Langsung ke konten utama

Nilai Nyawa Orang Papua Dalam Sebotol Miras, adalah Makluk Terbodoh di Planet Bumi.

Oleh: Yefta Lengka
Penulis adalah Aktivis Kemanusiaan asal Wamena
_______________________
_*"Di Zaman ini jika ada orang Papua yang menjadi korban akibat Miras, dia adalah makhluk terbodoh di planet bumi!"*_

_*"Banyak Orang Papua berteriak minta merdeka, tapi banyak orang Papua juga yang kuat konsumsi Miras. Merdeka apanya yang kau inginkan?"*_
________________________
Di awal tulisan ini saya ingin mengutip kata-kata Pendeta, Dr. Benny Giyai: _"Kalo ko mau kawan negara yang besar, ko harus bisa lawan ko punya diri dulu"._

Maksud dari kata-kata ini adalah melawan diri sendiri adalah hal terpenting dalam Medan perjuangan. Melawan kemalasan, melawan ketergantungan terhadap produk penjajah, melawan buta huruf, melawan ketidaktahuan dan lain sebagainya. Termasuk melawan diri sendiri untuk lepas dari keterikatan Miras dan Narkoba.

*A. Miras telah merusak tatanan kehidupan orang Papua.*

_"Situasi hari ini di tanah Papua adalah buruk. Rusak. Tidak normal"._

Penjualan Miras dan Narkoba telah menjadi suatu bisnis yang sukses dalam menghilangkan ratusan ribu nyawa orang Papua. 

Selain itu Miras dan Narkoba telah merusak gaya hidup orang Papua yang sebelumnya berjiwa besar dan sosialis menjadi hedonis dan individualistis. Orang Papua yang dulunya pekerja keras menjadi konsumtif aktif. Orang Papua yang dulunya hidup tanpa KDRT dan Perselingkuhan sekarang KDRT dan Perselingkuhan dimana-mana. Serta banyak hal baru lainnya.

Miras dan narkoba telah menjadi pemicu utama perang suku, KDRT, lakalantas, kriminalitas, dan meningkatnya jumlah angka HIV-AIDS di tanah Papua. Dengan demikian miras dan narkoba menjadi sumber masalah bagi Orang Papua.

Banyak nilai-nilai leluhur yang hilang dalam miras dan Narkoba. Miras dan narkoba telah merampas hak kedamaian orang Papua.

*B. Aparat kemanan terlibat dalam peredaran Miras dan Narkoba di Tanah Papua.*

Secara undang-undang Peredaran Miras dan narkoba telah dilarang di seluruh Indonesia. Aparat keamanan sebagai pihak yang menegakkan hukum seharusnya menjadi pelindung bagi masyarakat dan memerangi miras dan narkoba, malahan menjadi aktor dalam menciptakan berbagai persoalan melalui miras dan narkoba.

Di tanah Papua penjualan miras ada 2 jenis, yaitu minuman lokal dan pabrikan. Dari kedua ini minuman pabrikan menjadi minuman yang laris dikalangan orang-orang yang kelas ekonomi menengah dan tinggi.

Disini jenis Miras pabrikan dan fermentasi ini lebih dominan diperdagangkan oleh aparat keamanan melalui orang-orang lokal.

Aparat kemanan mengambil alih peredaran Miras dan Narkoba ini karena beberapa hal:
1. Mereka menganggap tidak ada yang menganggu mereka kecuali orang-orang dalam institusi keamanan itu sendiri.
2. Dilindungi oleh aparat keamanan senior. Jabatannya lebih tinggi dibandingkan dengan anggota lain dan dia bisa memerintahkan siapa saja sesuai kemauannya.
3. Mereka menganggap diri sebagai penegak hukum. Dan mereka beroperasi secara leluasa. Sebab mereka menganggap tidak ada yang menegakkan hukum atas mereka kecuali institusi mereka sendiri.

Selain dari itu, untuk menjaga nama baik institusi serta mengisi daftar dalam program mereka, mereka melakukan razia miras dan narkoba di beberapa tempat yang mereka anggap mengganggu bisnis mereka atau keberadaan mereka.

Terkadang aparat kemanan sangat sensitif dan bersikap arogan kepada para pengonsumsi Miras di kalangan orang Papua. Mereka sering menghajar secara membabi-buta. Hal itu sering melumpuhkan organ-organ tubuh mereka. Padahal minuman keras tadi adalah hasil peredaran aparat keamanan.

*C. Gereja Jarang berkhotbah tentang realita kematian orang Papua akibat Miras dan Narkoba.*

Kematian orang Papua akibat Miras dan Narkoba telah lama terjadi secara masif, terstruktur, sistematis dan terang-terangan di tanah Papua bahkan diluar tanah Papua.

Banyak Pemuda-pemudi yang terjun dalam dunia Miras dan Narkoba. Mereka adalah aset gereja. Mereka adalah masa depan gereja. Mereka adalah penerus gereja. Mereka adalah pemilik sorga yang selalu dikumandangkan di atas mimbar Gereja.

Lantas mengapa Mimbar Gereja sunyi senyap terhadap kematian orang Papua akibat Miras dan Narkoba?

Jika manusia semua mati karena Miras dan Narkoba, kepada siapakah Pastor, Pendeta dan Gembala akan berkhotbah?

Gereja mestinya berbicara tentang bahaya Miras dan Narkoba, bahaya HIV-AIDS, bahaya Perang Suku, bahaya Kolonialisme, Imperialisme, Perlindungan Tanah, perlindungan Hutan dan manusia secara utuh. Tidak hanya berbicara tentang Berkat, Berkat dan berkat atau Sorga dan Neraka. 

Ancaman pemusnahan Manusia Papua, Hutan Papua dan Tanah Papua adalah neraka nyata. Kita semua punya tanggungjawab untuk melawan.

Perlawanan melawan Miras dan Narkoba dari Mimbar Gereja adalah khotbah realistis yang tidak bisa dibantah. Ajakan ini mencakup larangan perang suku, meminimalisir terjadinya kriminal, penularan virus HIV dan AIDS dan kekerasan dalam rumah tangga.

*D. Kesadaran Orang Papua Menentukan Masa depannya Sendiri.*

Tidak ada bangsa lain yang akan datang menolong orang Papua. Kecuali orang Papua sendiri. Tidak ada orang lain yang akan menolong kamu untuk keluar dari ikatan Miras dan Narkoba kecuali kamu sendiri.

Untuk melawan badai kepunahan terhadap orang Papua, orang Papua sendiri yang harus sadar diri. 

Orang Papua harus berani melawan diri sendiri jika benar-benar mau merdeka. Orang Papua harus berani untuk berhenti konsumsi Miras dan Narkoba jika mau menentukan nasibnya sendiri. Sekali lagi yang menentukan nasib orang Papua hanya orang Papua sendiri.

Selain kesadaran diri pada konsumen, orang Papua yang menjual atau memproduksi Miras dan Ganja juga harus sadar diri bahwa orang Papua semakin sedikit dan semakin habis. 

Bagi mereka yang menjadi pesuruh aparat keamanan untuk menjual miras dan narkoba juga segera berhenti sebab kau juga menjadi alat untuk membunuh diri sendiri sebagai orang Papua.

_"Kalo ko mau Melawan bangsa yang besar, ko harus bisa lawan ko punya diri sendiri"._ Pdt. Dr. Benny Giyai.

Tanah Huwurdla, 10 Februari 2025


Post. Admin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPOTONG PERAHU KERTAS

CENDERAWASIH KU ================= Sa pu Cenderawasih indah di pandang mata.  "Kuning keemasan, hijau ibarat keindahan alam papuaku, merah seperti sinar mentari, biru ibarat langit tanpa awan, putih bersih mengandung awan atas langit" ITU GADIS PAPUA/CENDERAWASIH Sa pu Cenderawsih bisa sekolah seperti laki laki Sa pu Cenderawsih bisa kerja dan hidup tanpa laki laki; Sa pu Cenderawsih dong bisa bertanggung jawab untuk keluaga; Sa pu Cenderawasih bisa bertanggung jawab juga tentang apa saja dalam hidup sperti laki laki; Sa pu Cenderawsaih tra ada perbedaan dengan laki laki; "Sa pu Cenderawasih perbedaan deng ko cuma jenis kelamin" Tetapi ingat…!!! Sa pu Cenderawasih tu mereka bertanggung jawab nanti saat laki laki kawin dalam rumah tangga tidak seperti laki laki yang tanggung jawab tidak sebanding dengan sa pu Cenderawasih; Sa pu Cenderawasih yang anak masak baru nanti laki laki makan dan minum setiap hari; Sa pu Cenderawasih yang akan cuci piring kotor yan...

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah...