Langsung ke konten utama

' s w i t c h '

Oleh. Ayu
'-'    Aku  adalah  kaca  yang  bisa  membuatmu  mengerti  bagaimana  dirimu , Dan  yang  bisa  membuatmu  melihat  masa  lalu , Tak  pernah  bisa  aku  membuatmu  menatap  kedepan , Kecuali  aku  kau  buang . namun  setidaknya  aku  bermanfa'at  walau  hanya  sesa'at  .

Dalam  menapaki  kehidupan  ini  mencobalah  untuk  bisa  Menyelam   dalam  setiap  realitas  kehidupan  ini , Hingga  kamu  teruji , matang  dan  kaya  akan  pengalaman  dalam  hidup  ini  . 

Mengingat  dan  bertafakkur  juga  perlu  lebih  intens  bersama Tuhan  diperlukan  saat  kamu  menyendiri  utamanya  dikeheningan  malam , 

terlebih  saat  kamu  berinteraksi  sesama  mahluq  Tuhan , supaya  kamu  tak  merasa  punya  pikiran   terselububung , jahat  dan  picik  dalam  bergaul  di  lingkunganmu  .

memaknai  segala  sesuatu  lalu  mengambil  sebuah  kesimpulan  . Bahwa  ini  begini  dan  itu  begitu . menyimpulkan  yang  kemudian  menjadi  pendirian  mu . 

Sehingga  tidak  merasa  terombang - ambing  dalam  menjalani  kehidupan  ini  . 

Orang  yang  telah  mendapatkan  suatu  kesimpulan , cenderung  lebih  tenang . Lebih  merasa  pasti  dalam  menjalani  hidup . 

Ini  bukan  sebagai  pencarian  untuk  menemukan  titik  kebenaran . Dari  dulu  para  spiritual  hanya  mampù  menyimpulkan  berdasarkan  pikiran- nya . 

Dan  apa  yang  manusia  simpulkan  ketika  itu , bisa  berubah  saat  ini . 

Dan  apa  yang  manusia  simpulkan  sa'at  ini , bisa  juga  berubah  dimasa  yang  akan  datang . dan  hidup  itu  dinamis  tidak  monoton   '-'   .

life   always   changes   .


Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

NEGERI BAJAKAN Di negeriku yang lucu ini Nelayan adalah bajak laut Petani bajak tanah Anak-anak bajak wifi Agama bajak kewarasan Pejabat bajak rakyat Di bawah hukum pemerintah bajakan Di negeri yang penuh drama ini Pencuri sandal lebih biadab dari koruptor Nyawa aktivis tak ada harganya dibandingkan sebungkus rokok yang membela tanah adat, dibunuh dan mayatnya dibuang ke dalam got Darah-darah mengalir, membasuh dosa siapa, membaptis anak-anak siapa? Pemuda-pemuda merancang perlawanan Dari dusun-dusun kecil, pulau-pulau terpencil Dari pendidikan-pendidikan yang kalian sebut, terbelakang Dari orang-orang yang kalian sebut miskin dengan baju diskriminasi Pemuda-pemuda jangan berhenti melakukan perlawanan Di negeri yang lebih mencintai baliho daripada rakyatnya sendiri Di negeri yang lebih mencintai investor daripada anaknya sendiri Jangan berhenti melakukan perlawanan di negeri yang sibuk membangun dinasti politik daripada membangun sekolah dan rumah sakit Sekolah baik-baik, b...

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki - Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962. “Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024. Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua. Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ; 1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan p...