Artikel
Oleh: Natan Tebai
Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Moanemani, Melngkah Tanpa Alas Kaki, Foto Jeruk Dalam noken ini, saya naksir dan saya minta dari Awin Kekeni Kanakameri untuk sebagai pelajaran dan mengingatnya karna foto dari mowanemani hasil kebun buatan Belanda.
Gambar ini penting Bagi saya dan kawan-kawan pembaca Karna mengingat cerita-cerita orang tua (ayah dan ibu) tahun 1990an bahwa jeruk ini banyak tumbuh di lembah Hijau Kamuu.
Duluh kamu menjadi prioritas tumbuhan dan bahan makanan sayur buah_buahan dan tebuh termasuk ubi, ubi kayu.
Misionaris Belanda datang ke Mowanemani tak hanya menjd pelanyan Gereja, sebagai Bruder,Pastor, suster dll mereka juga punya latar belakang keterampilan sebagi petani terampil, sejumlah tanaman dari Belanda mereka bawa dan tanam serta dalam kegiatan Pastoran mereka ajar pada Masyarakat setempat dengan seadil adilnya.
Saban hari saya berkunjung ke Pasar Mowanemani di giliran sungai Tuka, ketemua seorang Bapak Marga Goo. Ia cerita byk bahwa saat ini tahun 2022 tak bayak orang memiliki jeruk Belanda, pohon2 ditebang dan bangun rumah, pohon jeruk Belanda tak hanya kering tapi akar2pun dicabut dan dibakar.
Bapak Goo membiayai smua anak2 sekolah dr hasil jualan jeruk , banyak yang sudah menjadi pegawai dan mereka semua adalah Sarjana.
Prestasi ayah yang ulet, rajin, dan rutin jalankan aktivitas dagang jeruk ini ia berhasil mendidik anak2.
Ketika ada di sekitaran kota tua, Jayapura, Sentani, Merauke, Bayak, Serui, Nabire, dimana ada Mall disitu ada jual jeruk Belanda ini dengan harga cukup tinggi, Sekantong//sekilo jeruk kisaran Rp.80 Ribu.
Jika sepohon hsilkan 1000 buah petani bisa memanen jeruk dan memanen hasil jual dengan pendapatan bersih Rp.10 juta.
Apa yang kita bisa buat di Mowanemani, ada KAPP dikoordinir Arnoldus Douw dan kawan-kawan bisa melihat peluang pasar, jeruk, dan mall.
Selain itu untuk bangkit ekono rakyat Mowanemani Agar petani dan pohon jeruk Belanda kembali dapatkan peluang yang ada diMowanemani, kota-kota di Papua dengan targetkan Jeruk Belanda dr Mowanemani masuk pasaran .
Jika smua abaikan potensi ini, rakyat akan hidup melarat hilang lapangan kerja, peluang pasar dan mereka akan hidup bergantung pada hal yang Tidak bertuan "hidup minta2 di negri sendiri"....suasana kehidupan pun dulu (1990an) tak seindah kini (2022).
Ada suasana kehidupan dalam masyarakat yang kontras antara masa lalu dan masa kini.
Pohon Jeruk ini hanya masih ada Pastoran TIMEPA, tempat lain sudah musnah dengan berjalannya waktu.
Semoga postingan ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan masa depan, sehingga bisa menjadi pelajaran kita bersama.
Post. Atmind
Komentar
Posting Komentar