Tetesan air mata Ibunda- Melangkah Tanpa Alas Kaki- Pilot wanita Beverly Pakii lahir di Papua Nugini, dengan keturunan campuran dari provinsi Enga dan Morobe. Ayahnya, Kapten Ted Pakii, adalah seorang mantan pilot Angkatan Pertahanan Papua Nugini yang menjadi pilot Air Niugini, menerbangkan pesawat terbang dengan pesawat pesawat terbang 767-300ERs sebelum pensiun, keterangan tertulisnya melalu live streaming pada 19/09/2025.
Dia iya menceritakan tentang dirinya yang bergabung dengan Air Niugini pada tahun 2004 sebagai kadet wanita pertamanya, menyelesaikan pelatihannya di sebuah sekolah terbang di Coffs Harbour, New South Wales.
Beverly adalah pilot wanita pertama dalam program kadet Air Niugini yang mencapai komando pada pesawat Dash 8. Dia menjadi pilot wanita pertama yang menjadi kapten pesawat jet Fokker, penerbangan rute domestik dan internasional.
Pada tahun 2015, ia menjadi kapten penerbangan dengan kru perempuan di anak perusahaan Air Niugini, Link PNG.
Dan yang paling penting, ia menjadi pilot Papua New Guinea pertama yang menerima rating tipe Airbus A220, mencapai hal ini pada November 2021.
Banyak dari kita hanya melihat operatornya sebagai pilot maskapai penerbangan dan kehilangan poin untuk melihat WOMAN POWER.
Dalam masyarakat di mana pria dipandang lebih unggul daripada wanita, saudara perempuan, ibu, dan anak perempuan kita tidak diberi kesempatan untuk memimpin. Namun, kita sudah melihat tangan penuh wanita melangkah menjadi teladan.
Jika PNG menghadapi banyak korupsi dalam politik di mana laki-laki menjadi ujung tombak dan membuat pengambilan keputusan. Kita melihat negara ini berlayar seperti Titanic.
Mengapa kita tidak bisa memilih perempuan untuk memimpin bangsa? WANITA adalah gelar rumah tangga, mengelola tanggung jawab terkecil dengan penuh perhatian.
Memilih ibu, saudara perempuan, dan anak perempuan kita untuk mewakili orang-orang di parlemen tidak akan merendahkan pria lebih rendah dari wanita. Ini adalah kekuatan persatuan, kesetaraan dan rasa hormat.
Pos. Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar