuat, akses yang adil terhadap sumber daya, dan penghapusan ketidaksetaraan ekonomi yang berlebihan."

Marx dan Lenin tersenyum puas. "Benar sekali, Deiba. Tujuan sosialisme adalah membangun masyarakat yang berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan solidaritas. Ini adalah perjuangan yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat. Ingatlah bahwa sosialisme tidak hanya tentang tujuan akhir, tetapi juga proses transformasi sosial yang berkelanjutan."

Deiba, dengan tajam dan cerdas, melanjutkan diskusi dengan pertanyaan yang relevan. "Saudara Marx dan saudara Lenin, mengapa kemerdekaan nasional begitu penting dalam mencapai tujuan sosialisme?"

Marx memberikan senyuman yang berarti. "Deiba, kemerdekaan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan menuju sosialisme. 

Ketika sebuah bangsa masih terjajah, mereka tidak memiliki kendali penuh atas kebijakan politik, ekonomi, dan sosial mereka. Kondisi ini membatasi kemampuan mereka untuk menerapkan prinsip-prinsip sosialis dan membentuk masyarakat yang adil."

Lenin setuju, "Kemerdekaan nasional memberikan suatu landasan yang kuat untuk membangun sosialisme. Dalam kerangka kemerdekaan, bangsa tersebut dapat merumuskan dan melaksanakan kebijakan ekonomi dan sosial yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka sendiri. 

Mereka dapat menentukan jalannya sendiri dalam membangun sistem sosialis yang memenuhi kondisi dan keunikan mereka."

Deiba meneruskan, "Jadi, kemerdekaan nasional memberikan bangsa kebebasan untuk menentukan takdir mereka sendiri dan merancang transformasi sosial yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai mereka?"

Marx menanggapi, "Tepat sekali, Deiba. Kemerdekaan nasional memberikan bangsa kendali atas sumber daya mereka sendiri, mengurangi ketergantungan terhadap kekuatan asing, dan memungkinkan mereka untuk mengarahkan perubahan sosial sesuai dengan kepentingan dan aspirasi mereka. 

Tanpa kemerdekaan nasional, bangsa tersebut mungkin terjebak dalam jaringan eksploitasi dan penindasan dari negara-negara imperialis."

Lenin menambahkan, "Selain itu, kemerdekaan nasional membangun kesadaran nasional dan persatuan di antara bangsa tersebut. Ini penting dalam mengatasi perbedaan internal dan mempersatukan semua elemen masyarakat dalam perjuangan sosialis.

Kesadaran nasional yang kuat merupakan fondasi yang solid untuk membangun solidaritas dan persaudaraan dalam mencapai tujuan sosialisme."

Deiba merenungkan kata-kata mereka dengan hati yang penuh semangat. "Saudara Marx dan saudara Lenin, saya menghargai pencerahan kalian. Saya semakin memahami bahwa kemerdekaan nasional adalah prasyarat penting dalam mencapai tujuan sosialisme. 

Dalam perjuangan kami untuk sosialisme, kami harus terus berjuang untuk merdeka dari penjajah dan mendapatkan kendali atas nasib dan kehidupan kami sendiri."

Marx dan Lenin tersenyum dengan bangga. "Deiba, semangatmu dan pemahamanmu sangat menginspirasi. Teruslah berjuang untuk kemerdekaan nasional dan sosialisme. 

Dalam memperjuangkan kebebasan dan keadilan bagi bangsamu, kamu juga berkontribusi pada perjuangan global untuk masyarakat yang lebih baik dan adil."

Dengan tekad yang lebih kuat, Deiba bersumpah akan terus berjuang untuk kemerdekaan nasional dan sosialisme. Dia menyadari bahwa kedua tujuan tersebut saling terkait dan saling memperkuat. Dengan demikian, dia akan terus memimpin perjuangannya dengan keberanian dan keteguhan hati, dengan harapan dapat membawa masyarakatnya menuju pembebasan.

Tiba-tiba, Deiba terbangun dari mimpi yang begitu berkesan. Matanya terbuka, dan ia menemukan dirinya kembali di kenyataan, di kamar tidurnya yang tenang. Udara pagi yang segar mengalir masuk melalui jendela, dan sinar matahari perlahan menyapa wajahnya.

Sementara perjumpaan dengan Marx dan Lenin hanya menjadi kenangan dalam alam mimpi, semangat yang mereka tanamkan di dalam diri Deiba tetap menyala terang. Dalam keheningan pagi, ia merenungkan pesan-pesan revolusioner yang ia saksikan dalam mimpi itu.

Meski tak lagi bersama dengan tokoh-tokoh hebat itu, Deiba menyadari bahwa tanggung jawab perjuangan masih menantinya di dunia nyata. Ia mengambil nafas dalam-dalam, memenuhi dadanya dengan tekad dan semangat yang ia temukan di dalam mimpi.

Dengan langkah mantap, Deiba bangkit dari tempat tidurnya. Ia tahu bahwa mimpi yang ia alami adalah sebuah panggilan, sebuah pesan dari sejarah yang menuntunnya untuk beraksi. Ia mengetahui bahwa perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan dengan tindakan nyata.

Emawa, Kamwolker 2023.

Post. Adminn

TEORI SASTRA LAHIR DARI PUISIBUKAN SEBALIKNYA

Oleh. HANDRAWAN NADESUL
Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Tua, Kota Jeruk- Melangkah.Tanpa Alas Kaki_Keliru kalau dibilang menulis puisi harus taat pada teori sastra, Teori sastra hadir karena puisi hadir. Puisi sejak keberadaannya sudah berkembang lintas genre, lintas kreativitas, lintas zaman. Satu hal tetap, hakikat puisi ajeg harus berbeda dengan prosa.

Penyair di mana-mana dunia, menulis puisi tanpa terikat teori sastra. Generasi penyair yang lahir lewat Angkatan, kemudian mengikuti yang sudah hadir. Setiap Angkatan kepenyairan ada saja pengikutnya. Puisi Sapardi Djoko Damono, misalnya, mengikuti bagaimana penyair dunia menulis. Penyair pemula kita mengikuti cara Sapardi menulis puisi. 

Tidak demikian penyair yang kreatif. Mereka melangkaui cara penyair senegeri menulis puisi, membaca kiblat kepenyairan dunia. Rendra terpengaruh oleh syair kontemporer yang berkembang di Amerika kala itu. 

Lalu berlahiran puisi kontemporer, puisi bip bop, puisi bebas kata Sutradji Calzoum Bachri, dan beberapa genre lain. Apapun perkembangan puisi di dunia, teori sastra wajib menyimaknya, dan tidak patut menyalahkan seperti apapun sosok, dan isi puisi yang lahir kemudian. 

Satu hal absolut, puisi yang baik perlu memberikan sentuhan. Sentuhan buat semua pembacanya, siapapun mereka. Tidak selalu harus bisa dimengerti. Puisi yang bagus punya roh. Roh puisi itu yang membuat pembacanya tersentuh, mau seperti apapun sosok puisinya. Mungkin sosok lirik, mungkin bergaya kontemporer, bukanlah soal. Sekali lagi, yang penting elok sentuhannya.

Jadi menulis puisi sekarang ini tidak perlu terikat pilihan sosok apakah wajib seperti gurindam, kwatrin, atau apapun, silakan saja bebas dipilih, lebih perlu asal elok dibaca dan indah dirasa. 

Hanya bila puisi punya roh, dan roh tersusun dari tepatnya pilihan kata yang bisa pas merangkainya, tak soal seperti apa sosoknya. Sebagaimana kita sepakati, sampai kapan pun puisi itu sosok dan isi. Puisi yang bagus, isi lebih penting dari sosok.

Yang selayaknya didiskusikan pada banyak kesempatan bermunculannya penyair muda, supaya dunia perpuisian kita bukan terus saja hanya menulis, namun yang ditulis kembali dan kembali lagi, bukanlah puisi yang alih-alih memuaskan pembacanya, buat sendiri pun hambar. Itu barangkali lantaran puisi ditulis tergesa-gesa, dan tak tepat memilih apa muatannya, dan bagaimana membangun muatan isi supaya tertiup rohnya.

Saya kira, kita perlu lebih banyak berdiskusi bagaimana menulis puisi yang elok dibaca, dan indah dirasa. Menulis puisi yang punya roh. Puisi yang bukan rangkaian kalimat yang dipatah-patah sekadar sosoknya saja puisi, melainkan satu kesatuan muatan pikiran dan perasaan yang besar. 

Buat saya, tidak apa saja laik untuk ditulis menjadi puisi. Perlu muatan pikiran dan perasaan besar saja sehingga puisi memberikan sesuatu. Bukan hal remeh-temeh, hanya sekadar potret panorama, hanya kesan perjalanan, rasa patriotik, atau sekadar hanya peristiwa sehari-hari, laik dijadikan puisi. 

Penyair bisa sangat produktif, namun penyair brisiko terjebak menulis sekadar sosoknya puisi, isinya entah apa. Hanya apabila penyair terbilang kreatif, puisi tidak kelewat cepat ditulis, dipetik dari muatan pikiran dan perasaan yang bukan remeh-temeh, betapapun sosok puisinya dibuat aneh, dan nyentrik sekalipun, seolah sebuah pembaharuan berpuisi. Sosok puisi hampir kurang ada perannya dalam menyentuh hati pembacanya.

Di mana-mana dunia puisi tidak banyak peminat sebesar peminat prosa, saking sukarnya dimengerti. Nilai puisi ditentukan oleh siapa yang membacanya. Semakin kaya wawasan pikiran dan alam perasaan pembacanya, semakin mampu menjangkau isi puisi yang dibacanya. Di sana ada nilai filsafat, kebijakan, dan semua tata nilai kehidupan yang menyimpan makna. 

Hanya apabila pembaca puisi lebar dan luas penguasaan semua nilai kehidupan, yang mampu menghargai sebuah puisi yang memang bernilai, dan mana puisi yang cuma loyang.

Terlebih kritikus puisi. Tak cukup hanya menguasai teori sastra, tapi perlu luas wawasan segala tata nilai kehidupannya. Kaya khazanah bacaan filsafat, religiusitas, dan semua nilai kehidupan, adagium, wejangan, dan nasihat leluhur. Tanpa menguasai itu semua, tak bakal mungkin menjangkau isi puisinya. 

Apabila isi puisi tak terjangkau pembacanya, berarti tak mungkin mampu menghargai puisinya, tak mampu memberikan kesan elok dan indahnya puisi, saya kira.

Salam puisi,


Post. Admind

Dewan Gereja Papua Mencatat 67.000 Warga Pengungsi Papua Belum Kembali Ke Kampung Halaman dan Beribadah

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tu Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Dewan Gereja Papua mencatat 67.000 warga pengungsi Papua belum kembali ke kampung halaman dan beribadah. Ada Gereja yang dibakar, dan ada yang dijadikan Pos TNI/Polri, ada Pendeta/Gembala yang dibakar dan ditembak. Lainnya dicurigai dan ditangkap. Banyak Gereja sepih dan kosong. 

Umat Tuhan di Tanah Papua, jangan pernah menyerah pada kejahatan, ketidakadilan, dan kekerasan. Jadilah pembawa perdamaian, pembela kasih, dan penerang dalam kegelapan. 

Marilah kita bersama-sama merangkul kehidupan yang bermakna, saling mengasihi, dan menjalankan ajaran kasih Kristus dalam tindakan nyata. Marilah kita menjadi saksi kasih Allah di dunia ini, melalui kata-kata dan perbuatan kita sehari-hari. 

Bersama-sama, mari kita membangun gereja yang hidup, bukan hanya bangunan batu, melainkan komunitas yang menyinari dunia dengan kasih, keadilan, dan harapan.

(Foto: Ilustrasi)

Post. Admind

Jatuh Cinta Itu Gampang, Dl Dalam Hitungan Detik Juga Bisa

Olwh. Gabriel.S
Hapsatnite
Mengapa jatuh cinta gampang?,karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap karakter pasangan kita.

Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi, dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua karakter kita tersingkap.
Di sini letak PERBEDAAN jatuh cinta dan bangun cinta.

Jatuh cinta dalam keadaan menyukai. Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan saling belajar untuk memahami dan mengerti bukan untuk menuntut serta adanya itikad baik memahami konflik dan ber-sama² mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.

Cinta yang dewasa tak menyimpan uneg², walau ada beberapa hal yang sensitif untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga.

Namun sesentif apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kesalahpahaman tak berlarut.

Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memahami situasi hati pasangan.

Jika suami istri hanya saling memperhatikan perasaan sendiri², mereka akan saling melukai,jika dibiarkan berlarut, bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.

Apakah kondisi ini bisa diperbaiki?, tentu saja bisa, saat masing²
mau mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari TEMAN HIDUP atau MUSUH HIDUP.

Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan??
Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. 

Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta.

Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, jujur,sabar,mendengarkan, memahami, mengalah/rela berkorban dan bertanggung jawab.

Post. Admind

Nyawa dan Harga Diriku, Pertarukan Demi Pembebasan Bangsaku!

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk-Melangkah Tanpa Alas Kaki-Kemerdekaan hidup pribadi, segenap jiwa ragaku, bahkan Nyawa dan harga diriku yang jahu melebihi harta kekayaan, aku telah persembahkan demi pembebasan bangsaku.

Demi merebut kemerdekaan, apa yang saya telah milihki semua- semunya ku korbangkan, Karena sesunggunya sebuah pertarungan demi merahi kemenangan butuh pengorbanan.

Maka, mengakhiri penderitaan panjang orang papau harus akhiri dengan 'Perang'.

Merebut kemerdekaan orang papau harus akhiri dengan 'Perang'.

Bahkan kedamaian pun harus akhiri dengan 'Perang'.

Akhiri semua sampai titik darah pengabisan. 

                    ( Birjen, Egianus Kogoya )
       Panglima Kodap III Ndugama- Ndragma
24 Juni 2023.

#Hidup #Birjen,#EgianusKogoya
#BrovoKOMNASTPNPB.

Post. Admind

TAK SELAMANYA MULUS

Perjalanan cinta tak selamanya mulus
Terkadang dipenuhi onak dan duri
Apakah waktu singkat ataupun waktu panjang
Letih diri terkuras dalam pikir dan derai 
Tapi itulah hidup berjalan atau berlari tetap akan temukan masa indah dan suram.

Ketika pilihan harus seatap cinta
Itu maunya diri
Susah senang konsekuensi dari pilihan itu
Awal adalah kebahagian
Akhir pun ingin tetap berada 
di keadaan itu
Yakini setiap insan berharap demikian.

Padamu terpatri janji suci
Hanya maut pisahkan
Jalani hari berdua 
Jelang pagi akan seperti itu.

Bila ada malam tetap tabahkan hati hadapi
Bersama tidak sekedar ria
Suram pun harus beriring
Jalan ini kita yang ambil
Bertanggung jawab bukan kata atau ucapan belaka
Menyatu untuk membangun ikatan
Selamanya hidup dan mati.

Namun kau bukanlah insan sempurna 
Ketidaksempurnaanmu pernah tenggelamkan jiwa pada kata terpuruk tiada daya.

Aku bagai nelayan tanpa arah
Hampir tenggelamkan biduk cinta
Buyarkan mimpi bentuk hati menjadi keping.

Namun sekali lagi....kau bukanlah insan sempurna
Menerima meski terluka
Hingga pilih kata maaf untuk kembali merajut.

Cinta adalah rela hati
Terima dengan ikhlas
Pulihkan retak meski belum utuh sepenuh
Percaya semua masih akan indah lagi.

Post. Admind

BURUNG HITAM

BURUNG HITAM
...yang mahal.... 

Oleh. Bumil mlot 
Tetesan Air Mat Ibund-Kota Tua, Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Blackbirding adalah tindakan memaksa orang, melalui tipu daya atau penculikan , untuk bekerja sebagai budak atau buruh bergaji rendah di negara yang jauh dari kampung halamannya. 

Praktik ini tersebar luas ketika penduduk asli dari banyak pulau di Pasifik menetap pada abad ke-19 dan ke-20. Burung hitam ini disebut Kanakas atau South Sea Islanders . 

Mereka diambil dari tempat-tempat seperti Papua Nugini , Kepulauan Solomon , Vanuatu , Niue , Pulau Paskah , Kepulauan Gilbert ,Tuvalu , Fiji dan pulau-pulau di Kepulauan Bismarck antara lain.

Pemilik, kapten, dan awak kapal yang terlibat dalam memperoleh pekerja ini disebut burung hitam . 

Permintaan tenaga kerja murah semacam ini terutama datang dari koloni Eropa di New South Wales , Queensland , Samoa , Kaledonia Baru , Fiji , Tahiti , dan Hawaii , serta perkebunan di Peru , Meksiko , dan Guatemala . 

Bekerja di tebu, perkebunan kapas dan kopi di tanah ini adalah penggunaan utama tenaga kerja burung hitam, tetapi juga digunakan di industri lain. 

Kapal Blackbird mulai beroperasi di Pasifik sejak tahun 1840-an dan berlanjut hingga tahun 1930-an. 

Burung hitam dari Amerika sedang mencari pekerja untuk hacienda mereka dan untuk mengembangkan deposit guano di Kepulauan Chincha , sementara perdagangan burung hitam yang diselenggarakan oleh kolonis di tempat-tempat seperti Queensland, Fiji dan Kaledonia Baru menggunakan pekerja perkebunan, terutama yang menghasilkan gula. tebu. 

Contoh penangkapan burung hitam di luar Pasifik Selatan termasuk hari-hari awal penangkapan mutiara di Australia Barat di Teluk Nicole dan Broome , tempat orang Aborigin Australia diambil oleh burung hitam dari daerah terdekat. 

Praktik yang mirip dengan menangkap burung hitam berlanjut hingga hari ini. Salah satu contohnya adalah penculikan dan pemaksaan, seringkali dengan todongan senjata, terhadap masyarakat adat Amerika Tengah untuk bekerja sebagai pekerja perkebunan di wilayah tersebut. 

Mereka hidup dalam kondisi yang buruk, terpapar banyak pestisida dan bekerja keras dengan gaji yang sangat kecil.
Operasi blackbirding besar pertama di Samudra Pasifik dilakukan di Teluk Toofold di New South Wales . 

Sebuah kapal yang terdiri dari 65 pekerja Melanesia tiba di Kota Boyd pada tanggal 16 April 1847 dengan kapal Velocity , sebuah kapal yang dikomandoi oleh Kapten Kirsopp dan disewa oleh Benjamin Boyd . Boyd adalah seorang kolonis Skotlandia yang menginginkan buruh murah untuk bekerja di perkebunan pastoralnya yang luas di koloni New South Wales . 

Dia membiayai dua pembelian lagi South Sea Islanders, 70 di antaranya tiba di Sydney.pada bulan September 1847, dan 57 lainnya pada bulan Oktober tahun itu. Banyak dari penduduk pulau ini segera meninggalkan pekerjaan mereka dan terlihat kelaparan dan melarat di jalanan Sydney. 

Laporan kekerasan, penculikan, dan pembunuhan yang digunakan untuk merekrut para pekerja ini muncul pada tahun 1848, ketika penyelidikan tertutup memutuskan untuk tidak mengambil tindakan apa pun terhadap Boyd atau Kirsopp. 

Eksperimen tenaga kerja Melanesia dihentikan di Australia sampai Robert Towns melanjutkan praktiknya di Queensland pada awal tahun 1860-an.

Post. Admind

"Bertahan"

Tak usah berbicara tentang setia,
Jika kamu memintaku tuk jadi yang kedua.

Tak usah berbicara perihal rindu,
Jika bukan aku tempat pulang yang kau tuju.

Tak usah memintaku bertahan
Jika bukan aku yang kau perjuangkan.

Tak usah sematkan rasa gundah
Pada hati yang membuncah

Karena kini yang tersisa hanyalah b e n c i
Bahkan,
Rasa cinta telahpun m a t i

Saat kau memilih angkat kaki dan pergi,
Kini hadir kembali laksana mimpi.

Semua ada timbal baliknya, Entah saat hati melara ataupun bahagia.

Jalani saja hidupmu...
Sebagaimana sebelum bertemu denganku.

Karena aku biasa saja tanpamu.

Kini
Logikaku lebih utama, Pengalaman dari hidupku dulu yang bertemankan luka.

Bertahanku karena Takdir yang Kuasa, bukan karena kamu, dia, ataupun mereka.

Selayaknya senja yang akhirnya berganti sinarnya menjadi gelap gulita.

Cilacap Minggu 18_juni_ 2023.

#erogat_erogat
🌹🥀👌

Post. Admind

JANGAN SEGERA CEPAT AMBIL TINDAKAN SEBELUM LIHAT DAN DENGAR? BAGAIMANA CARA KITA UNTUK MENGENDALIKAN EMOSI DAN MENAHANNYA SEBELUM LIHAT DAN DENGAR" SIMAK CERITA MENARIK SEEKOR ANJING DAN MENYESAL DIKEMUDIAN HARI?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk_ Melangkah Tanpa Alas Kaki_Seekor anjing yang dipercayakan oleh pemiliknya untuk tinggal bersama bayinya untuk dijaga, ketika berjalan-jalan. Suatu hari, pergi membeli kebutuhan mereka, masih meninggalkan anjing yang menjaga bayi disamping boksnya.

Tetapi ketika dia kembali kerumahnya, dia menemukan bayi yang hilang diboks bayi. Dia sangat gugup terutama melihat dimulut anjing berdarah dengan pakaian diseluruh lantai!!! 

Dia langsung mengira anjing itu memakan bayinya! tanpa berfikir panjang, dia meraih sebuah kayu, dan memukul anjing itu berkali-kali hingga mati. Setela mati ia mencari bagian lain dari tubuh putranya. Namun ketika ia berguling-guling dipinggir tempat tidur, ia melihat putranya bermain tanpa pakaian.Dia juga menemukan bahwa ada ular pitong yang mati dibawah tempat tidur. 

Dia mengendong anaknya dengan begitu banyak sukacita dan menangis dia juga sedih karena dia membunuh, anjing boutang yang menyelamatkan nyawa putranya, jadi anjing itu berkelahi dengan ular pitong yang akan memakan bayi itu, pelajaran moral dalam hal ini adalah kita jangan terlalu cepat menilai apa yang kita dengar atau lihat. 

Janganlah segera mengeluarkan kata-kata yang saling merugikan tanpa mengetahui kebenaran sesungguhnya, hanya karena apa yang kita dengar, kita juga harus tahu cara mengendalikan emosi, kemarahan kita, karena kita mungkin salah dalam apa yang kita lakukan.

Post. Admind

Cinta Bersemi Di Rimba Raya

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas Kaki_ Ibunda- Dalam setiap hembusan angin yang menyapu dedaunan, dia merasakan kesejukan jiwa yang mengalir di dalamnya. Di tepian sungai yang riaknya menggema di hatinya, dia menemukan ketenangan yang tak pernah dirasakannya sebelumnya.

Denis adalah seorang pemuda yang dulu hidup di tengah hiruk-pikuk kota besar. Namun, dia telah memutuskan untuk meninggalkan segala kesenangan masa mudanya, ia memilih untuk menggenggam senjata melawan penjajah dan hidup dalam kedamaian alam liar.

Di balik hari harinya mengitari rimba raya, Denis masih membawa luka yang tak terobati. Ada sosok yang tetap merindukannya di kota: Celin, kekasihnya. Celin adalah seorang gadis yang cantik, yang dengan berat hati memilih kuliah untuk membangun masa depannya yang cerah. Denis mengerti keputusan itu, tetapi rindu akan kebersamaan mereka tak pernah berhenti menggelayuti hatinya.

Di bawah langit malam yang penuh bintang, cahaya bulan memantulkan kilauan di permukaan air yang tenang, mencerminkan kerinduannya yang dalam. "Celin," gumam Denis pelan, "Aku harap engkau bahagia di kota sana. Aku tahu keputusanmu tak mudah, dan aku tak ingin menjadi beban bagimu."

Denis melanjutkan perjalanan hidupnya sebagai gerilyawan rimba dengan tekad yang teguh. Setiap hari, dia belajar dari alam yang mengajarkannya kebijaksanaan dan ketekunan. Dia mengenal setiap pohon, sungai, dan binatang sebagai sahabat sejatinya. Mereka adalah saksi bisu atas janjinya untuk menjaga hutan dari perampokan penjajah yang berusaha mengambil sumber daya alam dengan rakus.

Suatu hari, ketika Denis sedang berkeliling menjaga perbatasan rimba, dia menemukan para pekerja proyek jalan yang dengan alat alat berat untuk merampok hutan dan kekayaan alam dan menggusur warga. Hati Denis berdetak kencang, dan api semangatnya membara. Dengan keberanian yang meluap, dia melawan para penjajah dengan ilmu yang telah dipelajarinya dari alam.

Tubuh Denis menjadi samar-samar dalam gerakan cepatnya. Dia melompat seperti kijang, menyelinap seperti ular, dan melawan dengan kekuatan yang mengguncang. Para penjajah terkejut oleh keberanian dan keahliannya. Dalam pertempuran yang sengit, Denis berhasil mengusir penjajah-penjajah itu dari hutan. Alam pun tersenyum puas melihat janji Denis yang terpenuhi.

Setelah pertempuran selesai, Denis kembali ke pondok markas di tengah hutan. Wajahnya yang lelah memancarkan kepuasan yang tak terhingga. Dia meletakkan senjatanya dengan penuh hormat, lalu menghembuskan nafas lega. "Terima kasih, alam," ucap Denis dengan tulus, "Aku takkan pernah menghianati janjiku padamu."

Denis melihat langit senja yang indah dengan rasa syukur. Celin tetap ada di hatinya, tetapi dia tahu bahwa cinta sejati tak pernah memaksa. Dalam kedamaian hutan, dia menemukan kekuatan dan arti hidup yang sebenarnya. Dan meskipun Denis melupakan kesenangan masa mudanya di kota dan melepaskan Celin kekasihnya, dia menemukan kedamaian yang tak ternilai di alam rimba yang kini menjadi tempatnya pulang.

Tahun-tahun berlalu, dan Denis terus melanjutkan perjuangannya sebagai gerilyawan. Namun, takdir berkata lain ketika dia terluka parah dalam sebuah pertempuran di sebuah desa kecil. Pendarahan yang tak terkendali membuatnya kehilangan kesadaran, dan dia berusaha bertahan hidup dengan segenap tenaga yang tersisa.

Dalam keadaan yang penuh keputusasaan, Denis diselamatkan oleh seorang warga desa yang berhati baik. Warga itu, tanpa ragu, membawanya ke rumah pegawainya yang terletak di dekat desa. Ternyata, rumah itu adalah milik tetangga Celin, yang sekarang telah menjadi seorang direktur rumah sakit.

Celin, yang tidak tahu identitas pasien yang terbaring tak sadarkan diri di salah satu ruang rawat, merasa ada sesuatu yang familiar dengan sosok tersebut. Tetapi, wajah Denis yang terluka parah membuatnya sulit untuk mengenali kekasih masa lalunya. Denis pun sadar akan hal ini, dan dia memilih untuk menutupi wajahnya dengan sehelai kain putih.

Berhari-hari Denis menghabiskan waktu dalam keadaan tak sadarkan diri di rumah sakit tersebut. Celin yang mengurusnya tanpa menyadari siapa sebenarnya pasien itu, tetap memberikan perawatan yang cermat.

Namun, takdir kembali menguji mereka. Suatu pagi, ketika Celin masuk ke ruang rawat tempat Denis dirawat, dia terkejut melihat tempat itu kosong. Denis telah hilang tanpa jejak. Celin, yang merasa bingung dan terkejut, berusaha mencari tahu apa yang telah terjadi.

Celin memeriksa rekam medis dan melihat bahwa pasien yang tidak diketahui identitasnya itu telah sembuh dan diperbolehkan pulang. Hatinya berbunga-bunga ketika dia menyadari bahwa orang yang telah dia rawat selama ini adalah Denis, kekasihnya yang dulu. Rasa cemas dan kerinduan mendalam memenuhi hatinya.

Dalam usahanya mencari tahu keberadaan Denis, Celin mulai menyelidiki dengan tekun. Dia memeriksa catatan rumah sakit, menghubungi teman-teman dan kenalan Denis, dan berkeliling mencari jejak-jejak yang bisa membawanya kepada kekasih yang hilang itu.

Hari demi hari berlalu, dan Celin tidak menyerah dalam pencariannya. Dia percaya bahwa jika mereka memang ditakdirkan bersatu, mereka akan bertemu lagi di suatu tempat. Kehadiran Denis dalam hidupnya telah membuka matanya akan kekuatan cinta dan tekad yang tulus.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan mencari, Celin menerima sebuah surat dari seorang teman Denis yang memberikan petunjuk tentang keberadaannya. Denis telah kembali ke hutan, ke tempat di mana dia merasa hidupnya memiliki makna yang sebenarnya.

Dengan hati penuh harap dan semangat, Celin memutuskan untuk mengikuti petunjuk tersebut dan menemui Denis di hutan. Dia tahu bahwa akan ada tantangan dan rintangan di depan mereka, tetapi dia juga tahu bahwa cinta mereka adalah kekuatan yang tak terkalahkan.

Dan pada akhirnya, dalam suatu pagi yang cerah, Celin menemukan Denis di tengah rimba yang indah. Keduanya saling memandang dengan rasa bahagia dan lega. Denis, dengan luka-lukanya yang telah sembuh, menyambut Celin dengan tangan terbuka.

Mereka berpelukan erat, mengungkapkan rindu dan cinta yang selama ini mereka simpan. Celin mengaku bahwa dia tak pernah melupakan Denis, dan Denis menjelaskan mengapa dia memilih kembali ke alam liar, tempat di mana dia merasa hidupnya memiliki tujuan yang lebih besar.

Kisah Denis gerilyawan rimba dan Celin yang memilih kuliah demi masa depannya memang diwarnai perpisahan dan kehilangan. Namun, cinta mereka tak pernah padam dan akhirnya membawa mereka kembali bersatu di tengah alam yang mereka cintai. 

Dalam pelukan mereka yang erat, Denis dan Celin merasakan kehangatan dan kedamaian yang tak ternilai. Mereka mengetahui bahwa mereka telah menemukan tempat mereka di dunia ini, di antara kehidupan yang liar dan cinta yang tulus.

Cinta Bersemi di Rimba Raya.

Post. Admind

Jumat, 23 Juni 2023

Pesawat Hilang Kontak Terjadi di Koordinat 4°02'46.32"S 139°21'28.20"E. Menurut Laporan dari Airnaf Sentani,

Sumber : Humas Sar Jayapura
Pesawat hilang kontak terjadi di koordinat 4°02'46.32"S 139°21'28.20"E. Menurut laporan dari Airnaf Sentani, Wilso mengatakan pesawat PK-SMW dengan rute dari Bandara Elelim menuju Bandara POIK menghilang kontak pada pukul 11.00 WIT (23/6/2023). 

"Pesawat ini memiliki 6 orang di dalamnya, terdiri dari 2 awak dan 4 penumpang," kata Wilso.

Setelah menerima laporan, tim dari Pos SAR Wamena dan Potensi SAR segera melakukan pencarian. Pada pukul 15.15 WIT, mereka menggunakan helikopter Intan untuk melakukan pencarian udara. 
Dalam upaya pencarian, tim berhasil menemukan puing-puing pesawat yang mengeluarkan asap. 
Namun, karena kondisi cuaca dan situasi lapangan yang sulit, Kasiops, Kepala Pencarian dan Pertolongan Jayapura, Marinus Ohoirat akan berkoordinasi dengan Lanud Silas Papare untuk menggunakan helikopter dari Auri dalam upaya evakuasi yang direncanakan besok pada Sabtu, 24 Juni 2023.

Informasi lebih lanjut akan disampaikan segera setelah ada perkembangan mengenai pencarian dan evakuasi pesawat yang hilang kontak tersebut. 

"Mohon doanya agar tim pencarian dapat melakukan tugas mereka dengan aman dan berhasil menemukan seluruh kru dan penumpang pesawat," pinta Ohoirat.

Post. Admind


Pemuda Adat Tambrauw Gustaf Baru Mempertanyakan Pernyataan PJ Bupati dan Ketua DPR Tambrauw

Oleh Gustaf Baru 
Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Tambrauw Papua Barat- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Kami pemuda adat Tambrauw dengan ini menyikapi peristiwa Penangkapan terhadap Anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) sektor Tambrauw yang baru di bentuk.

Pasca peristiwa penangkapan terhadap 19 aktivis KNPB di distrik Bamus Bama,  kabupaten Tambrauw,.

Ada upaya negara melalui Pemda dan anggota militer di Tambrauw beberapa opopini miring dikembangkan untuk mengkambing hitamkan knpb sekaligus kriminalisasi KNPB Tambrauw.

Upaya yang dilakukan Pemda kabupaten Tambrauw untuk mengkambinghitamkan aktivis dan organisasi KNPB, sebagai kelompok kriminal bersenjata(KKB).

Hal ini dilakukan untuk pengalihan isu dan membenarkan tindakan kepolisian yang melakukan penangkapan sewenang-wenang. Pada hal faktanya tidak ada aksi KKB yang mereka sebutkan.

Kemudian peralihan isu yang lain yang dikembangkan oleh TNI dan Polri bahwa  ancaman dari KKB sehingga tenagah medis di evakuasi. 

Tenaga kesehatan dievaluasi dengan adanya isu ancaman KKB mereka TNI-Polri kembangkan ada dua distrik, di kabupaten Tambrauw.

Dua distrik evakuasi tenagah medis adalah  distrik Yembun dan distrik Syujak, sehingga para tenagah kesehatan tersebut dievakusi pada Minggu dinihari (detik com).

Maka kami  meminta kepada PJ Bupati Tambrauw, Engelbert Kocu, untuk segera membuktikan bahwa KNPB adalah kelompok kriminal bersenjata. 

PJ Bupati Tambrauw harus membuktikan bahwa KNPB punya senjata dan berjuang dengan senjata mengacam warga dan tenagah medis.

Kami heran Kenapa PJ Bupati Tambrauw, bisa mengeluarkan narasi seperti demikian? Ada apa dibalik itu?,  tolong diperjelaskan!.

Dan kami juga meminta kepada Ketua DPRD kab Tambrauw, Yerimias sedik S.Ip, untuk segera mengklarifikasi pernyataan di media (Papua spirit com),  bahwa ada pihak luar yang sengaja mengacaukan kabupaten Tambrauw, siapa pihak luar yg dimaksud itu? Harus dijelaskan secara detail dan baik kepada publik.

Jangan ketua DPRD kab Tambrauw, sengaja mengelurkan bahasa yg menciptakan konflik antar orang Papua.

Perlu diketahui bahwa KNPB adalah organisasi sipil yang memperjuangkan hak politik rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri/merdeka secara damai dan demokrasi. 

KNPB Juga organisasi sipil,  yang ada di seluruh teritorial pulau Papua, bukan hanya berada  di kabupaten Tambrauw dan Maybrat. 

Maka dengan ini kami menuntut kepada Pemda kabupaten Tambrauw kepala Polresta Tambrauw dan Danrem(forkopimda) kab Tambrauw bahwa;

1. Pemda kabupaten Tambrauw, kepala Polresta dan Danrem   jangan mengkambinghitamkan aktivis dan organisasi sipil KNPB.

2. Stop membangun narasi dan pernyataan yang akan membuat situasi keamanan di kab Tambrauw, PBD, menjadi terganggu.

3. Hentikan penggunaan bahasa/ dalih keamanan untuk mendirikan pos-pos militer dan penambahan personil aparat TNI-POLRI di kab Tambrauw, PBD.

4. Pemerintah Tambrauw, DPRD kab Tambrauw, akan bertanggungjawab apabila terjadi kekerasan dan penganiayaan kepada masyarakat sipil di kab Tambrauw, oleh aparat TNI-Polri.

5. Kami menolak pendirian Kodim di kab Tambrauw, dengan alasan apapun.karena akan menyebabkan kekerasan, mengganggu mental kepada masyarakat sipil di kab Tambrauw.

Pemuda Tambrauw.

DPR Papua Tengah Paulus Mote, Mengatakan Atas Nama Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Provinsi Jangan Merusak Hutan yang Ada

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangka Tanpa Alas Kaki - DPR Papua Tengah Paulus Mote: Mengatakan bahwa, Jang...