Langsung ke konten utama

Mahasiswa, Pengacara dan Keluarga Kesulitan Mengunjungi 2 Pelajar di Rutan Polda Papua.


Mohon Pantauan dan Advokasi
Pelapor Chris Dogopia

Tetesan Air Kita Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki-"Beny dan Melianus masih berumur 15 Tahun dan Keduanya adalah Pelajar Kelas 2 SMP"

Pada Selasa, 19 Maret 2024, pihak Mahasiswa dan Pengacara (LBH Papua) berupaya mengunjungi 2 pelajar atas nama Beny Elopere (15 THN ) dan Melianus Hiluka (15 THN) di Rumah Tahanan Kepolisian Daerah (Polda) Papua. Namun, Kunjungan itu ditolak pihak Polda Papua, dengan alasan bahwa harus keluarga terdekatnya. Sehingga, Mahasiswa dan Pengacara tidak menemui 2 pelajar tersebut.

Hingga pada Rabu, 20 Maret 2024, Pengacara (LBH Papua) dan keluarga dekat dari Melianus Hiluka mendatangi Mabes Polda Papua untuk bertemu dengan 2 pelajar itu. Tetapi, kali ini pun tidak berhasil ditemui. Alasannya bahwa Penyidik dari Polda Papua tidak berada di tempat. Sehingga pihak keluarga dan Pengacara sampai saat ini belum menemui Beny dan Melianus di Rutan Mabes Polda Papua. 

Sampai saat ini, belum ada akses bagi Mahasiswa, Keluarga dan Pengacara untuk menemui 2 pelajar yang ditahan di Rutan Polda Papua. 

Keterangan Tambahan:

1. 2 Pelajar atas nama Beny Elopere dan Melianus Hiluka masing-masing berumur 15 Tahun. Tetapi dari Pihak Polda menulisnya dalam BAP adalah 19 tahun.

2. Mereka berdua adalah Siswa Kelas 2 (dua) SMP di SMP YPPGI, Dekai, Yahukimo

3. 2 Pelajar ditangkap dalam Insiden penembakan yang terjadi di sungai Brasa, Yahukimo pada 23 Februari 2024 lalu, mengakibat 1 orang tewas, atas nama Otniel Giban.

4..Media Indonesia (antaranews. com) tertanggal 26 February 2024, menyatakan mereka telah dibebaskan / dipulangkan, karena tidak bersalah atau tidak ada kaitannya dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Namun, rupanya tidaklah demikian. Ternyata 2 Pelajar tersebut saat ini masih mendekam di Rumah Tahanan Kepolisian Daerah Papua (Polda Papua). 

5. Terhitung sejak tanggal 26 February 2024, berita Pembebasan/Pemulangan dikeluarkan sampai dengan 21 Maret 2024, ternyata Rupanya Mereka sudah dipindahkan ke Rutan Polda Papua. 

6. Jadi saat ini, Beny dan Melianus telah dan sedang dipenjarakan di Rutan Papua selama kurang lebih 23 hari dan atau 3 Minggu 2 hari. 

7. Hingga saat ini belum ada keluarga yang berkunjung  

8. Belum ada advokasi hukum bagi 2 pelajar tersebut.

Post. Admin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

NEGERI BAJAKAN Di negeriku yang lucu ini Nelayan adalah bajak laut Petani bajak tanah Anak-anak bajak wifi Agama bajak kewarasan Pejabat bajak rakyat Di bawah hukum pemerintah bajakan Di negeri yang penuh drama ini Pencuri sandal lebih biadab dari koruptor Nyawa aktivis tak ada harganya dibandingkan sebungkus rokok yang membela tanah adat, dibunuh dan mayatnya dibuang ke dalam got Darah-darah mengalir, membasuh dosa siapa, membaptis anak-anak siapa? Pemuda-pemuda merancang perlawanan Dari dusun-dusun kecil, pulau-pulau terpencil Dari pendidikan-pendidikan yang kalian sebut, terbelakang Dari orang-orang yang kalian sebut miskin dengan baju diskriminasi Pemuda-pemuda jangan berhenti melakukan perlawanan Di negeri yang lebih mencintai baliho daripada rakyatnya sendiri Di negeri yang lebih mencintai investor daripada anaknya sendiri Jangan berhenti melakukan perlawanan di negeri yang sibuk membangun dinasti politik daripada membangun sekolah dan rumah sakit Sekolah baik-baik, b...

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki - Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962. “Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024. Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua. Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ; 1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan p...