Langsung ke konten utama

WAINE TIDAK MEMATAHKAN SEMANGAT JUANG

Oleh. Gemuruh
Tetesan Air Mata Ibunda, Kana, Melangkah Tanpa Alas Kaki,
WAYNE….. semangat yang sangat indah. Sungguh kehidupan yang luar biasa yang dia miliki dan kehadirannya yang luar biasa selama dia bersama kami.

 Tentu saja warisan musiknya ada untuk menginspirasi generasi mendatang, tetapi bagi kita yang mengenalnya, dia menyentuh kita semua dalam banyak hal. Menghabiskan waktu bersamanya berarti berbagi dalam perspektif kosmiknya yang luas dan imajinasinya yang tak terbatas. 

Ketika saya masih seorang musisi muda yang tinggal di London, mendengarkan rekaman dan komposisinya memperkenalkan saya pada cara berpikir baru tentang musik. 

Ketika saya bergabung dengan band Miles pada tahun 1968, Wayne berusaha keras untuk membuat saya merasa diterima dan menghabiskan waktu berbicara dengan saya tentang visinya yang unik tentang kehidupan dan musik. Sebagai orang asing di negeri asing, ini sangat berarti bagi saya. 

Saya ingat sebuah latihan yang kami lakukan beberapa tahun yang lalu untuk sebuah konser dengan Herbie Hancock dan sekelompok besar musisi yang luar biasa. 

Setelah beberapa jam menyusun musik, kami beristirahat. Ketika kami kembali, kami sedang mendiskusikan komposisi mana yang harus kami lihat lagi ketika Wayne berkata 'Anda tidak dapat melatih yang tidak diketahui'. 

Kami saling memandang dan menyadari bahwa kami telah menghabiskan cukup waktu untuk menyiapkan materi dan yang perlu kami lakukan hanyalah muncul di konser dan menikmati menjelajahi spontanitas saat itu. 

Perjalanan musiknya adalah salah satu penjelajahan tanpa rasa takut yang tidak diketahui dan menyerah pada momen penciptaan. 

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

NEGERI BAJAKAN Di negeriku yang lucu ini Nelayan adalah bajak laut Petani bajak tanah Anak-anak bajak wifi Agama bajak kewarasan Pejabat bajak rakyat Di bawah hukum pemerintah bajakan Di negeri yang penuh drama ini Pencuri sandal lebih biadab dari koruptor Nyawa aktivis tak ada harganya dibandingkan sebungkus rokok yang membela tanah adat, dibunuh dan mayatnya dibuang ke dalam got Darah-darah mengalir, membasuh dosa siapa, membaptis anak-anak siapa? Pemuda-pemuda merancang perlawanan Dari dusun-dusun kecil, pulau-pulau terpencil Dari pendidikan-pendidikan yang kalian sebut, terbelakang Dari orang-orang yang kalian sebut miskin dengan baju diskriminasi Pemuda-pemuda jangan berhenti melakukan perlawanan Di negeri yang lebih mencintai baliho daripada rakyatnya sendiri Di negeri yang lebih mencintai investor daripada anaknya sendiri Jangan berhenti melakukan perlawanan di negeri yang sibuk membangun dinasti politik daripada membangun sekolah dan rumah sakit Sekolah baik-baik, b...

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki - Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962. “Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024. Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua. Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ; 1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan p...