Langsung ke konten utama

Panglima TPNPB Kodap XVIII Ilaga Bridgend Penny Murib Dan Pasukannya Bertanggungjawab Atas Pembunuhan Satu Anggota Intelijen

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Ilaga Intan Jaya- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Panglima TPNPB Kodap XVIII Ilaga Bridgend Penny Murib Dan Pasukannya Bertanggungjawab Atas Pembunuhan Satu Anggota Intel Orang Batak Itu

Siaran Pers Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB Per 1 November 2023

Resmi Dan Bertanggungjawab
Silakan ikuti laporan TPNPB Kodap XVIII Ilaga dibawah ini...!!! 

TPNPB-OPM
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Mereka Kodap XVIII Ilaga bertanggung jawab atas pembunuhan satu anggota intelijen orang Batak yang menyamar sebagai penjaga kios di kab puncak, kampung purume distrik mulia pada tgl: 31/Oktober/2023 jam 01:
Kronologi bermula, seorang warga sipil Papua yang gila membawa pistol mainan dan bermain di sekitar kios korban lalu sontak Intel penjaga kios mengeluarkan pistol asli dan menembaki orang gila tersebut kemudian pasukan TPNPB masuk mengurung sekitar Tempat tinggal pelaku dan menembak mati pelaku yang menyamar sebagai penjaga kios. 

Untuk itu segera warga sipil yang yang datang cari makan di mulia kosongkan wilayah, jika tidak kami siap eksekusi semua masyarakat pendatang yang datang cari makan di seluruh wilayah konflik dan lebih khususnya di mulia.

Penanggung jawab penuh Panglima tertinggi: Goliath Tabuni
Komandan Operasi umum Sorong Samari: Lekagak Telenggen, Dan penanggungjawab Wilayah Panglima TPNPB Kodap XVIII Ilaga, Papua. 

Diteruskan kepada semua pihak oleh Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom, Dan terima kasih atas kerja sama yang baik.

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

NEGERI BAJAKAN Di negeriku yang lucu ini Nelayan adalah bajak laut Petani bajak tanah Anak-anak bajak wifi Agama bajak kewarasan Pejabat bajak rakyat Di bawah hukum pemerintah bajakan Di negeri yang penuh drama ini Pencuri sandal lebih biadab dari koruptor Nyawa aktivis tak ada harganya dibandingkan sebungkus rokok yang membela tanah adat, dibunuh dan mayatnya dibuang ke dalam got Darah-darah mengalir, membasuh dosa siapa, membaptis anak-anak siapa? Pemuda-pemuda merancang perlawanan Dari dusun-dusun kecil, pulau-pulau terpencil Dari pendidikan-pendidikan yang kalian sebut, terbelakang Dari orang-orang yang kalian sebut miskin dengan baju diskriminasi Pemuda-pemuda jangan berhenti melakukan perlawanan Di negeri yang lebih mencintai baliho daripada rakyatnya sendiri Di negeri yang lebih mencintai investor daripada anaknya sendiri Jangan berhenti melakukan perlawanan di negeri yang sibuk membangun dinasti politik daripada membangun sekolah dan rumah sakit Sekolah baik-baik, b...

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki - Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962. “Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024. Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua. Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ; 1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan p...