Langsung ke konten utama

"SEMUA MAKHLUK mesti MENJAGA"

Tuhan menciptakan segala isinya dan semua makhluk hidup secara seutuhnya, dengan berbagai ciri khas dan karakteristik yang berbeda.
Semuanya itupun Ia, sendiri yang melindungi, menjaga, memiara, di setiap masa hidupnya.

Maka setiap makhluk yang telah tercipta oleh Sang Terang, terkhusus tindakan (Manusia) tidak perlu untuk gerakan tambahan terhadap semua yang ada misal: merusak, menebang pohon secara ilegal, membakar alam, berburu secara liar, dll.
Karena semua itu saling membutuhkan, misal: manusia membutuhkan makanan dari alam, minuman pun juga dari alam, Co2/Oksigen juga dari alam, terkhusus pohon 🌲. Alam itu juga, makhluk yang berakal (manusia) yang menjaga atau merawat dan melindungi.

Tuhan menciptakan manusia itu untuk menjaga, merawat, dan saling bertoleransi untuk menghidupi makhluk, tumbuh-tumbuhan yang ada di alam semesta. Karena manusia punya volume otak yang tinggi daripada mahluk" lainnya. Jadi, manusia bukan merusak, atas semua yang ada melainkan Tuhan menciptakan manusia itu untuk lindungi, saling menjaga, dan merawat.
 Karena manusia setara dengan Tuhan.

UNTUK itu 

Mari bersama" untuk saling menjaga, melindungi, merawat dan menjaga.

Iyekaako 😊

Jangan merusak alam dan segala isinya, karena itu bukan punya mu, itu semua Tuhan punya. 

Jika berperilaku mu merusak
Nanti Tuhan marah, karena Ia, menciptakan manusia itu untuk menjaga bukan merusak.

Gatai Kodo yoka ko beuka 😊
_____________________________________________
Coretan: Tinta Hijau
By: Madai Sian
Argapura Mountain
23/01/24.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Victor Yeimo Berpesan kepada GEDIX ATEGE pada Awalnya Penyair dibangun Dari Rakyat, Maka Suara yang Lahir Dari Tanah adalah Harapan Rakyat Penindas

GEDIX ATEGE Bukan Penyanyi Panggung Glamor, tapi Penyair Rakyat, Yakni Suara yang Lahir Dari Tanah, Menyatu Dengan Penderitaan, Kasih, dan Kehidupan Melanesia.  Tetesan Air Mata Ibunda- di Harapan Kafetaria, KM Gunung Dempo- Melangkah Tanpa Alas Kaki - Setiap kaset Gedix yang diputar di tahun 90-an dan 2000-an langsunh bawa memori: masa kecil duduk bersama orang tua yang kini sudah tiada, perjalanan jauh dengan sahabat yang hilang, cinta pertama yang terlupakan, atau pengalaman sekolah/kuliah yang penuh perjuangan. Gedix Atege akan konser di Paniai,  Berpesan  Victor Yeimo kepada GEDIX ATEGE Bahwa konser yang akan harus bawakan seperti, Pepa Nating, School Fee Problem, Pain Blong Love, dan Salim Giraun. Lagu-lagunya sperti Taim Mi Skul Mangi, Mama, Corruption, bukan sekadar hiburan, tapi cermin kehidupan rakyat kecil: tentang biaya sekolah yang menjerat, korupsi yang merusak, harapan anak muda, dan kerinduan terdalam pada orang tua. Gedix Atege akan konser di ...

Benua Australia Bergeser 7 cm Menuju Indonesia Mengakibatkan Gempa Bumi

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki- Sebuah video di Instagram mengungkapkan bahwa Benua Australia bergeser menuju Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dilansir dari akun @u******d, video tersebut menampakkan ilustrasi pergerakan benua tersebut secara perlahan atau yang disebut sepanjang "ibu jari" tiap tahunnya. "Jika terus bergerak, dalam 50 juta tahun Australia akan menabrak Papua Nugini dan Indonesia Timur, menciptakan pegunungan raksasa baru yang lebih besar dari apa pun saat ini," tulis keterangan video yang diunggah pada Rabu (3/9/2025). Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, membenarkan unggahan tersebut. "Ya lempeng Australia memang bergerak 7 cm per tahun," ujar Heri saat dihubungi Kompascom, Jumat (5/9/2025). Dia pun menjelaskan dampak dari pergeseran Benua Australia menuju Indonesia Heri mengatakan, pergeseran Benua Australia ke utara memakan waktu yang cukup panjang, yaitu...