Langsung ke konten utama

TOLIKARA MULAI DUKA PADA NATAL 2022, MILITER INDONESIA MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MASYARAKAT SIPIL DI TOLIKARA

Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Tolikara, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Korban Penembakan Oleh kepolisian kab Tolikara. Di makamkan hari ini (tgl 20 Desember 2022).

Korban penembakan tersebut pada awalnya TNI dan Polri Indonesia yang bertugas di Tolikara menggap bahwa masyarakat berrambut panjang dan berkumis panjang  adalah TPNPB/OPM sehingga Langsung dibunuh.

Almarhum atas nama Wilim alias Kelabur Wunungga meninggal dunia akibat di tembak oleh Pihak kepolisian Polres Tolikara Ampera pada tgl 19 Desember 2022. Almarhum di makamkan Di distrik Biuk kab Tolikara ksta Yanu.

Lanjut Yanu, Korban meninggal Murni di tembak dengan senjata oleh gabungan aparat TNI POLRI di kabupaten Tolikara. Penembakan tersebut 3 korban lainnya masih dalam perawatan di rumah pribadinya masing-masing, katanya.

Penembakan dari sekian kali penembakan yang dilakukan oleh aparat TNI POLRI terhadap masyarakat sipil di kabupaten Tolikara yang belum pernah terungkap pelakunya, pada hal banyak kali dilakukan penembak terhadap masyarakat sipil, katanya.

Pihak korban diminta kepada Semua toko-toko masyarakat, Adat, Pemuda, Gereja Mahasiswa dan seluruh rakyat Tolikara Untuk mendesak pemerintah daerah dan TNI POLRI kolonal Indonesia untuk usut tuntas kasus penembakan yang terjadi di kabupaten Tolikara tersebut, punggasnya.

 Hal perilaku dan perbuatan kali ini tindakan kejahatan kemanusiaan dan melanggar hukum kolonal Indonesia dan internasional.

Jika kejadian kejahatan kemanusiaan seperti ini dibiarkan maka Kedepannya Aparat kolonial Indonesia akan melakukan penembakan terhadap masyarakat Tolikara seperti ini terus akan terjadi, punggasnya.

Pihak korban menyerukan kepada Seluruh Komponen rakyat Tolikara siapkan Barisan perlawanan untuk mengusir pencuri dan pembunuh Rakyat Papua dari Tolikara.

Iya pun menjelaskan bahwa MOGOK SIPIL NASIONAL [MSN] adalah Tindakan kita bersama dan tujuan kita bersama untuk mempertahankan tanah adat kita dengan baik.

Post Atmind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPOTONG PERAHU KERTAS

"Satu Pucuk Melawan Seribu" Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tidak ada harapan, tidak ada kekuatan Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan satu pucuk senjataku Seribu pucuk senjata, menghadapku dengan garang Tapi aku tidak takut, aku tidak gentar Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan membuktikan, bahwa satu pucuk senjata bisa menang Musuhku banyak, tapi aku tidak sendirian Aku memiliki keadilan, aku memiliki kebenaran Aku akan melawan, dengan semangat dan kepercayaan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku. TanahAirTercinta WestPapua 🍁🍁🍁 Anak yg Boleh Mencintainya. Anak ku. Ayah sangat merindukan mu. Tetapi Apa yang ayah lakukan hari ini suatu ketika anak besar akan mengerti penindasan atas negeri mu. Anak ku. Ay...

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

GEREJA BUKAN TEMPAT TERPROVOKASI,GEREJA MENGAJARKAN PERDAMAIAN DUNIA

Artikel, Viktor Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Gereja jangan lupa memberi pesan Firman Tuhan tentang pembebasan, keadilan, dan perjuangan kepada umat Tuhan yang sedang terjajah itulah kerja yang benar demi umat di seluruh dunia kata Viktor Yeimo korban rasis satu ini dalam artikelnya. Kurangi khotbah yang menekankan pada ketabahan dan kepasrahan tanpa memberi dorongan untuk bertindak, karena itu akan membuat umat menjadi pasif dan apatis terhadap kondisi penindasan yang mereka alami. Firman Tuhan harus menginspirasi dan memotivasi umat untuk bangkit dan berjuang melawan penindasan. Gereja seringkali kurang mengakomodasi teologi pembebasan yang relevan dalam konteks umat yang terjajah. Teologi pembebasan menekankan pada pentingnya perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan sebagai bagian dari iman Kristen. Gereja perlu mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam setiap khotbah dan pengajaran agar umat merasa didukung d...