Langsung ke konten utama

TPNPB Secara Organisasi Telah Mengumumkan Bahwa Demi Kemanusiaan Siap Membaskan Pilot Susi air Asal Selandia Baru Philip Merthens

Bagaimana proses pembebasan Mehrtens?

Jawab:
Proses pembebasan telah dilakukan dengan baik dan damai sesuai rencana TPNPB sebelumnya, dan TPNPB secara organisasi telah mengumumkan bahwa demi kemanusiaan siap bebaskan pilot Susi air Asal Selandia Baru Philip Merthens. 

 Dan dalam hal ini TPNPB benar-benar bertanggungjawab dan menunjukan kepada masyarakat international bahwa Perjuangan bangsa Papua bermartabat demi hak politik kemerdekaan Penetuan Nasib Sendiri bagi bangsa Papua yang tidak boleh diabaikan oleh PBB. 

Apakah ada yang terluka dalam proses pembebasan tersebut?

Dalam hal ini kami perlu sampaikan kepada masyarakat International babwa Pilot telah dibebaskan dengan cara TPNPB, Dan Pilot bukan dibebaskan oleh Militer Dan Polisi Indonesia. 

Jadi disana tidak ada situasi yang kacau, melainkan pilot dibebaskan dalam situasi yang aman. Oleh karena itu kami sampaikan kepada masyarakat international bahwa Pilot Asal Selandia Baru Mr. Phillips Merthens bukan dibebaskan oleh Militer Dan Polisi Indonesia, namun dia dibebaskan oleh TPNPB Sendiri dengan hormat Dan bermatbat sesuai standar international. Ingat bahwa Militer Dan Polisi Indonesia tidak mampu bebaskan, tapi TPNPB berniat baik bebaskannya. 

Bagaimana reaksi TPNPB atas pembebasan tersebut?

Pembebasan itu niat baik TPNPB, namun sedikit kesalahan adalah Egianus Kogeya Dan kelompoknya serahkan pilot kepada Edison Gwijangge yang punya kepentingan politik pilkada Nduga, maka Edison Gwijangge serahkan pilot kepada Militer Dan Polisi Indonesia demi kepentingan Edison, maka semu Pihak pikir Militer Dan Polisi Indonesia yang bebaskan pilot, Dan ini adalah kekeliruan besar. 

Dalam hal yang Perlu diketahui oleh semua Pihak adalah TPNPB Wilayah 3 Ndugama Darakma serahkan pilot kepada Edison Gwijangge, kemudian Edison Gwijangge serahkan pilot kepada Militer Dan Polisi Indonesia. Dan pembebasan barter dengan janji Edison Gwijangge kepada Egianus Kogeya Dan kelompoknya bahwa dia Akan kasih Uang untuk beli senjata. 

Hal ini mereka lalukan sistem keluarga, Dan Ada intikasi kuat bahwa Egianus Kogeya Dan kelompoknya terima uang suap, maka pembebasan ini tidak murnih sesuai proposal TPNPB yang kami telah umumkan tanggal 17 September 2024.

Butuh waktu 19 bulan untuk membebaskannya, mengapa butuh waktu lama?

Ya itu karena kesalahan Pemerintah NZ yang mendengar janji bohong oleh Militer Dan Polisi Indonesia, dimana Indonesia sampaikan kepada Pemerintah NZ babwa Militer Dan Polisi Indonesia mampu Dan Akan bebaskan pilot Philip Merthens melalui operasi Militer, namun faktanya Militer Dan Polisi Indonesia tidak mampu bebaskan pilot Philip Merthens. 

Apakah ada perbedaan pendapat di dalam TPNPB mengenai apakah Mehrtens seharusnya dibebaskan?

Tidak Ada perbedaan, karena Egianus Kogeya Dan kelompoknya setuju untuk bebaskan pilot, maka TPNPB dari Manajemen Markas Pusat sudah umumkan proposal, tapi Militer Dan Polisi Indonesia berikan uang suap kepada Edison Gwijangge Dan timnya, maka Edison Gwijangge tukar Sandera dengan uang. Dan itu kebodohan Dan kesalahan Egianus Kogeya Dan kelompoknya. Maka kami TPNPB Komando Markas Pusat tidak tertarik Dan tidak Akan mengakui kepada TPNPB yang terima uang suap kepentingan politik pilkada Nduga. 

Apakah Eganius Koyega mengharapkan pilot lain dari negara lain ketika ia menyandera Mehrtens?

Ini tidak mungkin, Dan itu kebodohan Egianus Kogeya Dan kelompoknya. 

Apakah TPNPB menyesal telah menyandera Mehrtens?

Ya kami memaafkan, jika TPNPB bersalah, tetapi hal penyanderaan itu wajar, karena kami masih berjuang untuk Papua merdeka. Dalam hal ini kami ketahui hukum Perang Humaniter International, maka kami perintahkan jaga pilot dengan baik. 

Pekan lalu, TPNPB mengeluarkan ketentuan pembebasan Mehrtens, apakah hal itu dilakukan terhadap proses pembebasan oleh TPNPB?

Proposal itu kami umumkan atas kesepakatan Panglima Egianus Kogeya Dan Kami Pimpinan Manajemen Markas Pusat TPNPB, namun Pilot dibebaskan dengan cara terima uang suap, maka kami TPNPB Komando Markas Pusat tidak Akan percaya lagi kepada Egianus Kogeya Dan kelompoknya. Itu itu terjadi Militer Dan Polisi Indonesia bayar uang suap kepada Edison Gwijangge untuk bujuk Egianus Kogeya bebaskan pilot, dengan cara ini membersihkan wajah Indonesia di mata masyarakat international. 

Sekarang setelah TPNPB tidak memiliki Mehrtens, apakah Anda khawatir militer Indonesia akan melancarkan serangan?

Serangan itu hal biasa, Dan TPNPB tidak pernah takut kepada Militer Dan Polisi Indonesia, Dan siap lawan pendudukan illegal Indonesia di West Papua. 

Bagaimana Mehrtens dirawat saat ia disandera?

Ya itu kami pikir normal, artinya menahan harus dijaga dengan baik. Karena dia bukan musuh, melainkan warga sivil dari negara tetangga kami. 

Mengapa Mehrtens disandera pada awalnya?

Ya melanggar larangan TPNPB karena mendaratkan TPNPB Wilayah Konflic bersenjata, yang Merupakan Wilayah restricted. 

Menurut Anda, apakah penyanderaan Mehrtens berdampak negatif terhadap keseluruhan gerakan kemerdekaan Papua Barat? 

Tidak, karena penyaderaan hal biasa dan sering terjadi di Wilayah Konflic bersenjata di Seluruh dunia, jadi ini bukan pertama kali.



Answer by Sebby Sambom, The Spokesman of TPNPB. Journalist Interview on Sept 22, 2024

How was Mehrtens' release process?
Answer:
The release process was carried out well and peacefully according to the previous TPNPB plan, and the TPNPB as an organization has announced that for the sake of humanity it is ready to release the New Zealand Susi Air pilot Philip Merthens. And in this case the TPNPB is truly responsible and shows the international community that the Papuan people's struggle is dignified for the political rights of independence and self-determination for the Papuan people which must not be ignored by the UN.

Was anyone injured in the release process?
Answer:
In this case we need to convey to the international community that the Pilot was released by the TPNPB, and the Pilot was not released by the Indonesian Military and Police. So there was no chaotic situation there, but the pilot was released in a safe situation. Therefore we convey to the international community that the New Zealand Pilot Mr. Phillips Merthens was not released by the Indonesian Military and Police, but he was released by the TPNPB itself with honor and dignity according to international standards. Remember that the Indonesian Military and Police were unable to free him, but the TPNPB had good intentions to freed him. 

How did the TPNPB react to the release? 
Answer:
The release was a good intention of the TPNPB, but a slight mistaked was that Egianus Kogeya and his group handed over the pilot to Edison Gwijangge who had political interests in the Nduga regional elections, so Edison Gwijangge handed over the pilot to the Indonesian Military and Police for Edison's interests, so all parties thought that the Indonesian Military and Police released the pilot, and this was a big mistaken. In terms of what all parties need to know, the TPNPB Region 3 Ndugama Darakma handed over the pilot to Edison Gwijangge, then Edison Gwijangge handed over the pilot to the Indonesian Military and Police. 

And the released was bartered with Edison Gwijangge's promise to Egianus Kogeya and his group that he would give money to buy weapons. They did this through a family system, and there is a strong indication that Egianus Kogeya and his group received bribes money, so this released is not purely in accordance with the TPNPB proposal that we announced on September 17, 2024. 

It took 19 months to released him, why did it take so long? 
Answer:
Yes, it was because of the NZ Government's was mistaken in listening to the false promises of the Indonesian Military and Police, where Indonesia told the NZ Government that the Indonesian Military and Police were able and would released pilot Philip Merthens through a military operation, but in fact the Indonesian Military and Police were unable to released pilot Philip Merthens. 

Is there a difference of opinion within the TPNPB regarding whether Mehrtens should be released? 
Answer:
There is no difference, because Egianus Kogeya and his group agreed to released the pilot, so the TPNPB from the Central Headquarters Management has announced a proposal, but the Indonesian Military and Police gave bribes money to Edison Gwijangge and his team, so Edison Gwijangge exchanged hostages for money. And that was the stupidity and mistakes of Egianus Kogeya and his group. So we TPNPB Central Command Headquarters are not interested and will not acknowledge the TPNPB who received bribes money for political interests in the Nduga regional elections. 

Did Eganius Koyega expect another pilot from another country when he took Mehrtens hostage? 

This is impossible, nothing. 

Does TPNPB regret taking Mehrtens hostage? 
Answer:
No, we forgive, if TPNPB is guilty, but the hostage-taken is reasonable, because we are still fighting for an independent Papua. In this case we know the International Humanitarian law on War, so we order the pilot to be guarded properly. 

Last week, TPNPB issued provisions for the release of Mehrtens, was that done in the release process by TPNPB? 
Answer:
We announced the proposal with the agreement of Commander Egianus Kogeya and We, the Management Leadership of TPNPB Central Headquarters, but the pilot was released by accepting bribes money, so we TPNPB Central Command Headquarters will no longer trust Egianus Kogeya and his group. 

 That happened, the Indonesian Military and Police paid bribes to Edison Gwijangge to persuade Egianus Kogeya to release the pilot, in this way cleaning Indonesia's face in the eyes of the international community. 

Now that the TPNPB does not have Mehrtens, are you worried that the Indonesian military will launch an attack? 
Answer:
The attack was commonplace, and the TPNPB has never been afraid of the Indonesian Military and Police, and is ready to fight against Indonesia's illegal occupation of West Papua. 

How was Mehrtens treated when he was taken hostage? 
Answer:
Yes, we think that's normal, meaning that holding him must be guarded properly. Because he is not an enemy, but a civilian from our neighboring country. 

Why was Mehrtens taken hostage in the first place? 
Answer:
Yes, it violates the TPNPB's prohibition, because he landed his aircraft in the Armed Conflict Area, which is a restricted area.

In your opinion, does the Mehrtens hostage-taking have a negative impact on the overall West Papuan independence movement? 

No, because hostage-taking is common and often occurs in armed conflict areas around the world, so this is not the first time. 

Answer by Sebby Sambom, The Spokesman of WPNLA

Pos  admin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Pilot Mark Mehrtens Membawa Ole-Ole Nilai kemanusian junjung tinggi di mata TPNPB-OPM maka dari awal penahanan sampai dibebaskan selama 19 bulan, salah satu kehormatan layak beri kepada EGIANUS dengan anak buahnya karena menjaga kehidupan kesehatan pada pilot philip mark mehrtens dengan sangat terjamin hingga pulang juga dengan keadaan sehat jasmani dan rohani sang pilot. Pada saat dibebaskan juga diberikan ole-ole Ayam Kampung kepada pilot ini sungguh sangat luar biasa kinerja pejuang PAPUA MERDEKA.  🍁🍁🍁 Versi Sendiri Hal hal baik terus bertumbuh dalam gengaman derita yang tak kunjung usai, sembari menunggu berhenti deras darah Manusia Papua Rekam realitanya lalu uraikan dalam bentuk karya versi sendiri.  AmoYatt 🍁🍁🍁 Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu j...

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah...