Langsung ke konten utama

Truk Terbalik di Trans Nabire-Timika

Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua  TIMIKA, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Trans Nabire-Timika, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, memakan puluhan korban baik yang luka-luka maupun meninggal dunia, Selasa (22/11/2022).

Kecelakaan ini terjadi akibat truk melaju dengan kecepatan tinggi, saat melewati tikungan, laju truk tidak dapat dikendalikan dan akhirnya terbalik. Puluhan penumpang terpental dari atas bak truk.

Para korban luka-luka saat ini masih dirawat di RSMM Caritas, begitu juga korban meninggal dunia masih disemayamkan di kamar jenazah.

Berikut identitas korban:Korban meninggal dunia.

1. Agus Tabuni
2. Epelius Magai atau Siprianus Magai
3. Yulianus Magai
4. Joe Wamuni (siswa baru lulus SD)
5. Abraham Gobai

Korban luka-luka:

1. Yonas Bukaleng (luka kaki kiri patah)
2. Yoprence Wamuni (luka pelipis sebelah kanan)
3. Simon magai (luka lecet kaki kanan)
4. Derek Yupini (luka lecet di kepala)
5. Ijat Kobogao (luka di rusuk sebelah kanan).
6. Otopianus Tobat (luka robek di kepala belakang)
7. Marinus Yupini (luka lecet tangan kiri).
8. Yance Magai (luka lecet di kepala sebelah kiri)
9. Agustina Tobai (luka lecet di kepala depan)
10. Yohana Magai (luka lecet di tangan kiri, punggung tangan kanan, pipi sebelah kanan)
11. Kaltinus (luka lecet di tangan kiri)
12. Judenti Hanau (luka lecet di pelipis sebelah kanan)
13. Damianus Magai (luka lecet di dahi)
14. Yos Magai (luka lecet di tangan kiri)
15. Julita Wamuni (luka lecet ditangan kanan)
16. Jonia Wamoni (tidak luka)
17. Meridana Magai (luka lecet di perut sebelah kanan)
18. Tinus Hanau (luka robek di tangan kanan)
19. Aprianus Wamuni (luka robek di pelipis sebelah kiri).
20. Yulianus Yatipati (luka lecet di pipi kiri).

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPOTONG PERAHU KERTAS

"Satu Pucuk Melawan Seribu" Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tidak ada harapan, tidak ada kekuatan Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan satu pucuk senjataku Seribu pucuk senjata, menghadapku dengan garang Tapi aku tidak takut, aku tidak gentar Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan membuktikan, bahwa satu pucuk senjata bisa menang Musuhku banyak, tapi aku tidak sendirian Aku memiliki keadilan, aku memiliki kebenaran Aku akan melawan, dengan semangat dan kepercayaan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku. TanahAirTercinta WestPapua 🍁🍁🍁 Anak yg Boleh Mencintainya. Anak ku. Ayah sangat merindukan mu. Tetapi Apa yang ayah lakukan hari ini suatu ketika anak besar akan mengerti penindasan atas negeri mu. Anak ku. Ay...

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

GEREJA BUKAN TEMPAT TERPROVOKASI,GEREJA MENGAJARKAN PERDAMAIAN DUNIA

Artikel, Viktor Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Gereja jangan lupa memberi pesan Firman Tuhan tentang pembebasan, keadilan, dan perjuangan kepada umat Tuhan yang sedang terjajah itulah kerja yang benar demi umat di seluruh dunia kata Viktor Yeimo korban rasis satu ini dalam artikelnya. Kurangi khotbah yang menekankan pada ketabahan dan kepasrahan tanpa memberi dorongan untuk bertindak, karena itu akan membuat umat menjadi pasif dan apatis terhadap kondisi penindasan yang mereka alami. Firman Tuhan harus menginspirasi dan memotivasi umat untuk bangkit dan berjuang melawan penindasan. Gereja seringkali kurang mengakomodasi teologi pembebasan yang relevan dalam konteks umat yang terjajah. Teologi pembebasan menekankan pada pentingnya perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan sebagai bagian dari iman Kristen. Gereja perlu mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam setiap khotbah dan pengajaran agar umat merasa didukung d...