Langsung ke konten utama

Pria Ini Miliki 8 Istri, Semuanya Akur Tinggal dalam Satu Rumah


ANGKOK
- Seorang seniman tato di Thailand telah mendapatkan banyak perhatian warganet setelah dia diketahui telah berbagi rumah dengan delapan istrinya yang masih muda. Menariknya, mereka mengaku hidup rukun satu sama lainnya.

Ong Dam Sorot, seorang seniman tato muda yang mengkhususkan diri dalam gaya yantra tradisional, baru-baru ini melakukan wawancara dengan seorang komedian populer Thailand mengenai status perkawinannya yang kontroversial.

Sorot menikah dengan tidak hanya satu atau dua wanita, tetapi delapan dan mereka semua tinggal di bawah satu atap sebagai sebuah keluarga besar yang bahagia, demikian diwartakan Oddity Central.

Dalam wawancara yang telah ditonton 3 juta kali di YouTube itu, Sorot memperkenalkan istri-istrinya dan berbicara tentang bagaimana mereka bertemu. Kedelapan wanita itu menggambarkan suami mereka sebagai pria paling baik dan paling perhatian di dunia dan mengaku bahwa mereka bisa bergaul dengan baik.

Sorot bertemu istri pertamanya, Nong Sprite di pernikahan seorang teman dan dengan cepat memintanya untuk menikah. Dia bertemu istri yang kedua Nong L, di sebuah pasar, dan Nong Nan, istri ketiganya, di rumah sakit. Istri keempat, kelima dan keenam Sorot bertemu melalui media sosial, Instagram, Facebook, dan TikTok.

Sementara istri ketujuh, Nong Film, pria itu bertemu saat mengunjungi kuil Phra Pathom Chedi bersama ibunya, adapun istri kedelapan dan terakhirnya, Nong Mai, dia temui saat berlibur di Pattaya bersama empat istrinya.

Lihat juga: Azriel Hermansyah Bantah Isu Putus dengan Sara

 By, Atmin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

NEGERI BAJAKAN Di negeriku yang lucu ini Nelayan adalah bajak laut Petani bajak tanah Anak-anak bajak wifi Agama bajak kewarasan Pejabat bajak rakyat Di bawah hukum pemerintah bajakan Di negeri yang penuh drama ini Pencuri sandal lebih biadab dari koruptor Nyawa aktivis tak ada harganya dibandingkan sebungkus rokok yang membela tanah adat, dibunuh dan mayatnya dibuang ke dalam got Darah-darah mengalir, membasuh dosa siapa, membaptis anak-anak siapa? Pemuda-pemuda merancang perlawanan Dari dusun-dusun kecil, pulau-pulau terpencil Dari pendidikan-pendidikan yang kalian sebut, terbelakang Dari orang-orang yang kalian sebut miskin dengan baju diskriminasi Pemuda-pemuda jangan berhenti melakukan perlawanan Di negeri yang lebih mencintai baliho daripada rakyatnya sendiri Di negeri yang lebih mencintai investor daripada anaknya sendiri Jangan berhenti melakukan perlawanan di negeri yang sibuk membangun dinasti politik daripada membangun sekolah dan rumah sakit Sekolah baik-baik, b...

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki - Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962. “Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024. Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua. Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ; 1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan p...