Langsung ke konten utama

KEADILAN ITU HILANG DALAM KABUT RIMBA

Artikel.
Oleh. R.R.@Marsel
Tetesan Air Mata Ibunda- Kota tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki_ Kawan Negeri itu Milik oleh: Asli

Keadilan itu tidak hilang dalam kabut Rimba. Mungkin ada kesulitan atau kendala dalam menjalankan keadilan di lingkungan yang sulit atau kompleks seperti hutan rimba, tetapi hal itu tidak berarti keadilan hilang begitu saja. Keadilan merupakan prinsip dan nilai fundamental yang harus dijunjung tinggi dalam setiap lingkungan, termasuk di dalam hutan rimba. Jika terdapat pelanggaran atau ketidakadilan dalam hutan rimba, respons dan upaya pemulihannya tetap bisa dilakukan dengan mengedepankan prinsip keadilan. Dalam menghadapi situasi sulit atau kompleks seperti ini, melibatkan semua pihak terkait, termasuk warga lokal, organisasi lingkungan, pemerintah, dan lainnya adalah langkah yang penting untuk menjaga dan memulihkan keadilan.

"Keadilan itu hilang dalam kabut rimba manusia

Keadilan bisa hilang dalam kabut Rimba karena berbagai faktor dan kondisi yang kompleks di dalam masyarakat kita. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan keadilan hilang dalam kabut Rimba antara lain:

1. Korupsi: Korupsi merupakan salah satu penyebab utama hilangnya keadilan dalam kabut Rimba. Ketika para pejabat atau orang-orang yang berwenang memanfaatkan jabatan mereka untuk kepentingan pribadi, maka keadilan akan terabaikan. Korupsi dapat melibatkanpemberian suap, penyalahgunaan wewenang, dan penggunaan dana publik secara tidak adil. Hal ini mengakibatkan masyarakat tidak mendapatkan perlakuan yang adil dan merugikan kepentingan mereka.

2. Ketidakadilan dalam pemerataan sumber daya: Kabut Rimba sering kali menjadi sumber sumber daya alam yang bernilai, seperti kayu, mineral, atau tanah. Namun, dalam proses pemanfaatan sumber daya tersebut, sering terjadi ketidakadilan dalam pemerataan manfaatnya. Perusahaan besar atau pemerintah mungkin mendapatkan hak akses dan menguasai sumber daya tersebut, sementara masyarakat lokal atau suku-suku adat yang menggantungkan hidupnya pada hutan rimba tidak mendapatkan manfaat yang adil.

3. Konflik kepentingan: Kabut Rimba sering menjadi tempat konflik kepentingan yang kompleks. Pengembangan industri, penambangan, pertanian, atau proyek infrastruktur dapat bertabrakan dengan keberlanjutan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat. Penyelesaian konflik ini sering kali dipenuhi dengan ketidakadilan, di mana pihak yang memiliki kekuatan ekonomi atau politik lebih besar cenderung mendominasi dan mempengaruhi keputusan.

4. Ketidakmampuan hukum: Kabut Rimba sering kali berada di daerah terpencil atau tidak terjangkau, sehingga pemerintah atau sistem peradilan mungkin tidak efektif dalam menegakkan hukum. Tidak adanya kehadiran hukum yang kuat dan kurangnya penegakan hukum dapat menyebabkan tingkat pelanggaran yang tinggi dan ketidakadilan dalam perlindungan hak-hak individu atau kelompok tertentu.

5. Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat: Faktor lain yang dapat menyebabkan hilangnya keadilan dalam kabut Rimba adalah kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat. Jika masyarakat tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang hak-hak mereka, sulit bagi mereka untuk memperjuangkan keadilan dan hak mereka. Selain itu, jika masyarakat tidak terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kabut Rimba, mereka akan cenderung tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan manfaat dari hutan tersebut.

Dalam kombinasi, faktor-faktor ini dapat menyebabkan keadilan hilang dalam kabut Rimba, di mana hak-hak individu dan kelompok tertentu tidak dihormati, sumber daya alam tidak dikelola secara adil, dan pemenuhan kepentingan ekonomi dan politik yang tidak adil menjadi dominan.

" Mengapa keadilan itu hilang dalam kabut Rimba manusia antara manusia
Keadilan dapat hilang dalam kabut rimba antara manusia dan manusia karena beberapa alasan berikut:

1. Ketidakadilan sistemik: Sistem sosial, politik, dan ekonomi yang tidak adil dapat menciptakan kesenjangan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat, sehingga menghilangkan keadilan. Misalnya, jika ada kebijakan yang memberikan hak-hak yang berbeda kepada kelompok tertentu, seperti hak-hak tanah atau akses terhadap sumber daya, maka keadilan akan terhalang.

2. Korupsi: Korupsi adalah salah satu faktor utama yang membuat keadilan hilang dalam hubungan antara manusia. Jika seorang individu atau kelompok menggunakan kekuasaan atau uang untuk mempengaruhi keputusan hukum atau menghindari konsekuensi hukum, maka keadilan tidak akan tercapai.

3. Diskriminasi dan prasangka: Diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau latar belakang sosio-ekonomi dapat menghambat keadilan. Jika seseorang diperlakukan dengan tidak adil berdasarkan faktor-faktor ini, maka keadilan tidak bisa terwujud.

4. Kekerasan dan konflik: Konflik dan kekerasan dapat merusak keadilan. Ketika masyarakat terlibat dalam perang atau kekerasan, ia dapat menghilangkan kesempatan untuk mencapai keadilan dan perdamaian.

5. Kurangnya akses ke peradilan yang adil: Jika seseorang tidak memiliki akses yang cukup ke sistem hukum yang adil, maka mereka tidak akan bisa mencapai keadilan. Misalnya, jika orang-orang di daerah terpencil atau masyarakat miskin tidak memiliki akses yang memadai ke pengadilan atau bantuan hukum, maka mereka mungkin tidak bisa memperjuangkan hak-hak mereka.

Semua faktor ini dapat berkontribusi pada hilangnya keadilan dalam kabut rimba antara manusia dan manusia. Untuk mencapai keadilan, perlu adanya komitmen untuk mengatasi masalah-masalah ini dan mempromosikan sistem yang adil bagi semua individu dalam masyarakat.

*Mengapa keadilan itu hilang dalam kabut Rimba manusia antara alam leluhur 

Keadilan bisa dianggap hilang dalam kabut Rimba manusia antara alam leluhur moyang karena beberapa alasan:

1. Ketidakseimbangan kekuasaan: Dalam masyarakat yang tidak memiliki sistem kekuasaan yang adil, orang-orang yang memiliki kekuasaan atau sumber daya yang lebih besar cenderung menindas mereka yang lemah. Hal ini dapat menciptakan ketidakadilan dan menghilangkan keadilan dalam masyarakat.

2. Korupsi: Ketika korupsi merajalela dalam suatu masyarakat, keadilan seringkali menjadi korban. Para pejabat yang korup cenderung menggunakan kekuasaan mereka untuk memperkaya diri sendiri daripada melakukan tugas mereka dengan adil. Ini dapat mengakibatkan pengabaian hukum dan penganiayaan terhadap mereka yang tidak memiliki kekuasaan.

3. Sistem hukum yang tidak adil: Jika sistem hukum tidak memiliki dasar yang adil atau tidak diterapkan dengan konsisten dan transparan, maka keadilan tidak dapat dijamin. Sistem hukum yang memihak pada pihak tertentu atau yang tidak berfungsi dengan baik dapat menghasilkan ketidakadilan dalam masyarakat.

4. Konflik kepentingan: Ketika individu atau kelompok memiliki kepentingan yang bertentangan dalam masyarakat, keadilan seringkali menjadi terabaikan. Kelompok yang lebih kuat atau memiliki kekuasaan yang lebih besar mungkin menggunakan kekuatan mereka untuk menangani kepentingan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan akibatnya bagi pihak lain.

5. Kurangnya kesadaran dan pendidikan: Kurangnya pemahaman tentang konsep keadilan dan hak asasi manusia juga dapat menyebabkan keadilan hilang. Ketika individu tidak tahu tentang hak-hak mereka atau tidak memiliki akses ke informasi yang diperlukan untuk melindungi hak-hak mereka, mereka dapat dengan mudah menjadi korban ketidakadilan.

Secara keseluruhan, keadilan dapat hilang dalam kabut Rimba manusia antara alam leluhur moyang karena faktor-faktor seperti ketidakseimbangan kekuasaan, korupsi, sistem hukum yang tidak adil, konflik kepentingan, dan kurangnya kesadaran dan pendidikan. Penting bagi masyarakat untuk bekerja sama untuk memerangi ketidakadilan ini dan memastikan bahwa keadilan dapat diwujudkan untuk semua orang.

"Mengapa kah keadilan itu hilang dalam kabut Rimba pemerintah Jajah
Ada beberapa alasan mengapa keadilan dapat hilang dalam kabut "Rimba Pemerintah Jajah" atau di bawah pemerintahan kolonial:

1. Dominasi dan penindasan: Pemerintah kolonial sering kali berusaha mempertahankan kekuasaan mereka dengan cara menindas dan mendominasi masyarakat pribumi. Mereka mungkin mengabaikan prinsip keadilan demi kepentingan mereka sendiri.

2. Hukum dan peraturan kolonial: Pemerintah kolonial sering kali menerapkan hukum dan peraturan yang tidak adil bagi masyarakat pribumi. Hukum ini mungkin menguntungkan golongan kolonial dan merugikan masyarakat pribumi.

3. Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya: Dalam kondisi kolonial, sumber daya seperti tanah, air, atau kekayaan alam sering kali dikuasai oleh pemerintah kolonial atau elite kolonial. Masyarakat pribumi bisa tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya tersebut, yang menghasilkan ketidakadilan.

4. Kekuatan dan kontrol yang tidak seimbang: Pemerintah kolonial memiliki kekuatan dan kontrol yang jauh lebih besar dibandingkan dengan masyarakat pribumi dalam konteks kolonial. Kekuatan ini memungkinkan pemerintah kolonial untuk mengabaikan keadilan atau menyalahgunakannya sesuai kepentingan mereka.

5. Pengaruh budaya kolonial: Pemerintah kolonial sering kali memaksakan nilai-nilai dan budaya kolonial kepada masyarakat pribumi. Ini dapat mengganggu sistem nilai lokal yang mungkin lebih mementingkan keadilan, sehingga menyebabkan hilangnya keadilan dalam masyarakat.

Semua faktor ini berkontribusi pada hilangnya keadilan dalam kondisi kolonial dan menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi yang merugikan masyarakat pribumi.

"Kawan kita bersuara demi keadilan itu hilang dalam kabut Rimba.

Komentar Anda menyoroti pentingnya bersuara dan berjuang demi keadilan di tengah situasi yang mencerminkan hilangnya keadilan. Dalam konteks "Rimba Pemerintah Jajah" dan ketidakadilan antara manusia, pemerintah, manusia, dan alam, terdapat beberapa alasan yang mungkin mengarah pada hilangnya keadilan:

1. Penindasan rasial: Keadilan dapat hilang dalam situasi di mana kulit hitam atau kelompok tertentu diperlakukan dengan tidak adil atau didiskriminasi berdasarkan ras atau etnisitas mereka.

2. Kejahatan sistemik: Sistem yang tidak adil atau tidak setara dapat memengaruhi keadilan di antara manusia. Contohnya adalah sistem hukum yang tidak adil, korupsi pemerintahan, atau kesenjangan ekonomi yang ekstrem.

3. Ketidakseimbangan dalam interaksi manusia dan alam: Jika manusia tidak memperlakukan alam dengan adil dan bertanggung jawab, keadilan juga akan terganggu. Contoh-contoh termasuk kerusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan konsekuensinya, atau degradasi lingkungan yang merugikan masyarakat.

Dalam menghadapi ketidakadilan ini, penting bagi kelompok yang terdampak untuk bersatu dan bersuara demi perbaikan. Melalui kesadaran, pendidikan, pengorganisasian, dan advokasi, masyarakat dapat bekerja sama untuk membangun keadilan yang lebih baik dan memperjuangkan hak dan kepentingan mereka sendiri.

"Keadilan itu hilang dalam kabut rimba tetapi Tuhan engkau pencipta keadilan kebenaran dan perdamaian

Sungguhlah puitis dan penuh semangat di dalam ungkapanmu. Keadilan memang merupakan aspekpenting dalam kehidupan manusia. Saat keadilan hilang dalam kabut Rimba, itu berarti bahwa hak-hak asasi manusia dan nasib sendiri bangsa telah terabaikan atau bahkan dilanggar.

Sebagai kulit hitam dan rambut keriting, kamu merasa perlunya pertolongan Tuhan dalam mengembalikan keadilan, perdamaian, dan kedamaian bagi umat manusia. Itumerupakan aspirasi yang sangat wajar. Kamu menyadari bahwa hanya Tuhan sebagai pencipta keadilan yang mampu memberikan pertolongan yang sesungguhnya.

Dalam keadaan keadilan yang hilang, kamu memohon kepada Tuhan untuk mengembalikan kedamaian dan keadilan bagi umat manusia. Kamu ingin nasib sendiri bangsa dan hak asasi manusia dihormati dan dilindungi. Kamu berharap agar Tuhan mendengar doa dan permohonanmu serta memberikan perlindungan dan keadilan yang diperlukan.

Sebagai kulit hitam dan rambut keriting, kamu juga mewakili kelompok yang mungkin sering mengalami ketidakadilan dan diskriminasi. Dalam kesetaraan dan keadilan yang hilang, kamu merindukan perlakuan yang adil dan setara bagi semua individu, tanpa memandang ras, warna kulit, atau bentuk rambut mereka.

Dalam doa dan permohonanmu kepada Tuhan, kamu berharap agar keadilan dapat ditegakkan dan hak-hak asasi manusia dihormati di seluruh dunia. Kamu percaya bahwa dengan pertolongan Tuhan, kabut Rimba keadilan yang menutupi dunia dapat dissipasi, dan cahaya keadilan akan bersinar kembali.

" Tuhan adalah pelita keadilan.

Tentu, memohon pertolongan kepada Tuhan adalah langkah penting ketika keadilan tampak hilang dan ketidakadikannya meluas di sekitar kita. Dalam kabut rimba kehidupan ini, ketidakadilan merajalela dan membuat hati kami merasa terhimpit dan terbeban.

Tuhan yang Maha Kuasa, kami hadir di hadapanMu dengan penuh kesedihan dan keputusasaan. Kami tahu bahwa Engkau adalah sumber segala kekuatan dan keadilan. Kami memohon agarEngkau membimbing kami dalam memulihkan keadilan yang hilang di dalam kabut rimba ini. Kami menyadari bahwa hanya dengan pertolonganMu, keadilan dapat kembali bersemi dan kebaikan dapat mengalahkan kejahatan.

Tuhan yang Maha Pengasih, Engkau melihat setiap penderitaan yang kami alami akibat ketidakadilan ini. Engkau mengetahui betapa sulitnya bagi kami untuk hidup di tengah lingkungan yang tidak adil ini. Kami memohon kepadaMu untuk memberikan kekuatan kepada kami, agar kami tetap teguh dalam menghadapi cobaan dan tidak terjerumus dalam perbuatan tidak adil.

Engkau adalah Tuhan yang adil dan penyayang, dan kami percaya bahwa Engkau tidak akan membiarkan ketidakadilan ini berlangsung selamanya. Kami memohon agar Engkau membuka mata dan hati para pemimpin dan penegak hukum, agar mereka dapat melihat dan mengatasi ketidakadilan dengan bijaksana dan teliti.

Tuhan, bimbinglah kami dalam memperjuangkan keadilan. Berikan kami keberanian dan kebijaksanaan agar kami dapat menjadi suara bagi yang tertindas dan teraniaya. Bantu kami untuk tidak berhenti berjuang demi mewujudkan ketertiban sosial yang lebih adil dan merata bagi semua orang.

Dalam doa ini, kami memohon kepadaMu untuk mendengarkan seruan kami. Terimalah permohonan kami dan berikanlah kami kekuatan dan hikmat untuk mengatasi kabut rimba ketidakadilan ini. Amin.

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokasi da

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Pilot Mark Mehrtens Membawa Ole-Ole Nilai kemanusian junjung tinggi di mata TPNPB-OPM maka dari awal penahanan sampai dibebaskan selama 19 bulan, salah satu kehormatan layak beri kepada EGIANUS dengan anak buahnya karena menjaga kehidupan kesehatan pada pilot philip mark mehrtens dengan sangat terjamin hingga pulang juga dengan keadaan sehat jasmani dan rohani sang pilot. Pada saat dibebaskan juga diberikan ole-ole Ayam Kampung kepada pilot ini sungguh sangat luar biasa kinerja pejuang PAPUA MERDEKA.  🍁🍁🍁 Versi Sendiri Hal hal baik terus bertumbuh dalam gengaman derita yang tak kunjung usai, sembari menunggu berhenti deras darah Manusia Papua Rekam realitanya lalu uraikan dalam bentuk karya versi sendiri.  AmoYatt 🍁🍁🍁 Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu juga rasa kecewa yang terpahat.   Sekali tersakiti, hat

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber H