Langsung ke konten utama

Cinta Bersemi Di Rimba Raya

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas Kaki_ Ibunda- Dalam setiap hembusan angin yang menyapu dedaunan, dia merasakan kesejukan jiwa yang mengalir di dalamnya. Di tepian sungai yang riaknya menggema di hatinya, dia menemukan ketenangan yang tak pernah dirasakannya sebelumnya.

Denis adalah seorang pemuda yang dulu hidup di tengah hiruk-pikuk kota besar. Namun, dia telah memutuskan untuk meninggalkan segala kesenangan masa mudanya, ia memilih untuk menggenggam senjata melawan penjajah dan hidup dalam kedamaian alam liar.

Di balik hari harinya mengitari rimba raya, Denis masih membawa luka yang tak terobati. Ada sosok yang tetap merindukannya di kota: Celin, kekasihnya. Celin adalah seorang gadis yang cantik, yang dengan berat hati memilih kuliah untuk membangun masa depannya yang cerah. Denis mengerti keputusan itu, tetapi rindu akan kebersamaan mereka tak pernah berhenti menggelayuti hatinya.

Di bawah langit malam yang penuh bintang, cahaya bulan memantulkan kilauan di permukaan air yang tenang, mencerminkan kerinduannya yang dalam. "Celin," gumam Denis pelan, "Aku harap engkau bahagia di kota sana. Aku tahu keputusanmu tak mudah, dan aku tak ingin menjadi beban bagimu."

Denis melanjutkan perjalanan hidupnya sebagai gerilyawan rimba dengan tekad yang teguh. Setiap hari, dia belajar dari alam yang mengajarkannya kebijaksanaan dan ketekunan. Dia mengenal setiap pohon, sungai, dan binatang sebagai sahabat sejatinya. Mereka adalah saksi bisu atas janjinya untuk menjaga hutan dari perampokan penjajah yang berusaha mengambil sumber daya alam dengan rakus.

Suatu hari, ketika Denis sedang berkeliling menjaga perbatasan rimba, dia menemukan para pekerja proyek jalan yang dengan alat alat berat untuk merampok hutan dan kekayaan alam dan menggusur warga. Hati Denis berdetak kencang, dan api semangatnya membara. Dengan keberanian yang meluap, dia melawan para penjajah dengan ilmu yang telah dipelajarinya dari alam.

Tubuh Denis menjadi samar-samar dalam gerakan cepatnya. Dia melompat seperti kijang, menyelinap seperti ular, dan melawan dengan kekuatan yang mengguncang. Para penjajah terkejut oleh keberanian dan keahliannya. Dalam pertempuran yang sengit, Denis berhasil mengusir penjajah-penjajah itu dari hutan. Alam pun tersenyum puas melihat janji Denis yang terpenuhi.

Setelah pertempuran selesai, Denis kembali ke pondok markas di tengah hutan. Wajahnya yang lelah memancarkan kepuasan yang tak terhingga. Dia meletakkan senjatanya dengan penuh hormat, lalu menghembuskan nafas lega. "Terima kasih, alam," ucap Denis dengan tulus, "Aku takkan pernah menghianati janjiku padamu."

Denis melihat langit senja yang indah dengan rasa syukur. Celin tetap ada di hatinya, tetapi dia tahu bahwa cinta sejati tak pernah memaksa. Dalam kedamaian hutan, dia menemukan kekuatan dan arti hidup yang sebenarnya. Dan meskipun Denis melupakan kesenangan masa mudanya di kota dan melepaskan Celin kekasihnya, dia menemukan kedamaian yang tak ternilai di alam rimba yang kini menjadi tempatnya pulang.

Tahun-tahun berlalu, dan Denis terus melanjutkan perjuangannya sebagai gerilyawan. Namun, takdir berkata lain ketika dia terluka parah dalam sebuah pertempuran di sebuah desa kecil. Pendarahan yang tak terkendali membuatnya kehilangan kesadaran, dan dia berusaha bertahan hidup dengan segenap tenaga yang tersisa.

Dalam keadaan yang penuh keputusasaan, Denis diselamatkan oleh seorang warga desa yang berhati baik. Warga itu, tanpa ragu, membawanya ke rumah pegawainya yang terletak di dekat desa. Ternyata, rumah itu adalah milik tetangga Celin, yang sekarang telah menjadi seorang direktur rumah sakit.

Celin, yang tidak tahu identitas pasien yang terbaring tak sadarkan diri di salah satu ruang rawat, merasa ada sesuatu yang familiar dengan sosok tersebut. Tetapi, wajah Denis yang terluka parah membuatnya sulit untuk mengenali kekasih masa lalunya. Denis pun sadar akan hal ini, dan dia memilih untuk menutupi wajahnya dengan sehelai kain putih.

Berhari-hari Denis menghabiskan waktu dalam keadaan tak sadarkan diri di rumah sakit tersebut. Celin yang mengurusnya tanpa menyadari siapa sebenarnya pasien itu, tetap memberikan perawatan yang cermat.

Namun, takdir kembali menguji mereka. Suatu pagi, ketika Celin masuk ke ruang rawat tempat Denis dirawat, dia terkejut melihat tempat itu kosong. Denis telah hilang tanpa jejak. Celin, yang merasa bingung dan terkejut, berusaha mencari tahu apa yang telah terjadi.

Celin memeriksa rekam medis dan melihat bahwa pasien yang tidak diketahui identitasnya itu telah sembuh dan diperbolehkan pulang. Hatinya berbunga-bunga ketika dia menyadari bahwa orang yang telah dia rawat selama ini adalah Denis, kekasihnya yang dulu. Rasa cemas dan kerinduan mendalam memenuhi hatinya.

Dalam usahanya mencari tahu keberadaan Denis, Celin mulai menyelidiki dengan tekun. Dia memeriksa catatan rumah sakit, menghubungi teman-teman dan kenalan Denis, dan berkeliling mencari jejak-jejak yang bisa membawanya kepada kekasih yang hilang itu.

Hari demi hari berlalu, dan Celin tidak menyerah dalam pencariannya. Dia percaya bahwa jika mereka memang ditakdirkan bersatu, mereka akan bertemu lagi di suatu tempat. Kehadiran Denis dalam hidupnya telah membuka matanya akan kekuatan cinta dan tekad yang tulus.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan mencari, Celin menerima sebuah surat dari seorang teman Denis yang memberikan petunjuk tentang keberadaannya. Denis telah kembali ke hutan, ke tempat di mana dia merasa hidupnya memiliki makna yang sebenarnya.

Dengan hati penuh harap dan semangat, Celin memutuskan untuk mengikuti petunjuk tersebut dan menemui Denis di hutan. Dia tahu bahwa akan ada tantangan dan rintangan di depan mereka, tetapi dia juga tahu bahwa cinta mereka adalah kekuatan yang tak terkalahkan.

Dan pada akhirnya, dalam suatu pagi yang cerah, Celin menemukan Denis di tengah rimba yang indah. Keduanya saling memandang dengan rasa bahagia dan lega. Denis, dengan luka-lukanya yang telah sembuh, menyambut Celin dengan tangan terbuka.

Mereka berpelukan erat, mengungkapkan rindu dan cinta yang selama ini mereka simpan. Celin mengaku bahwa dia tak pernah melupakan Denis, dan Denis menjelaskan mengapa dia memilih kembali ke alam liar, tempat di mana dia merasa hidupnya memiliki tujuan yang lebih besar.

Kisah Denis gerilyawan rimba dan Celin yang memilih kuliah demi masa depannya memang diwarnai perpisahan dan kehilangan. Namun, cinta mereka tak pernah padam dan akhirnya membawa mereka kembali bersatu di tengah alam yang mereka cintai. 

Dalam pelukan mereka yang erat, Denis dan Celin merasakan kehangatan dan kedamaian yang tak ternilai. Mereka mengetahui bahwa mereka telah menemukan tempat mereka di dunia ini, di antara kehidupan yang liar dan cinta yang tulus.

Cinta Bersemi di Rimba Raya.

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokasi da

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu juga rasa kecewa yang terpahat.   Sekali tersakiti, hatimu rapuh,   Dikhianati sekali, cintamu terus meragu. Siapa pun yang mengecewakanmu,   Tidak akan luput dari pandanganmu.   Setiap detik, setiap waktu,   Luka itu tetap merayap dalam ingatan. Namun di balik kekecewaan yang mendalam,   Tersembunyi pelajaran berharga.   Jangan biarkan rasa itu membelenggu,   Biarkan ia menjadi bekal untuk tumbuh lebih kuat. Eko-Vinsent  🍁🍁🍁 SEPIH Sekali lagi sepi Tanpa suaramu  Tak ada kata-kata manismu Hanya hening yang terasa  Sekali lagi sendiri  Merenungi semua rindu ini Menatap langit dengan tatapan hampa  Menyebut namamu tanpa sahutan Sekali lagi hanya diam Menanti sapa itu hadir lagi Membiarkan malam dan siang terlewati Tanpamu dan tanpa kita bercengkrama  Ly SMy  19.9.24 🍁🍁🍁 Se𝗖𝗶𝗻𝘁𝗮 

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber H