Langsung ke konten utama

Papuan journalist’s coverage of Minister’s visit to Dogiyai blocked by police

Liputan jurnalis Papua mengenai kunjungan Menteri ke Dogiyai diblokir polisi

Kasus, Berita Hak Asasi Manusia / Indonesia, Papua Barat / 23 Agustus 2023

Karya Bapak Aleks Waine (lihat foto, Suara Papua), jurnalis Papua yang juga Koordinator Asosiasi Jurnalis Dogiyai (AWD), meliput kunjungan kerja Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) di Distrik Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, pada 20Juli 2023 dihadang anggota Polda Dogiyai. 

Aleks Waine mengabarkan dilarang memasuki halaman rumah dinas Bupati Dogiyai, tempat Menteri Koordinator Muhadjir Effendy sedang menghadiri rapat. Dia ditanya oleh polisi tentang niatnya, dan Pak Waine menjawab bahwa dia adalah seorang jurnalis yang ingin meliput kunjungan tersebut, dia menunjukkan kepada polisi kartu anggota persnya. Dia tidak diizinkan masuk. Dia kemudian ditanya apakah dia mendapat undangan untuk meliput kunjungan tersebut. Pak Waine menjawab belum melakukannya karena tidak ada undangan yang dibagikan kepada pers. 

Informasi rencana kunjungan kerja Menko sudah diketahui masyarakat, termasuk jurnalis. Namun sepengetahuan Aleks Waine, belum ada panitia atau orang yang ditunjuk untuk berkoordinasi dengan pers. Juga, tidak ada undangan yang dibagikan. Oleh karena itu, menghalangi seorang jurnalis melakukan pekerjaannya karena tidak adanya undangan adalah hal yang tidak masuk akal. Polisi mengganggu kebebasan pers. 

“Saya minta Kapolsek Dogiyai dapat memberikan arahan yang baik kepada anggotanya agar memahami isi Undang-Undang Pers yang mengatur kebebasan pers. Mereka tidak berhak membatasi jurnalis, apalagi melarang aktivitas pemberitaan,” kata Waine. 

Data Kasus Terperinci
nama lokasi: Dogiyai, POLRES sebagai referensi (-4.009035391117398, 136.03171263562166)
wilayah administratif: Indonesia, Provinsi Papua Tengah, Kabupaten Dogiyai, Distrik Dogiyai
jumlah total korban: satu
periode kejadian: 20.07.2023
pelaku: polisi
detail pelaku: tidak diketahui
Isu: kebebasan berekspresi, masyarakat adat, kebebasan pers
Sumber:
Berita HRM Lebih Lanjut:

Pos. Admin

apuan journalist’s coverage of Minister’s visit to Dogiyai blocked by police

The work of Mr Aleks Waine (see photo, Suara Papua), a Papuan journalist who is also the coordinator of the Dogiyai Journalists Association (AWD), to cover the working visit of the Coordinating Minister for Human Development and Culture (Menko PMK) in Dogiyai district, Central Papua Province, on 20 July 2023 was blocked by members of the Dogiyai Regional Police.

Aleks Waine reported that he was prohibited to enter the yard of the official house of the Dogiyai regent, where the Coordinating Minister Muhadjir Effendy was attending meetings. He was asked by the police about his intentions, to which Mr Waine replied that he is a journalist wanting to cover the visit, he showed the police his press membership card. He was not allowed to enter. He was later asked if he had an invitation to cover the visit. Mr Waine replied that he has not because there were no invitations distributed to the press.

The information about the planned working visit of the Coordinating Minister has been known to the public, including journalists. However, to Aleks Waine’s knowledge, there was no committee or person appointment to coordinate with the press. Also, no invitations were distributed. Thus, blocking a journalist from doing his job, due to the lack of an invitation makes no sense. The police are interfering with press freedom.

“I ask the Dogiyai police chief to properly instruct their members so that they must understand the contents of the Press Law which regulates press freedom. They do not have the right to restrict journalists, let alone ban reporting activities,” said Mr Waine.

Detailed Case Data
name of the location: Dogiyai, POLRES as reference (-4.009035391117398, 136.03171263562166)
administrative region: Indonesia, Central Papua Province, Dogiyai Regency, Dogiyai District
total number of victims: one
period of incident: 20.07.2023
perpetrator: police
perpetrator details: unknown
Issues: freedom of expression, indigenous peoples, press freedom
Sources:
Further HRM News:

NumberName, DetailsGenderAgeGroup AffiliationViolations
1Aleks Mainemaleunknownjournalistpress freedom


Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokasi da

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Pilot Mark Mehrtens Membawa Ole-Ole Nilai kemanusian junjung tinggi di mata TPNPB-OPM maka dari awal penahanan sampai dibebaskan selama 19 bulan, salah satu kehormatan layak beri kepada EGIANUS dengan anak buahnya karena menjaga kehidupan kesehatan pada pilot philip mark mehrtens dengan sangat terjamin hingga pulang juga dengan keadaan sehat jasmani dan rohani sang pilot. Pada saat dibebaskan juga diberikan ole-ole Ayam Kampung kepada pilot ini sungguh sangat luar biasa kinerja pejuang PAPUA MERDEKA.  🍁🍁🍁 Versi Sendiri Hal hal baik terus bertumbuh dalam gengaman derita yang tak kunjung usai, sembari menunggu berhenti deras darah Manusia Papua Rekam realitanya lalu uraikan dalam bentuk karya versi sendiri.  AmoYatt 🍁🍁🍁 Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu juga rasa kecewa yang terpahat.   Sekali tersakiti, hat

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber H