Langsung ke konten utama

Uɴᴛᴜᴋ Sᴋᴜᴀᴅ Pᴇʀsᴇᴡᴀʀ, Bᴏᴀᴢ Sᴏʟᴏssᴀ : Kɪᴛᴀ Hᴀʀᴜs Lᴇʙɪʜ Fᴏᴋᴜs Dɪ Dᴜᴀ Lᴀɢᴀ Tᴇʀᴀᴋʜɪʀ

Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Tua Waropen-Melangkah Tanpa Alas Kaki_Kapten Persewar Waropen, Boaz Solossa berpesan kepada rekan-rekannya agar bermain lebih fokus lagi di dua pertandingan terakhir yang akan dilakoni pada lanjutan babak 12 besar Grup Z.

Pasalnya, jika ingin menjaga asa lolos ke babak semi final memperebutkan jatah satu tiket runner up terbaik, Persewar wajib menyapu bersih kemenangan di dua laga sisa menghadapi Persipal Palu dan PSBS Biak.

Boaz Solossa sebagai kapten tim pun meminta rekan-rekannya  lebih fokus dan menjalankan instruksi pelatih dengan baik, saat bertanding usai  menelan kekalahan di rumah sendiri dari Gresik United, Senin (22/1/2024) kemarin.

“Kita sudah harus lupakan hasil pertandingan lawan Gresik United. Kita harus mendengarkan apa yang sudah disampaikan oleh pelatih kita, supaya kita bisa mengoreksi dan mendalami permainan kita,” kata Boaz.

“Istirahat dan menjaga kondisi kebugaran kita serta menjalankan instruksi pelatih dengan baik supaya pada pertandingan menghadapi Persipal Palu dan PSBS Biak di laga terakhir nanti bisa maksimal.”

Ia berharap timnya bisa belajar dari kekalahan untuk saling mengevaluasi demi mendapatkan hasil maksimal di dua pertandingan sisa.

“Kita harus belajar dari laga sebelumnya untuk bisa tampil bagus, bahkan harus lebih baik dari pada kemarin. Di dua laga terakhir kita harus lebih fokus dalam persiapan supaya bisa memberikan hasil terbaik dan lebih siap lagi untuk meraih kemenangan,” katanya.

Saat ini, tim berjulukan Mutiara Bakau itu masih tertahan di posisi juru kunci Grup Z dengan mengumpulkan 3 poin. Mereka masih berpeluang untuk merebut jatah runner up terbaik, jika menang di dua laga terakhir dan Gresik United kalah lawan PSBS Biak. 

Post. Admin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

NEGERI BAJAKAN Di negeriku yang lucu ini Nelayan adalah bajak laut Petani bajak tanah Anak-anak bajak wifi Agama bajak kewarasan Pejabat bajak rakyat Di bawah hukum pemerintah bajakan Di negeri yang penuh drama ini Pencuri sandal lebih biadab dari koruptor Nyawa aktivis tak ada harganya dibandingkan sebungkus rokok yang membela tanah adat, dibunuh dan mayatnya dibuang ke dalam got Darah-darah mengalir, membasuh dosa siapa, membaptis anak-anak siapa? Pemuda-pemuda merancang perlawanan Dari dusun-dusun kecil, pulau-pulau terpencil Dari pendidikan-pendidikan yang kalian sebut, terbelakang Dari orang-orang yang kalian sebut miskin dengan baju diskriminasi Pemuda-pemuda jangan berhenti melakukan perlawanan Di negeri yang lebih mencintai baliho daripada rakyatnya sendiri Di negeri yang lebih mencintai investor daripada anaknya sendiri Jangan berhenti melakukan perlawanan di negeri yang sibuk membangun dinasti politik daripada membangun sekolah dan rumah sakit Sekolah baik-baik, b...

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki - Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962. “Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024. Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua. Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ; 1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan p...