Dalam Aksi Damai Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat menggelar Aksi Damai dengan tema dan aspirasi:
“Tolak Militerisme, Tolak Investasi di Seluruh Tanah Papua, dan Bebaskan Tahanan Politik.”
Aspirasi ini ditujukan kepada Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua.
Kronologis dimulai pada Rabu, pukul 07.38 WIT, massa aksi berangkat dari Sekretariat BEM & DPM FKIP menuju Gapura Uncen Bawah dan tiba pukul 07.43 WIT. Setibanya di lokasi, koordinator lapangan (korlap) mengarahkan massa untuk berorasi dengan tema Darurat Militer dan Investasi di Tanah Papua.
Sekitar pukul 08.24 WIT, kawan Ebenius Tabuni bergabung di titik Gapura Uncen Bawah. Aksi berlangsung hingga pukul 09.55 WIT, sebelum massa dari USTJ dan beberapa titik lain bergabung dan bersama-sama bergerak ke Lampu Merah Abepura pukul 10.20 WIT.
Massa dari berbagai titik kemudian berkumpul di Lingkaran Abepura sekitar pukul 11.45 WIT. Setelah berkoordinasi dengan PBH LBH dan aparat keamanan, massa diarahkan untuk berpindah ke arah Mata Jalan Biak. Awalnya proses pemindahan berjalan baik di bawah komando korlap, namun situasi mulai memanas ketika puluhan anggota Brimob dengan senjata dan pentungan membentuk formasi melingkar di sekitar massa.
Desakan dari aparat membuat situasi semakin tegang. Massa sempat meminta aparat untuk berjalan “pelan” agar tidak saling dorong, namun desakan terus berlanjut hingga akhirnya terjadi pelemparan batu oleh beberapa massa sebagai respons terhadap tindakan aparat. Kejadian ini dibalas dengan tembakan gas air mata, water canon, dan p3lurv tajam.
Dalam kejadian tersebut, kawan Ebenius Tabuni terkena tembakan senj4t4 4pi — pelvrv masuk melalui bagian dada dan keluar di tangan. Ia segera dievakuasi ke Rumah Sakit Abepura dan menjalani operasi mulai pukul 14.30 WIT hingga sekitar pukul 00.00 WIT.
Puji Tuhan, operasi berjalan dengan baik dan kondisi kawan Ebenius berangsur membaik. Pihak keluarga memutuskan untuk membawanya pulang sekitar pukul 13.00 WIT ke rumah karena kondisi di rumah sakit dinilai kurang nyaman. Meski pelvrv telah berhasil dikeluarkan, pihak rumah sakit menahan barang bukti tersebut dengan alasan keamanan.
Saat ini, kawan Ebenius Tabuni sedang dalam pemulihan di rumah. Kami memohon dukungan doa dari seluruh rakyat dan pejuang Tanah Papua, agar proses pemulihan berjalan lancar dan keadilan dapat ditegakkan atas tindakan represif aparat terhadap massa aksi damai.
Kami juga memohon maaf jika laporan kronologis ini disampaikan sedikit terlambat.
Dengan ini kami meminta Kapolda Papua untuk segera mengambil langkah tegas dan bertanggung jawab atas situasi keamanan yang terjadi di Tanah Papua.
1. Segera lakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh anggota kepolisian sipil yang bertugas di Kota Jayapura maupun di wilayah lain di Tanah Papua. Banyak tindakan aparat di lapangan yang tidak mencerminkan sikap profesional, humanis, dan berkeadilan. Evaluasi ini penting agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian dapat dipulihkan.
2. Kapolda Papua harus menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap mahasiswa dan pelajar yang hendak menyampaikan pendapat di muka umum. Menyuarakan aspirasi adalah hak yang dijamin undang-undang, bukan kejahatan. Apalagi jika aparat membawa atau menggunakan senj4t4 4pi terhadap pendemo, hal ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Dengan demikian, kami menegaskan bahwa Kapolda Papua adalah aktor utama di balik kekerasan dan pembunuhan terhadap warga sipil di Tanah Papua.
Dengan demikian
Tetap semangat dan solid dalam perjuangan.
Hidup rakyat Papua! Hidup mahasiswa!
Pos. Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar