Minggu, 25 Agustus 2024

Pertamanya untuk "Machine for Printing And Numbering Tickets" yang merupakan langkah awal menuju mesin ketik.

Artikel
Awal mula mesin Ketik Hjngga print, Pertamanya untuk "Machine for Printing and Numbering Tickets" yang merupakan langkah awal menuju mesin ketik. Ini tidak sempurna, namun menjadi landasan untuk pengembangan selanjutnya.

4. Kemajuan Signifikan
Pada tahun 1873, Sholes berhasil bersama dengan Samuel W. Soulé dan Carlos Glidden menciptakan mesin ketik pertama yang lebih praktis dan dapat digunakan secara komersial. Mesin ini memiliki tata letak keyboard yang mirip dengan yang digunakan pada mesin ketik modern.

5. Paten Mesin Ketik
Pada tahun 1878, Sholes memperoleh paten untuk desain mesin ketik dengan keyboard QWERTY yang sudah mulai mirip dengan standar yang kita kenal saat ini. Desain ini disusun untuk menghindari kemacetan mekanikal pada mesin ketik awal.

Warisan dan Pengakuan

1. Pengaruh Mesin Ketik
Mesin ketik yang dikembangkan oleh Sholes menjadi alat tulis yang sangat penting pada zamannya dan terus berkembang menjadi teknologi yang sangat dikenal dan digunakan secara luas.

2. Penghargaan
Meskipun mesin ketiknya menjadi sangat populer, Sholes tidak mengambil keuntungan finansial yang besar dari penemuan ini. Namun, kontribusinya diakui dan dia dihormati sebagai penemu yang berpengaruh dalam sejarah teknologi.

3. Peninggalan
Desain QWERTY keyboard yang dikembangkan oleh Sholes pada mesin ketiknya masih digunakan hingga hari ini, meskipun teknologi mesin ketik telah digantikan oleh keyboard komputer modern.

Christopher Sholes meninggal pada 17 Februari 1890, namun warisannya dalam teknologi menulis tetap hidup. Mesin ketik yang dia ciptakan telah mengubah cara dunia menulis dan berkomunikasi secara signifikan, menjadikannya salah satu penemu yang paling berpengaruh dalam sejarah perkembangan teknologi tulis-menulis.

Refreshing google 

Pos. Admin

Jumat, 23 Agustus 2024

79Th NKRI Harga Mati, Bangsa West Papua yang Mati.

Oleh: Ⓐ - ANTIFA (Maksimus Syufi)
Sebuah Surat 

Kata "engkau" atau "kamu", maksudnya bukanlah "engkau orang Indonesia", tetapi "engkau penjajah". Jika "aku" atau "kami solidaritas", juga "kami bangsa Papua yang bebas".

Aku akan segera bercerita kepadamu tentang kebesaran negeriku, yang membuat kami tetap berdiri tegak. Tetapi ini juga berarti bercerita kepadamu tentang keberanian macam apa yang kami kagumi, yang berbeda menurut ukuranmu. Sebab tidak sukar melakukan kekerasan sesudah dipersiapkan bertahun-tahun, dan juga tidak sukar melakukannya jika kekerasan bagimu lebih mendarah daging daripada berpikir. Sebaliknya, jauh lebih berat menghadapi siksaan dan maut dengan tabah, ketika kita menyadari bahwa kebencian dan kekerasan itu sia-sia dan tidak ada gunanya. Sungguh berat bertempur padahal kita memandang rendah peperangan. Sungguh berat menerima kenyataan bahwa kita akan kehilangan semuanya selama kita sedang membangun citra peradaban yang lebih tinggi. Inilah sebabnya kami telah berbuat lebih daripada kamu, karena kami harus membangun atas kekuatan kami sendiri. Bagimu segalanya lebih mudah, sebab engkau tidak perlu menguasai hati dan pikiranmu. Sedangkan kami menghadapi dua lawan. Kemenangan militer saja tidak cukup bagi kami, lain halnya dengan kamu yang tidak perlu menghadapi lawan apapun.

Kami harus benar-benar menahan diri dan yang paling utama, melawan godaan untuk meniru mu. Sebab dalam diri kami selalu ada sesuatu yang menggoda kami untuk menyerah pada naluri, untuk menolak pikiran sehat, dengan dalih efisiensi. Cita-cita kami yang mulia lama-kelamaan terasa melelahkan. Kami sering merasa malu karena terlalu menuruti akal sehat kami, sehingga tidak jarang merindukan suatu masyarakat barbar yang dapat memperoleh kebenaran tanpa usaha. Tapi untung hal ini mudah diatasi. Kalian menunjukkan kepada kami apa jadinya kalau angan-angan seperti itu diwujudkan. Dan kami pun maju terus. Kalau aku percaya akan fatalisme dalam sejarah, bisa saja aku menganggap bahwa kamu memang ditempatkan di sisi kami, menginjak-injak akal sehat untuk dijadikan bukti agar segalanya lebih mudah diterima bagi kami. Dan kami pun bangkit secara mental dan menjadi lebih tenang.

Kami harus mengatasi kelemahan-kelemahan kami sebagai manusia, citra yang selama ini terbentuk tentang martabat penuh damai, keyakinan kami yang mendalam yang tidak pernah terbayar oleh kemenangan apapun, sementara pembantaian umat manusia tidak dapat diterima. Kami harus mengambil jalan memutar, dan kami telah jauh ketinggalan di belakang, jalan putar yang menghargai kebenaran berdasarkan akal, jalan putar yang melindungi keadilan dan meletakkan kebenaran di pihak mereka yang mempertanyakan dirinya sendiri. Tak diragukan lagi, kami telah membayar mahal sekali untuk itu. Kami telah membayarnya dengan dihina dan bersikap diam, dengan pengalaman-pengalaman pahit, dengan penjara, dengan eksekusi menjelang fajar, dengan pembelotan dan pemisahan, dengan lapar yang menyiksa dari hari ke hari, dengan anak-anak yang terlantarkan, dan lebih dari itu, dengan penghinaan terhadap martabat kami sebagai manusia. Hampir seluruh waktu kami telah dihabiskan untuk mencari, apakah kami punya hak membunuh orang lain, apakah kami diizinkan menambah derita dunia yang mengerikan itu. Dan karena banyaknya waktu yang terbuang dan yang harus dikejar, kekalahan yang kami alami dan kami tumpuk, hutang-hutang yang harus dilunasi dengan darah, maka pantas jika kami berpendapat bahwa kami memasuki peperangan dengan tangan bersih-sebersih tangan korban. Dan kami akan keluar dari peperangan dengan tangan bersih pula, sambil membawa serta kemenangan besar atas ketidakadilan dan atas diri kami sendiri.

Kami akan menang. Camkan itu. Tetapi kami akan menang karena kekalahan yang kami derita dan kemajuan yang lamban dan lama untuk memperoleh pembenaran atas segala penderitaan kami, segala ketidakadilan nya, telah memberi kami pelajaran. Ia mengajar kami rahasia segala kemenangan, dan kalau kami pandai-pandai menggunakannya, kemenangan akhir pasti akan kami raih. Ia mengajar kami bahwa, berbeda dengan apa yang biasa dipikirkan, semangat melawan pedang tidak ada gunanya, tetapi semangat disertai pedang akan selalu menang atas pedang saja.

Aku mengetahui bahwa jika kebenaran jika diwujudkan dengan sungguh-sungguh, akan mengalahkan kepalsuan. Inilah yang memberi kami kekuatan untuk berjuang. Aku terdorong untuk menyatakannya padamu bahwa dalam hal ini kita sama-sama berjuang mempertahankan ciri pembedaan yang amat halus itu, namun merupakan ciri yang sama pentingnya dengan manusia itu sendiri. Kita sama-sama sedang berjuang membedakan antara pengorbanan dan mistisme, antara kekuatan dan kekerasan, antara kekuatan dan kegarangan. Bahkan kita sama-sama berjuang membedakan antara benar dan salah, antara manusia masa depan dengan dewa-dewa pengecut yang kalian puja-puji.

Inilah yang ingin aku katakan kepadamu, bukan saja diluar pergolakan ini, melainkan justru ditengah kancah pergolakan tersebut. Itu sebabnya aku tidak kehilangan harapan. Kami yang setengah abad lebih yang kau jajah, sekarang menyatakan kepadamu, kepada semua orang di zaman ini di seluruh Asia, dan di segenap penjuru dunia: "Aku berasal dari suatu bangsa yang terhormat dan tetap utuh, yang dengan segala kekeliruan dan kelemahannya masih memiliki ide yang merupakan kebesarannya. Rakyatnya selalu mencoba, dan juga pemimpin-pemimpinnya kadang-kadang mencoba, mengungkapkan ide-ide itu, bahkan secara lebih jelas. Aku berasal dari bangsa yang selama setengah abad lebih terakhir ini mulai meluruskan kembali arah seluruh sejarahnya, dan yang pelan-pelan namun pasti bangkit dari keruntuhannya untuk mengambil peran. Negeri itu layak mendapat cintaku yang musykil dan sarat dengan tuntutan. Dan aku percaya bahwa memiliki nilai yang layak diperjuangkan, karena memang patut dicintai dengan cinta yang lebih besar. Dan ku sampaikan pula padamu bahwa, di pihak lain, bangsamu telah memperoleh cinta yang memang sepantasnya diperoleh dari cinta yang buta. Suatu bangsa tidak dapat dibenarkan memperoleh cinta semacam itu.

(Cat. Seorang Anarkis).

***

Bukan kami yang memulai perang. Kami hanya melawan balik. Selembar puisi yang tajam, menempar setengah abad lebih cakar Garuda di Tanah Cenderawasih.

PUISI:
PAPUA YANG HILANG

Namaku Papua!

Aku yang mungkin lupa diucapkan oleh aksara dan rasa!

Aku yang mungkin lupa ditulis oleh kamus-kamus penderita!

Aku yang mungkin lupa dilantungkan oleh melodi melodi luka!

Aku yang mungkin lupa, dipuisikan di panggung-panggung merdeka!

Aku yang mungkin lupa, diceritakan dalam ruang-ruang kelas terbuka!

Aku yang mungkin lupa, dilukiskan dalam pameran-pameran persimpangan kota!

Aku yang mungkin, juga dilupakan di ujung ucapan-ucapan doa!

Aku tau, Palestina lebih layak dikobarkan daripada aku!
Aku tau, kasus Pemilu lebih layak dinarasikan daripada Wamena Berdarah, Biak Berdarah, Wasior Berdarah, Paniai Berdarah, dan darah darah lainnya yang berhamburan

Aku tau, Pemekaran dan Otsus lebih penting diutamakan daripada Arnold Ap, Kelly Kwalik, Theys Eluay, Pendeta Yeremia Zanambani, dan kematian-kematian lainnya di Papua.

Aku tau, Indonesia Raya lebih pantas dikobarkan daripada Nyanyian Sunyi Arnold Ap!

Aku Tau, Proklamasi Soekarno lebih didengarkan, daripada Kibaran Bintang Kejora 1 Desember 1961 yang silam!

Aku Tau, Janji Jokowi lebih didengarkan daripada Pesan Theys Eluay, Filep Karma, Musa Mako Tabuni!

Aku Tau, Pidato Puan Maharani lebih didengarkan daripada tangis Mama Yosepha Alomang di hutan Kamoro dan Amungme!

Aku Tau, excavator dan senjata lebih berguna daripada tubuh yang dipotong-potong

Aku Tau, Tentara dan Polisi lebih penting daripada Guru dan Dokter

Peluru lebih layak daripada Pena dan Buku Tulis.

Aku tau, Merah Putih lebih dulu dikibarkan, daripada nasib ribuan pengungsi di belantara Papua

Aku tau, Beras lebih layak daripada Sagu!

Mie Instan dan Ikan Kaleng lebih layak daripada Ubi dan Wam.

Aku Tau, Sawit lebih berguna daripada hutan sagu

Aku tau, aku hanyalah anjing peliharaan para tuan-tuan serakah. Yang mungkin besok, atau sebentar akan menembak ku mati.

Sebelum tubuh ini ditembak dan terkapar di antara timbunan kematian lainnya,

Aku bertanya kepada tuan-tuan itu, itukah kau? NKRI ?

Engkau yang menyuruh militer-militer itu membakar rumah, mengusir dan menembak saudara-saudaraku ?

Engkau yang menyuruh mesin-mesin baja itu menggusur hutan saguku?

Engkau yang memaksa kami mengibarkan merah putih ?

Apakah engkau yang membakar catatan catatan 1 Desember ?

Apakah engkau yang menangkap, menyiksa dan mengurung saudara-saudaraku di Biak 1998 silam?

Apakah engkau yang menembak 4 pelajar di Paniai ?

Apakah engkau yang memotong saudara-saudaraku di Timika ?

Apakah engkau yang menyebut saudara-saudaraku monyet?

Itukah kau? NKRI ?

Pos. Admin

Kamis, 22 Agustus 2024

Indonesia Darurat Demokrasi

Artikel. Victor Yeimo
Tetesan Air Mata Ibunda Kota tua Holandia Jayapura -Melangkah Tanpa Alas Kaki-Peringatan Darurat! Indonesia Darurat Demokrasi! Papua Darurat Militer! Rakyat Indonesia turun jalan kepung DPR RI atas Revisi putusan MK tentang Pilkada. Papua berdiri di tengah pergolakan yang mengguncang bangsa Indonesia.

Demokrasi rakyat Indonesia dirampas penguasa yang tak segan melanggar konstitusi demi melanggengkan kekuasaannya. Di bawah kekuasaan oligarki yang berwatak fasis, dipimpin Jokowi, hak-hak dasar rakyat Indonesia diinjak-injak dan suara dibungkam.

Namun, disini, kita bangsa Papua, memahami betul bagaimana rasanya hidup di bawah tirani dan penjajahan, di mana hak-hak dasar dan aspirasi kita diabaikan. Perjuangan kita bukanlah perjuangan yang terpisah dari perjuangan rakyat Indonesia. Sebaliknya, kita memiliki tujuan yang sama: memperjuangkan revolusi demokratik di mana demokrasi yang sejati berada di tangan rakyat.

Bagi rakyat Papua, perjuangan revolusi demokratik ini berarti menuntut hak penentuan nasib sendiri. Ini adalah hak yang tak terbantahkan bagi setiap bangsa untuk menentukan masa depannya sendiri, tanpa campur tangan dan penindasan dari luar. Bagi rakyat Indonesia, ini berarti mengembalikan demokrasi ke tangan rakyat, menumbangkan oligarki yang menindas, dan memastikan bahwa kekuasaan digunakan untuk kepentingan bersama, bukan segelintir elit.

Oleh karena itu, kita harus bersatu dalam solidaritas dan perjuangan. Pembangkangan konstitusi yang dilakukan oleh penguasa harus kita lawan dengan pembangkangan sipil yang kuat dan terorganisir. Ini adalah bentuk perlawanan kita yang sah dan adil, untuk menuntut kembali hak-hak kita yang telah dirampas. Kita tidak akan tinggal diam ketika demokrasi dicabik-cabik dan ketika hak-hak dasar kita diabaikan.

Mari kita kobarkan semangat perjuangan untuk revolusi demokratik. Kita, bangsa Papua, berdiri tegak di sisi rakyat Indonesia dalam perjuangan ini. Perjuangan kita adalah perjuangan bersama, untuk keadilan, kebebasan, dan demokrasi yang sejati. Kita melawan tirani, menuntut hak kita, dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi kita semua.

Inilah saatnya kita bersatu, bergandengan tangan dengan saudara-saudara kita di seluruh Indonesia. Serukan dengan lantang bahwa kita, bangsa Papua, berdiri di sisi rakyat Indonesia dalam perjuangan ini. Kita tidak akan menyerah, kita tidak akan mundur, hingga demokrasi yang sejati kembali ke pangkuan rakyat.

Hidup rakyat Papua! Hidup rakyat Indonesia!
Lawan tirani, tegakkan keadilan!

kawaldemokrasi
KawalPutusanMk 
peringatandarurat 
WestPapua

Pos. Admin

Selasa, 20 Agustus 2024

BERITAKAN SAMPAI KEUJUNG BUMI.

Cerita kisah dari mapiha barat, seorang pastor pelayanan tanpa lelah hingga kali menou  dan sekitar  kali dipa. 
Tetesan Air Mata Ibunda Dogiyai Mapia Barat _Melangkah Tanpa Alas Kaki
- Mapiha Sepenggal ceritera kisah asmara pelayanan seorang Pastor Rufinus Egeida Papaa Wiyai Madai , Pr, menarik utk dituliskan walau tak sempurna.

Pastor yang satu ini selalu punya tekad yang kuat dan bulat sesuai amanah perutusannya selalu berada diwilayah parokinya utk pelayanan. Tantangan apapun, selalu dilalui dengan suka cita. Model dan gaya pelayanannya persis seperti pastor bule dari Belanda. Jalan kaki? ya setiap ada kunjungan ke stase dan quasi, selalu terlaksana dengan baik, terukur dan tepat waktu sesuai jadualnya. 

Kena Hujan, badai, dingin, digigit lintah, menyeberang sungai dan gunung, adalah bagian tak terpisah dari perjalanan pelayanannya selama beberapa tahun belakangan ini. 

PELAYANAN YANG COCOK DENGAN NAMA TAHBISANNYA "EGEIDA PAPAA WIYAI"

Apa arti sebuah nama. Sekarang Benar terjadi dan selalu seperti itu. EGEIDA PAPAA WIYAI =Burung NURI pembawah cahaya/terang bagi dunia, Begitulah nama adat TAHBISAN imam Projo yang satu ini. Demi perwujudan sebuah nama itu, Daerah yang jauh sekalipun sudah didatanginya, bahkan yg terjauh dari parokinya yaitu di wilayah Distrik DIPA Kabupaten Nabire, persis di Kampung Yigi 1 dan Yigi 2. Dari tempat itu, hanya butuh beberapa menit tiba dipuncak gunung kobouge, dengan nama Kren sekarang yaitu GUNUNG WEILAND itu. Ini kisah cerita terbaru dalam sejarah pelayanan pastor Katolik kepada umatnya yang tak terjangkau selama beberapa dekade belakangan. Mau dibilang hebat? Yaa...tidak saja hebat tapi patut diberi jempol yang tak terhitung jumlahnya. Nama, pembicaraannya dan jadual, selalu cocok tanpa terbengkalai olehnya. Patut diberi penghargaan? Ahh...hanya Tuhan yang memperhitungkan nya. 

"EGEIDA PAPAA WIYAI" MENJADI JAWABAN NYATA TERHADAP MOTIVASI TUMBUHNYA PASTOR (alm) Doktor KEBADABI TEBAI, Pr MENJADI SEORANG IMAM dari KAOKONAU.

Kisah menarik lainnya, Alm Pastor Dr. KEBADABI TEBAI, Pr ketika masa TOP dikaokonau, terjadi sebuah peristiwa menarik yang mendorong Neles Tebai akhirnya memilih menjadi seorang Imam/Pastor. 
Karena PASTOR tidak ada utk perayaan Misa dibulan Desember? Maka umat mengancam frater Neles Tebai, bahwa umat akan mendayung perahu pergi ikut perayaan natal ke daerah yang ada pastor nya. Kisah ini membekas dlm dirinya dengan sebuah pergumulan yang panjang dan terus menerus, akan pentingnya kehadiran seorg pastor ditengah umat Katolik dalam hal apapun hingga akhirnya Diakon Neles Tebai ditahbiskan menjadi imam diwagete kabupaten Deiyai pada tahun 1992. Karena kisah itu pula membuat alm Pastor KEBADABI TEBAI, Pr bertahan mengajar di STFT memproduksi imam asli Papua menjadi pastor-pastor yang kini telah tersebar ke hampir seluruh pelosok Papua, hingga akhir hidupnya MAUT BUATAN IBLIS menjemputnya secara paksa sebelum menjadi USKUP JAYAPURA. 
Kisah cerita alm Doktor KEBADABI TEBAI Pr ini benar-benar membekas pula dalam diri pastor EGEIDA PAPAA WIYAI, sehingga jiwa dan raga diserahkan sepenuhnya dalam pelayanan umat diwilayah pelayannya saat ini. Mati 1 tumbuh 1000 telah, sedang dan terus menjadi kenyataan dihadapan kita.

SEBAGAI UMAT KATOLIK SELALU BANGGA DENGAN ADANYA PASTOR KATOLIK ASLI PAPUA.

Kebanggaan diri sebagai umat Katholik mulai muncul saat anak atau sodara kita mulai ada rencana dan bercita-cita menjadi seorang pastor. Rencana dan cita-cita seperti itu selalu bawah dalam doa dan puasa agar direstui Tuhan.
Ketika rencana dan kehendak itu semakin kearah kenyataan dengan masuknya anak atau saudara kita ke STFT, maka pasti terjadi pembicaraan dirmh dan kampung akan ada acara besar dihari pentahbisannya. Segala kesibukkan kita dikampung dan rmh tidak terlepas dari pembicaraan hal ini. Mengapa tradisi itu penting dan wajib dilakukan dengan bangga? KARENA UMAT KATOLIK MEMBUTUHKAN KEHADIRAN SEORANG PASTOR UNTUK MEMBAWAH UMAT KEARAH YANG LEBIH BAIK, LEBIH BERIMAN DAN MEMPERSATUKAN SEGALA PERBEDAAN MENJADI SATU TUJUAN, YAITU MEMULIAKAN NAMA ALLAH BAPA MELALUI KEBERSAMAAN YANG TERJADI KARENA PERSATUAN ROH KUDUS.
Untuk maksud itulah, TAHBISAN imamat seorang pastor dirayakan sangat meriah dengan mengorbankan berbagai kekayaan yang dimiliki keluarga dan kampung itu sebagai perasaan BAHAGIA & SYUKUR akan pentingnya kehadiran pastor ditengah umat yang dekat dengan pusat PAROKI, maupun mereka yang ada dibalik GUNUNG. 

EGEIDA PAPAA WIYAI, Pr, menjawab harapan umat dibalik gunung akan kehadiran seorang pastor ditengah mereka. Mencari domba yang tak terjangkau, Miyoobeu Madai patoga.

Ditulis oleh Agapa iboo

Pos. Admin

KNPB Wilayah Dogiyai Akan Nyatakan sikap Menolak Perjanjian New York Agreement dan Memperingati Hari Rasisme di Kota Sentral Kolonial Indonesia, Nabire

Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Jeruk🍊 Nabire -Melangkah Tanpa Alas Kaki-Perjanjian New York Agreement adalah sebuah perjanjian yang diprakarsai oleh Amerika Serikat pada Tahun 1962 untuk terjadinya pemindahan kekuasaan atas Negara Papua Barat dari Belanda ke Indonesia.

Kemudian, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu; bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak.

Untuk itu, menolak dua hal diatas Komite Nasional Papua Barat [KNPB] Wilayah Dogiyai akan Mengkordinir dan mobilisasi Rakyat West Papua di Nabire dalam rangka melakukan Aksi Damai Menolak Perjanjian New York Agreement dan akan kembali memperingati Hari Rasisme di Nabire, 15 Agustus 2024.

KNPB Wilayah Dogiyai telah sepakat akan turun jalan bersama rakyat di Nabire dengan sikap menolak Perjanjian New York Agreement yang dilakukan oleh Amerika, Indonesia dan Belanda yang tanpa melibatkan Orang Asli Papua di Papua.

Pos. Admin

Senin, 19 Agustus 2024

Nama Indonesia sekarang Beberapa kali Perubahan Dalam Sejarah

Artikel. Ani
Nama "Indonesia" yang kita kenal saat ini memang memiliki sejarah yang cukup panjang dan menarik, melibatkan beberapa tokoh dan perubahan nama sebelum akhirnya diterima secara luas. Berikut adalah perjalanan dari asal mula nama Indonesia hingga penggunaannya yang kita kenal sekarang:

1. **Indu-nesians** (1850)
 - Nama "Indonesia" pertama kali muncul dalam bentuk "Indu-nesians" pada tahun 1850 oleh seorang pengamat sosial dan etnolog Inggris, George Samuel Windsor Earl. Earl pada awalnya menggunakan istilah tersebut untuk merujuk kepada penduduk kepulauan di Asia Tenggara yang berada di bawah pengaruh budaya India. Earl juga mempertimbangkan nama "Melayunesia" sebelum akhirnya lebih condong ke "Indu-nesians."

2. **Indonesia**
 - Pada tahun yang sama, seorang penulis dan ahli hukum asal Skotlandia, James Richardson Logan, mengadopsi dan memodifikasi nama tersebut menjadi "Indonesia." Ia lebih menyukai istilah ini karena lebih mudah diucapkan dan mencerminkan geografis kepulauan yang luas di wilayah tersebut. Nama "Indonesia" pun mulai lebih sering digunakan oleh para peneliti, sejarawan, dan geografer Eropa untuk merujuk kepada kepulauan yang sebelumnya dikenal sebagai Hindia atau Hindia Belanda.

3. **Pengaruh Inggris**
 - Walaupun Inggris hanya menduduki wilayah Indonesia secara singkat pada awal abad ke-19, pengaruh Inggris dalam aspek-aspek lain seperti penamaan, termasuk bunga Raflesia yang ditemukan di Sumatera dan diberi nama oleh Thomas Stamford Raffles, cukup signifikan. Inggris juga memberikan pengaruh dalam administrasi seperti sistem tanda plat nomor kendaraan dan pengenalan nama "Indonesia" yang kemudian diterima secara luas.

4. **Pengakuan Nama Indonesia** 
-Nama "Indonesia" mulai mendapatkan pengakuan lebih luas terutama pada awal abad ke-20, ketika gerakan nasionalis mulai tumbuh dan istilah tersebut diadopsi sebagai simbol identitas nasional oleh para pemimpin pergerakan kemerdekaan.

Jadi, nama "Indonesia" yang kita kenal sekarang adalah hasil dari kontribusi beberapa pemikir, dengan pengaruh Inggris dalam proses penamaan dan pengenalan istilah ini. Nama tersebut akhirnya diadopsi oleh bangsa Indonesia sendiri sebagai simbol persatuan dan identitas nasional yang berbeda dari kolonialisme.

Post. Admin

Sabtu, 17 Agustus 2024

POLISI DI PAPUA PERLU DI DIDIK, KARENA BUTA DEMOKRASI, DAN BUTA FUNGSI.

Artikel : Hwikenap Pc Nare 
Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki- Polisi militer Indonesia yang menugaskan di Wilayah Papua berlu mendidik dengan baik, jika tidak untuk apa menugaskak polisi di wilayah Papua karna mereka merusak Etika kepolisia apalagi wibawa kepolisian Negara Republik Indonesia Merusak. 

Polisi adalah : lembaga keamanan yang di percayakan negara untuk menjaga keamanan di setiap tempat dari segala bentuk kekerasan, dan polisi pun berada di Setiap, kota pusat, ibu kota provinsi, dan ibu kota Kabupaten. 

Berdasarkan fungsi polisi adalah keamanan, mengayomi masyarakat namun beberapa hari kebelakangan ini sangat miris perlakuan nya, yaitu 
  1. KNPB hanya Membagi Selebaran kertas di Sepanjang jalan bertujuan Demo Damai di tanggap. 
  2. Tanggal 15 hari memperingati 51 new York agreement dan Hari Rasisme, dan Demonstran anti Rasisme berkumpul untuk menyampaikan Aspirasi, se baik baiknya di Bubarkan dengan Bunyi tembahkan. 
  Membuat Demonstran berhamburan di jalan sampai lari berhamburan ke hutan, Pada hal ada penanggung jawab aksi yaitu, KORLAP. 

3. Demonstran adalah orang asli papua, wajar menyampaikan pendapat mereka, karena mereka bicara dari tanah mereka, bukan tanah jawa, tanah Sumatera, bisa kan juga makasar dan beberapa daerah lain
    Kamu datang bertamu ko membubarkan, seorang tuan rumah atau tuan tanah, Di mana logika mu polisi?.. 
   Pada pak Soekarno toko negara bilang ( Di mana bumi di pijak, di situ langit di junjung) 

Melihat dari beberapa kejanggalan di atas bahwa : 

1. POLISI BUTA PENDIDIKAN MAKA SUSAH BERBICARA DENGAN OTAK DAN PIKIRAN SERTA AKAL YANG SEHAT DARI PADA MAU ADU FISIK, ARTINYA KONTAK SENYATA. 
2. POLISI BUTA, DENGAN NAMANYA, NEGARA DEMOKRASI, MAKA BUNGKAM DEMONSTRAN DAN DEMOKRASI. 
3. POLISI BUTA FUNGSI 
BAHWA DIA ADALAH, KEAMANAN UNTUK MENGAMANKAN, ATAU KAWAL KETIKA DEMONSTRAN SEDANG JALAN MENYAMPAIKAN ASPIRASI. 

KESIMPULAN 

KAMI MAKLUM KARENA POLISI TAMATAN SMA MAKA BUTA DEMOKRASI NAMUN PERLU DI BINA, DAN JUGA KAPOLRES ANTI DEMOKRASI, TOLONG LAH MENGERTI HUKUM LAH , SETIAP WARGA NEGARA BERHAK BERPENDAPAT, ATAU MENYAMPAIKAN ASPIRASI DI MUKA UMUM.

Pos. Admin

Jumat, 16 Agustus 2024

Kesamaan Mencolok Antara Suku Indian Asli Amerika Suku Igorot Filipina dan Batak Nusantara

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua daerah Batak-Kesamaan Mencolok Antara Suku Indian Asli Amerika Suku Igorot Filipina dan Batak Nusantara,

Suku Igorot di Filipina ,Batak Nusantara dan Suku Indian Asli Amerika memiliki beberapa kesamaan yang mencolok, khususnya dalam pengalaman sejarah dan praktik budaya mereka. Ketiga kelompok tersebut menghadapi penjajahan dan pemindahan, dan cara hidup tradisional mereka sering dianggap "biadab" atau "tidak beradab" oleh penjajah.

Kesamaan dalam Pengalaman Sejarah

- Penjajahan, pembantaian dan Pemindahan: Baik Suku Igorot,Batak Nusantara maupun Suku Indian Asli Amerika mengalami penjajahan oleh pasukan asing yang kuat. Suku Igorot menjadi sasaran kekuasaan Spanyol dan Amerika, sementara Suku Indian Asli Amerika dan Batak menghadapi penjajahan oleh kekuatan Eropa. Hal ini mengakibatkan hilangnya tanah,adat budaya leluhur, penindasan budaya, dan asimilasi paksa.

- Stereotip "Biadab": kannibal Ketiga kelompok tersebut sering distereotipkan sebagai "biadab" oleh penjajah yang memandang praktik tradisional mereka sebagai primitif atau biadab. Stereotip ini digunakan untuk membenarkan perampasan tanah mereka dan penindasan budaya mereka. Suku Igorot bahkan dipamerkan di "kebun binatang manusia" di Eropa dan Amerika Serikat, memamerkan cara-cara "primitif" mereka kepada publik yang penasaran.
- Perlawanan dan Ketahanan: Meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik suku Igorot, Batak maupun suku Indian Amerika Asli menunjukkan ketahanan dan perlawanan yang luar biasa. Mereka berjuang untuk melindungi tanah, tradisi, dan identitas mereka.bahkan ajaran leluhur kepercayaan mereka,Perlawanan ini sering kali berbentuk konflik bersenjata, tetapi juga mencakup upaya pelestarian budaya dan pengembangan ikatan komunitas yang kuat.

Kesamaan dalam Praktik Budaya

- Pengayauan: Meskipun tidak dipraktikkan oleh semua suku, pengayauan merupakan tradisi penting di antara beberapa kelompok Igorot, khususnya Bontoc, Isneg, dan Kalinga. Praktik ini juga lazim di antara suku-suku asli Amerika tertentu, seperti Iroquois dan Comanche. Pengayauan sering kali dipandang sebagai cara untuk mendapatkan kekuasaan, prestise, dan balas dendam.
- Sistem Asrama,sopo, Baik suku Igorot,Batak maupun beberapa suku asli Amerika memiliki sistem asrama ,sopo tempat para pemuda dan pemudi tinggal bersama, sering kali di gedung terpisah. Sistem ini berperan dalam pendidikan sosial, masa pacaran, dan pengembangan ikatan komunitas. Suku Igorot memiliki dap-ay (asrama pria) dan ebgan (asrama wanita), sementara beberapa suku Indian Amerika Asli memiliki struktur yang serupa.
- Pesta dan Prestise: Baik suku Igorot,Batak maupun Indian Amerika Asli mengadakan pesta yang rumit, sering kali sebagai cara untuk menunjukkan kekayaan dan status sosial. Suku Igorot ,Batak mengadakan peshet (pesta prestise untuk orang kaya), sementara suku Indian Amerika Asli mengadakan pesta yang serupa, seperti Potlatch di antara suku-suku Pantai Barat Laut. Pesta-pesta ini melibatkan pembagian makanan, hadiah, dan barang berharga lainnya, yang menumbuhkan solidaritas komunitas dan memperkuat hierarki sosial.

- Budidaya Sawah: Suku Igorot Batak ,Ifugao terkenal dengan sawah terasering mereka yang rumit, yang merupakan bukti kecerdikan pertanian mereka dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan medan yang menantang. Beberapa suku Indian Amerika, seperti suku Pueblo di Barat Daya, juga mengembangkan sistem irigasi yang canggih dan teknik pertanian terasering untuk memaksimalkan hasil pertanian mereka.

 Kesimpulan

Meskipun ada perbedaan yang jelas antara suku Igorot Filipina, Batak Nusantara dan penduduk asli Amerika, pengalaman bersama mereka dalam hal penjajahan, penindasan budaya, dan stereotip "biadab" menyoroti perjuangan bersama yang dihadapi oleh masyarakat adat di seluruh dunia. Praktik budaya mereka, seperti perburuan kepala, sistem asrama sopo, pesta, dan pertanian terasering, menunjukkan kecerdikan dan ketahanan kelompok-kelompok ini dalam beradaptasi dengan lingkungan mereka dan mempertahankan identitas unik mereka. Mempelajari kesamaan ini dapat memberikan wawasan berharga tentang tantangan dan kemenangan masyarakat adat serta upaya berkelanjutan mereka untuk melestarikan budaya dan tradisi kepercayaan leluhur mereka.

Horas Rayu. 

Pemain sepak bola Asisat Lamina Wanita Nigeria terkenal yang dikenal karena keterampilan luar biasa di lapangan

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Nigeria-Melangkah Tanpa Alas Kaki-Asisat Lamina Oshoala adalah pemain sepak bola Nigeria terkenal yang dikenal karena keterampilan luar biasa di lapangan. Lahir pada tanggal 9 Oktober 1994 di Ikorodu, Negara Bagian Lagos, Nigeria, ia telah menjadi terkenal sebagai salah satu pemain sepak bola wanita terbaik di dunia.

Perjalanan sepak bola Oshoala dimulai di kota kelahirannya, di mana ia menunjukkan gairah dan bakatnya untuk olahraga sejak usia muda. Dedikasi dan kerja kerasnya membuka jalan baginya untuk bergabung dengan Rivers Angels Football Club di Nigeria, di mana ia membuat nama untuk dirinya sendiri sebagai pencetak gol yang produktif.

Penampilannya di Nigeria menarik perhatian pramuka internasional, dan dia kemudian pindah ke Liverpool Ladies Football Club di Inggris pada tahun 2015. Selama waktunya bersama Liverpool, penampilan mengesankan Oshoala mendapatkan pengakuannya sebagai Pemain Terbaik Wanita BBC di tahun yang sama.

Sepanjang kariernya, Asisat Oshoala telah bermain untuk berbagai klub, termasuk Arsenal Women's Football Club di Inggris dan Dalian Quanjian di Cina, sebelum akhirnya bergabung dengan FC Barcelona pada tahun 2019, di mana ia terus menunjukkan kehebatan sepak bolanya.

Selain keberhasilan di lapangan, Oshoala dikenal karena imannya yang kuat sebagai seorang Muslim yang taat. Dia secara terbuka menyatakan keyakinan agamanya dan pentingnya imannya dalam hidupnya. Komitmennya terhadap agamanya telah mendapatkan rasa hormat dari penggemar dan pendukung di seluruh dunia.

Sebagai pemain sepak bola Muslim yang berbakat dan taat, Asisat Oshoala berfungsi sebagai inspirasi bagi banyak atlet muda, menunjukkan bahwa seseorang dapat unggul dalam olahraga sambil tetap setia pada nilai-nilai agama dan keyakinan mereka. Prestasi-prestasi di dalam dan di luar lapangan menyoroti kekuatan tekad, kerja keras, dan keyakinan dalam mengejar impian seseorang. 

Post. Admin

Kamis, 15 Agustus 2024

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki-Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962.

“Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024.

Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua.

Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ;

1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan prinsip satu orang satu suara (One Man One Vote) yang diatur dalam hukum internasional.

2. KNPB minta Indonesia untuk menghormati hak bangsa Papua sebagai bangsa untuk menentukan masa depan sendiri. Hak penentuan nasib sendiri adalah hak fundamental yang diakui secara universal, dan Indonesia berkewajiban menghormati dan melaksanakannya secara penuh.

3. KNPB menuntut Indonesia segera menyelenggarakan referendum yang adil dan demokratis bagi bangsa Papua, sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk Piagam PBB Pasal 1(2) dan Resolusi Majelis Umum PBB 1514 (XV) tahun 1960 tentang hak penentuan nasib sendiri.

4. Menolak pandangan rasis yang digunakan oleh Indonesia untuk membenarkan penjajahan di West Papua, yang menganggap bangsa Papua sebagai “primitif dan terbelakang”. Pandangan ini adalah bentuk diskriminasi yang menindas hak kebangsaan dan kedaulatan bangsa Papua.

5. Menolak kehadiran dan intervensi militer Indonesia di tanah Papua yang telah menyebabkan penindasan, kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Papua.

6. Menuntut penghentian semua bentuk operasi militer, eksploitasi dan penindasan terhadap rakyat Papua, serta menghormati perjuangan bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional.

7. Mendesak PBB untuk segera meninjau kembali Perjanjian New York 1962 dan Pepera 1969 yang cacat hukum dan tidak memenuhi standar internasional. Proses ini tidak hanya melanggar Piagam PBB Pasal 1(2) yang menegaskan hak semua bangsa untuk menentukan nasib mereka sendiri, tetapi juga bertentangan dengan Resolusi Majelis Umum PBB 1514 (XV) tahun 1960 tentang Deklarasi Pemberian Kemerdekaan kepada Negara dan Rakyat Kolonial.

8. Menuntut agar PBB mengakui hak bangsa Papua untuk menggelar referendum penentuan nasib sendiri yang benar-benar demokratis, bebas dari tekanan serta intimidasi militer, sesuai dengan prinsip satu orang satu suara (One Man One Vote) yang diatur dalam Resolusi Majelis Umum PBB 1541 (XV) tahun 1960.

9. Kami meminta Rakyat Indonesia untuk menyadari dan mengakui kebenaran sejarah terkait penjajahan dan penindasan yang telah berlangsung di West Papua. KNPB mengajak Anda untuk menghormati hak asasi manusia rakyat Papua dan menuntut agar menyadari dampak dari tindakan ini dan mendukung penghormatan terhadap hak-hak rakyat Papua.

10. KNPB berharap agar Anda mendukung upaya untuk mencapai solusi damai yang menghormati hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua tanpa intimidasi atau kekerasan. KNPBmenuntut agar Anda menghentikan segala bentuk penindasan yang berbasis rasis dan kekerasan terhadap rakyat Papua. KNPB meminta dukungan Anda untuk penyelenggaraan referendum yang adil dan demokratis di West Papua, yang mencerminkan kehendak rakyat pribumi Papua secara jujur. Dan endorong Anda untuk menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah.

11. KNPB Konsulat Indonesia meminta dukungan dari seluruh Rakyat Indonesia, Organisasi mahasiswa, organisasi Peduli Kemanusiaan, Pembela HAM, aktivis, LSM, dari Aceh sampai Amboina untuk mendukung Perjuangan Rakyat Papua, karena melihat dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi di Papua membuat banyak korban berjatuhan baik itu orang asli Papua maupun Warga Non Papua sehingga untuk mengakhiri hal tersebut solusi adalah berikan kebebasan bagi bangsa Papua. “Seperti Amanat Tuhan Jadikan Dibumi Seperiti Disurga”dan atau (Jadikan Dibumi Papua Seperti Di Surga)

https://suarapapua.com/2024/08/15/ini-11-pernyataan-protes-knpb-mengenai-new-york-agreement-apa-saja/

Dokumen:

Undangan Resmi
Pernyataan Sikap 
Aliansi mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Ternate dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua Wilayah Maluku Utara. 

Mengecam Tindakan Aparat Negara atas pembubaran, Penangkapan dan peneakan terhadap masa aksi yang memperingati 62 Tahun perjanjian New York Agreement di wilayah Nabire, Wamena dan seluruh Tanah Papua. 

*Salam Pembebasan!💪*
Ternate,15 Augustus 2024

I. Wilayah Pulau Papua

Ii. Jember

III. Komite Nasional Papua Barat [KNPB]
Konsulat Indonesia 

Memperingati Hari New York Agreement 15 Agustus 2024. 
Dengan Thema : USIR KOLONIALISME DAN MELAWAN RASISME. 
IV KNPB Konsulat di pusatkan di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara 
Tepatnya di DPRD Kota Tomohon. 

Doc IC-WPNC-News: KNPB Konsulat News

Iv. Maluku Ternate Dan sekitarnya
https://www.facebook.coSeorangm/share/v/CdeMfmKs2WenGwym/?mibextid=oFDknk

v. Wanita Dapa Pukul Polisi di Nabire
Unggahan Dalam Facebooknya. 
Karena Tuhan Sudan panggil saya untuk Bekerja dalam pembebasan tanah ini,Biarlah engkau  mau  pukul,di fitna di caki dan Di maki. 
Asalkan Jangan  engkau  mengambil  nyawaku  karena  nyawaku  adalah  berharga  di mata  Tuhan  dan alam Leluhur-Ku.

Saya  selalu  akan  Ada Di  dalam  bagian  kiri. Itulah  gaji saya dan  Makan minum saya siapa  suruh  jadi  aktifis.

Alismata  tarobek Mereka pake panta  senjata
Kaki saya  di injak dengan  sepatuh laras ini fotonya. (Salam Revolusi) .


Pos. Admin

DPR Papua Tengah Paulus Mote, Mengatakan Atas Nama Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Provinsi Jangan Merusak Hutan yang Ada

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangka Tanpa Alas Kaki - DPR Papua Tengah Paulus Mote: Mengatakan bahwa, Jang...