Langsung ke konten utama

KELAS TERTINDAS DAN GERAKAN MAHASISWA PAPUA

Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Holandia- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Kolonialisme dan kapitalisme telah membentuk golongan sosial dalam masyarakat Papua. 

Masyarakat adat Papua dipisahkan dari corak produksinya (akumulasi primitif) selama era merkantilisme hingga kolonialisme dan kapitalisme modern dewasa ini.

 Sehingga masyarakat adat Papua itu menjadi tidak tergantung kepada basis utamanya yaitu tanah dan alam kemudian menjadi pekerja upahan (buruh), seperti buruh pabrik, buruh kantoran, buruh PNS, dan lain sebagainya. 

Sebagian lain yang tidak berkesempatan untuk bekerja, mencari potensi ekonomi secara tradisional dan sederhana yaitu pedagang kecil (mama-mama pasar), dan mereka yang tidak dapat bertaruh dari perubahan cara hidup kemudian terkatung-katung di pusat-pusat kota, seperti yang sering ditemui sebagai anak-anak putus sekolah, dll.

Setiap kelas atau golongan sosial pada masyarakat Papua ini kemudian menjadi satu kesatuan besar dari gelombang besar kelas buruh dan petani yang masuk ke Papua sejak era 1970-2000 dengan program yang kita kenal yaitu transmigrasi (ada juga migrasi pasif). 

Terbukti dan terdata bahwa tidak semua pelaku transmigrasi menjadi sukses di Papua, bagi yang bisa menyesuaikan dan terus berjalan sedangkan tidak maka akan tersingkir dan tertindas kedalam golongan kelas terhisap. 

Tetapi fakta utama adalah kelas-kelas tertindas ini adalah penopang dari sistem kapitalisme. Para pemilik modal, penguasa, akan semakin kaya dan berkuasa karena menghisap energi kelas buruh, kelas petani, masyarakat adat, kaum miskin kota dan kelas-kelas lainnya. 

Upah buruh akan di bayar murah, di buat berbagai regulasi (UU) untuk menindas, begitu juga bagi masyarakat adat yang tanahnya bisa dikuasai negara dengan UU, semua kelas ini dapat dimanipulasi karen tercereberai dan belum paham bagaimana kapitalisme itu menjerat dan menghisap energi mereka.

Perilaku ini terus terjadi di Papua, tidak ada propaganda, Pendidikan politik atau kerja-kerja penyadaran serupa kepada basis-basis kelas tersebut untuk mereka menjadi sadar dan mengambil bagian pada perlawan kelas mereka. 

 Itulah kemudian kami memilih tema Kelas tertindas dan Peran Gerakan Mahasiswa Papua. Harapan kami, mahasiswa Papua dapat lebih dulu memahami kapitalisme dan cara kerjanya dan bagaimana kelas-kelas tertindas oleh kapitalisme. 

Diskusi akan dimulai pada hari Jumat, 8 September 2023. Pukul 19.00-20.00 Waktu Papua.

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Victor Yeimo Berpesan kepada GEDIX ATEGE pada Awalnya Penyair dibangun Dari Rakyat, Maka Suara yang Lahir Dari Tanah adalah Harapan Rakyat Penindas

GEDIX ATEGE Bukan Penyanyi Panggung Glamor, tapi Penyair Rakyat, Yakni Suara yang Lahir Dari Tanah, Menyatu Dengan Penderitaan, Kasih, dan Kehidupan Melanesia.  Tetesan Air Mata Ibunda- di Harapan Kafetaria, KM Gunung Dempo- Melangkah Tanpa Alas Kaki - Setiap kaset Gedix yang diputar di tahun 90-an dan 2000-an langsunh bawa memori: masa kecil duduk bersama orang tua yang kini sudah tiada, perjalanan jauh dengan sahabat yang hilang, cinta pertama yang terlupakan, atau pengalaman sekolah/kuliah yang penuh perjuangan. Gedix Atege akan konser di Paniai,  Berpesan  Victor Yeimo kepada GEDIX ATEGE Bahwa konser yang akan harus bawakan seperti, Pepa Nating, School Fee Problem, Pain Blong Love, dan Salim Giraun. Lagu-lagunya sperti Taim Mi Skul Mangi, Mama, Corruption, bukan sekadar hiburan, tapi cermin kehidupan rakyat kecil: tentang biaya sekolah yang menjerat, korupsi yang merusak, harapan anak muda, dan kerinduan terdalam pada orang tua. Gedix Atege akan konser di ...

Benua Australia Bergeser 7 cm Menuju Indonesia Mengakibatkan Gempa Bumi

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki- Sebuah video di Instagram mengungkapkan bahwa Benua Australia bergeser menuju Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dilansir dari akun @u******d, video tersebut menampakkan ilustrasi pergerakan benua tersebut secara perlahan atau yang disebut sepanjang "ibu jari" tiap tahunnya. "Jika terus bergerak, dalam 50 juta tahun Australia akan menabrak Papua Nugini dan Indonesia Timur, menciptakan pegunungan raksasa baru yang lebih besar dari apa pun saat ini," tulis keterangan video yang diunggah pada Rabu (3/9/2025). Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, membenarkan unggahan tersebut. "Ya lempeng Australia memang bergerak 7 cm per tahun," ujar Heri saat dihubungi Kompascom, Jumat (5/9/2025). Dia pun menjelaskan dampak dari pergeseran Benua Australia menuju Indonesia Heri mengatakan, pergeseran Benua Australia ke utara memakan waktu yang cukup panjang, yaitu...